21. Penculikan Icy dan Pengorbanan Samudra

1.4K 160 38
                                    

TET TET TET TET!

Gadget yang tergeletak begitu saja di samping mangkuk mie ayam mengeluarkan bunyi nyaring membuat 3 pelanggan mie ayam pinggir jalan yang sedang makan itu terkejut sekaligus bingung.

"Eh, bunyi apaan, nih? Alarm gempa, kah?" tanya salah satu dari mereka.

Samudra buru-buru mematikan alarm tersebut dan menjawab, "Bukan kok. Ini dari hp saya. Maaf, ya."

Tidak berselang lama ponselnya kembali bergetar karena banyak pesan masuk dari grup keluarga.

Samudra hanya membacanya saja melalui jendela notifikasi. Jantungnya berdegup kencang begitu membaca pesan yang menanyakan keberadaan Icy karena alarm tanda bahaya tersebut ditekan dari ponselnya.

"Nggak mungkin, kan?" gumamnya pelan sekali.

Samudra meneguk ludahnya susah payah. Ia memandang sekejap mie ayam nya yang masih banyak, kemudian berdiri lalu meraih tasnya di kursi sebelah kemudian mendekati penjual mie ayam yang duduk di belakang gerobaknya.

"Pak, totalnya berapa?"

Si penjual langsung berdiri. "Mie ayam satu sama es teh satu ya? Jadi 20 ribu, dek."

Remaja berseragam sekolah dengan jaket hitam yang menutupi tubuh atasnya itu merogoh saku celana, mengeluarkan selembar uang dengan nominal 20 ribu rupiah.

"Makasih banyak ya, Pak."

"Iya Dek makasih kembali."


ᴛʰᵉ ᴀᶜʰⁱˡˡᵉˢ


Selama di perjalanan menuju rumah menggunakan taksi, ponsel Samudra terus berdering singkat. Obrolan panik di grup keluarga masih berlanjut sampai sekarang. Bahkan sesekali Samudra melihat nama nya di sebut oleh mereka. Namun ia enggan untuk menjawab.

Samudra tahu siapa dalangnya. Perempuan jahat itu. Dia yakin sekali. Anggun sudah tahu kalau Ayah sudah mencurigainya, jadi bisa saja dia juga menyeret Icy ke masalah ini.

Ya, dia harus mendatangi tempat itu sekarang.

Drrrtt!

Drrrtt!

Drrrtt!



Ayah kece:
Samudra kamu di mana? Situasi lagi genting begini tolong jawab pesan di grup ini, Nak.

Apin kembaran Upin:
Tolong jawab, Sam. Bilang ke kita kalo lo baik-baik aja.

Kak Reizo:
Sahutin, Sam. Jangan bikin orang khawatir.

Mas Sagalak:
Dek, Mas Saga nggak tau kamu di mana sekarang. Kamu pasti dapet notifikasi alarm bahaya dari hp Icy, kan? Icy lagi nggak baik-baik aja, Dek. Kamu di mana? Ayo kita kumpul buat bahas ini.

Arnesh pendek:
Gue harap lo baik-baik aja di luar sana, Samudra. Jangan gegabah, ya? Kita semua di sini dukung lo. Kita percaya sama lo, Sam.

Bibir Samudra bergetar menahan tangis setelah membaca semua pesan itu. Lama kelamaan ia terisak hebat membuat supir taksi meliriknya khawatir dari kaca di atas dashboard.

Ingin sekali rasanya pria itu menanyakan keadaan penumpangnya, tapi takut di cap tidak sopan dan melanggar privasi. Jadi ia hanya bisa memastikan keadaan Samudra melalui kaca saja.

Bahkan rintihan tangis Samudra terdengar memilukan di telinga sang supir taksi.

Maaf. Maaf. Sam janji bakalan nolongin Icy dan bawa pulang Icy dengan selamat.

Samudra pun mengubah tujuannya.

ᴛʰᵉ ᴀᶜʰⁱˡˡᵉˢ

"Lepasin gue! Ck, sakit, lepaskan nggak?!"

The Achilles •Local VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang