22. Little Boys

898 156 30
                                    

Dari 8 Oktober 2023 ke 17 Juni 2024 guys 😭😭😭 I'm so sorry 😭😭🙏🏻 Apa kabarnya kalian? Sehat-sehat? Makasih banyak buat yang masih setia nungguin Achilles update 😭😭.

Selamat membaca yaaa ❤️

.

Setelah pulang ke rumah Icy mengalami sedikit trauma, dia merasa was-was dengan orang sekitarnya, padahal ia hanya dikelilingi oleh keluarga sendiri.

Pelukan dari kakaknya; Reizo, membantu Icy untuk tenang. Gadis itu belum menceritakan apa pun soal kejadian penculikan itu.

"Sebenernya ada apa, sih?" tanya Danu, mulai tak sabar dengan apa yang terjadi pada adik sepupunya.

"Lo bisa sabar?" tanya Reizo dengan nada rendahnya.

Ia tidak ingin adiknya merasa terintimidasi.

"Yaudah gini aja. Ayah mau ke rumah sakit, kayanya Marvin juga tau sesuatu tentang masalah ini. Kalian di sini jaga Icy—"

"Icy mau ikut!"

Icy bersuara dengan suara bergetar. Kedua tangannya menggenggam tangan ayah dan memohon.

Basta tersenyum. "Kamu istirahat aja, ya. Jangan dipaksain."
Lagi-lagi gadis itu menitikkan air mata. "Mau Kak Marvin. Mau ketemu Kak Marvin."


Kembali ke sebuah bangunan bekas pabrik yang kumuh, tepat di sebuah kamar seorang remaja laki-laki meringkuk ketakutan. Badannya yang penuh luka gemetar hebat. Ia memeluk lututnya semakin erat saat pintu kamar terbuka.

Dia; Samudra, tidak berani melihat siapa yang datang. Ia menyembunyikan wajah di lipatan tangannya.

Langkah kaki semakin mendekat sampai akhirnya ia merasakan seseorang berlutut di sampingnya dengan tangan menyentuh punggungnya yang tidak dilapisi sehelai kain pun.

Perlu ditegaskan sekali lagi, Samudra hanyalah seorang remaja berumur 18 tahun. Hanya badannya saja yang tumbuh semakin besar, pikirannya belum sematang itu untuk menghadapi situasinya.

Bagaimana tidak ketakutan, Samudra tersadar dari pingsannya tanpa mengenakan pakaiannya. Hanya menyisakan underwear di tubuhnya. Dia takut dan tidak tahu apa saja yang sudah dilakukan Anggun pada tubuhnya.

Selain itu, ini bukan tempat yang kemarin ia datangi. Dia tidak tahu ke mana Anggun membawanya pergi.

"Sam."

Samudra semakin merapatkan tubuhnya pada dinding, berusaha menghindari sentuhan tangan jahat Anggun.

"Kamu belum saya apa-apain aja udah ketakutan gitu," ledeknya.

Samudra tidak peduli. Ia melirik wanita itu yang kini duduk di sampingnya. Persetan dengan kalimat "belum diapa-apain"

"Setiap ngeliat kamu rasanya saya makin kangen sama Maya."

Ia reflek menoleh saat nama bundanya disebut. "Ta-Tante—"

"Kamu pasti kaget ya saya bisa kenal sama Bundamu?"

Bola matanya bergerak gelisah, Samudra penasaran hanya saja ia merasa takut.

"Rileks, Sam. Saya bakalan ceritain pelan-pelan."


.


"Anggun?! Semua ini bener ulah dia?!"

Sebagai orang yang di interogasi, Marvin dan Icy mengangguk. Mereka takut melihat tatapan mata Basta yang sangat tajam.  Tidak pernah mereka melihat ayahnya semarah ini.

Brak!

Basta menggebrak sisi ranjang Marvin dengan kencang membuat anak-anaknya terlonjak.

Sebagai anak tertua Sagara mendekati Basta dan mengusap lengan pria itu. "Ayah tenang, jangan terbawa emosi, Yah. Kita cari jalan keluarnya dengan kepala dingin," kata si sulung lembut.

The Achilles •Local VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang