☆13. Ternyata, hatimu masih miliknya☆

3.4K 426 67
                                    

Bruk!

Sakura membuka pintu ruangan Sasuke dengan keras, membuat sang pemilik ruangan mengalihkan perhatian kepadanya. Arah mata Sasuke mengikuti langkah kaki Sakura yang berjalan ke arahnya hingga berhenti di depan meja dengan tatapan mata Sakura yang penuh kekecewaan membuat relung hati Sasuke diliputi perasaan menyesal.

Sasuke menelan salivanya kasar, ia harus berani menghadapi Sakura sekarang, tidak boleh menjadi pengecut lebih lama. Ia harus menyelesaikan semuanya, termasuk perasaannya agar tidak terbelenggu dalam masa lalu.

"Sa-"

"Mengapa kau mengabaikanku?!" potong Sakura to the point.

Sasuke menjawab dengan hati-hati, "Aku tidak mengabaikanmu, aku sedang sibuk, maaf aku seperti melupakanmu."

"Kenapa kau selalu seperti ini? Selalu seenaknya sendiri terhadapku!" katanya dengan penuh kekecewaan.

"Maaf-"

"Aku tidak butuh maafmu! Aku hanya butuh penjelasan darimu. Penjelasan atas sikapmu yang tiba-tiba berubah. Bahkan untuk mengabariku saja kau tidak bisa!"

"Aku akan mengabarimu jika sudah waktunya. Aku butuh waktu." Ya, aku butuh waktu untuk diriku sendiri, untuk berdamai dengan perasaan dendam ini.

"Kapan?! Hah!" sentak Sakura.

"Aku pasti akan menghubungimu setelah aku menyelesaikan semuanya."

"Apa wanita di rumah sakit itu alasan perubahanmu saat ini?!"

Tepat sasaran.

Sakura menebak dengan tepat, mulutku tertutup rapat saat namanya di sebut, sebenarnya aku belum siap lagi mendengarnya.

"Diam mu menjelaskan semuanya, sebegitu berharga wanita itu? Sampai-sampai kau memaksaku menikah, bertindak tanpa pikir panjang. Sehebat itu pengaruhnya untukmu?"

Deg!

Sasuke yakin dia dalam masalah besar. Seketika perasaannya diliputi ketakutan Sakura memilih menyerah darinya. Sasuke takut kehilangan, namun mulutnya terasa kelu untuk berbicara.

"Kalau kau masih mencintainya, mengapa melibatkanku saat cintamu belum usai kepadanya? Kamu pikir aku robot yang tidak punya perasaan? Aku manusia biasa, aku bisa jatuh cinta, aku bisa merasa terluka, aku bisa merasa menderita. Lantas jika kau terluka karenanya, apa harus mengajakku ikut terluka?!" ucap Sakura dengan berusaha tegar.

Sasuke seketika merenung, ia merasa terluka karena Yui, dan ia seolah mengajak seseorang untuk terluka bersamanya.

Sakura benar. Dirinya benar-benar kejam karena mengajak seseorang untuk terluka bersamanya, kecewa bersamanya. Saat memaksa Sakura menikah dengannya, jelas sekali ia memberikan beban yang amat besar kepada Sakura. Di saat mereka tampak saling menerima status pernikahan, dirinya malah bersikap seolah tidak memiliki perasaan pada Sakura.

"Perasaanmu belum usai kepadanya? Kau ingin bersamanya? Padahal hatinya bukan milikmu lagi, selemah itu kah seorang Sasuke Uchiha? Di mana seorang Sasuke Uchiha yang selalu rasional? Bahkan semua orang menganggapmu sangat rasional, tapi dalam urusan cinta, kerasionalan mu menghilang begitu saja?"

Sakura benar lagi, dirinya tidak pandai dalam urusan perasaan, terlalu mudah terbawa emosi, itu juga kekurangan terbesarnya. Bahkan Naruto sering menegur masalah emosi kepadanya, karena hal itu juga yang membuat Sasuke tetap mempertahankan Naruto sebagai temannya, agar selaku mengingatkan ketika ia salah.

"Aku tahu, bahwa aku salah. Maaf, aku mengecewakanmu atas apa yang terjadi. Tapi perlu kau ketahui, bahwa aku tidak menipumu, semua sikapku sebelumnya benar-benar karena aku ingin belajar mencintaimu. Jujur, aku sempat goyah atas perasaanku, aku menelaah bagaimana perasaanku sesungguhnya, aku takut mengambil langkah salah. Maka dari itu, aku menjaga jarak darimu untuk sementara waktu."

"Aku mengerti! Aku selalu belajar mengerti dirimu, tapi kau selalu seperti ini, bersikap egois kepadaku! Kamu sendiri yang memaksaku menikah denganmu, kamu sendiri yang membuatku merasa kita saling menerima pernikahan ini, tapi kamu sendiri yang mengabaikanku tanpa alasan yang jelas. Setidaknya jika aku menyebalkan, membosankan, katakan saja. Daripada menghilang tanpa kejelasan!" lirih Sakura sarat akan kekecewaan. Mata Sakura berkaca-kaca, membuat Sasuke membelalak dengan cemas.

"Sakura ...,"

Sasuke seakan membisu, tidak bisa bersuara lagi setelah melihat Sakura menangis karenanya. Perasaan Sasuke diliputi perasaan gelisah, takut semuanya berantakan karena ulahnya sendiri.

Aku telah menyakitinya.

Sasuke mengepalkan kuat tangannya, mengumpulkan keberanian untuk berbicara.

Sakura melewati meja hingga berada di depan Sasuke, dengan berani ia setengah membungkuk untuk menggapai bibir Sakura.

Cup!

Sakura mencium Sasuke, memagut bibir Sasuke dengan lumatan-lumatan panasnya. Dari gerakan bibir Sakura, Sasuke dapat mengerti ada kekecewaan, kesedihan, dan frustasi yang Sakura lampiaskan dalam bentuk menciumnya. Sasuke terbawa suasana, ia meraih pinggang Sakura dan menariknya hingga badan mereka menempel, ia membalas setiap lumatan panas Sakura dengan seirama. Mata mereka bersiborok, Sasuke memandang dengan perasaan bersalah, sementara Sakura memandangnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Sasuke tidak suka melihat Sakura menangis karenanya, melihat Sakura terluka karenanya. Sasuke tahu rasanya terluka oleh pasangan, mengapa kini ia melukai sakuranya?

Sasuke merasa gagal sebagai suami. Tapi ia tidak bisa kehilangan Sakura karena ia juga mencintai Sakura, mungkin hatinya memang tengah gamang karena frustasi Yui menikah. Tapi Sasuke frustasi bukan karena mencintai Yui, Sasuke frustasi karena tidak terima Yui bahagia, ia ingin setidaknya Yui merasakan penderitaan karena berselingkuh darinya. Sasuke merasa sudah melakukan yang terbaik untuk Yui, tetapi ia diselingkuhi, dan ia tidak terima orang yang melukainya tetap mendapatkan kebahagiaan.

Alasan Sasuke menjaga jarak dari Sakura beberapa hari ini adalah untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Sasuke tidak mau membawa masalah kekecewaannya ke hadapan Sakura, takut itu akan menjadi masalah bagi mereka. Nyatanya? Ia tetap membuat masalah.

Sakura kini kecewa kepadanya, tampak jelas dari sorot mata yang Sakura tampakkan kepadanya. Ciuman mereka terasa saling menuntut di dalam kefrustasian. Sampai tautan bibir mereka terlepas, Sakura dengan berani berlutut di hadapannya, membuka celananya dan mengeluarkan kejantanannya yang telah berdiri tegak. Sakura mengusap batang kejantanan itu, menjilat ujungnya selagi menaik-turunkan tangannya di batang kejantanan Sasuke.

Sasuke menyandarkan kepala ke sandaran kursi, mulutnya terbuka mendesah nikmat saat tangan dan mulut Sakura mengoral kejantanannya. Tangan Sasuke spontan berada di belakang kepala Sakura, menahan agar Sakura menyelesaikan apa yang ia mulai. Sasuke semakin kenikmatan tatkala kedua bolanya dijilati oleh Sakura yang juga sedang mengocok batang kejantanan. Sasuke merasa begitu puas.

"Ahh ..., Yui-" spontan Sasuke tersadar, nama yang keluar dari mulutnya adalah nama kramat yang seharusnya terlarang diucapkan.

Sasuke menegakkan tubuhnya, menatap Sakura yang ikut menghentikan kegiatan tangannya. Sasuke yakin Sakura sangat kecewa kepadanya setelah ini. Dan, hal itu benar terjadi.

Sakura berdiri, merapikan penampilan, matanya yang memerah tak luput dari penglihatan Sasuke, Sasuke menatap Sakura penuh rasa takut, jelas ia sangat takut kehilangan Sakura.

Dasar mulut sialan!

Sasuke berdiri sejajar dengan Sakura, meraih tangan Sakura, namun Sakura seketika menepis tangannya. Sesaat Sasuke dapat merasakan tangan Sakura bergetar.

"Sakura-"

"Aku ingin bercerai." Potong Sakura dengan cepat, berucap dengan begitu yakin.


☆BERSAMBUNG☆



17-07-2022/Minggu/16.48
By. Sasusaku08/Haruchi08

Married The Agency Owner ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang