Sakura terbangun dari tidurnya, ia perlahan mengubah posisinya menjadi duduk sembari merenggangkan tangannya dan melihat ke arah jam di samping pintu. Seketika Sakura melotot terkejut dirinya bangun siang yaitu bangun pukul delapan pagi. Seharusnya jam delapan Sakura memiliki jadwal di salah satu variety show.
'Gawat! Aku terlambat!' dengan terburu-buru Sakura melompat turun dari atas ranjang, ia menekan tombol yang menggerakan tirai agar terbuka, kemudian Sakura mematikan lampu kamar. Sakura menarik piyama handuk ke dalam kamar mandi.
Dalam keadaan tergesa-gesa Sakura membersihkan seluruh tubuhnya dan kemudian menggosok giginya. Setelah selesai Sakura keluar dari kamar mandi, ia bertemu pandang pada Sasuke yang baru masuk dengan gelas yang berisi susu.
"Ada apa? Tidak usah terburu-buru." Tanya Sasuke sembari mendekati Sakura. Sasuke langsung menarik tangan Sakura dan memberikan gelas yang berisi susu. "Minum itu." Titahnya.
Sakura meminumnya dengan cepat, setelah habis ia kemudian menatap mata Sasuke. "Aku terlambat, seharusnya aku dengan Gyou datang ke acara variety show."
"Kamu sudah diizinkan, mereka tahunya kamu sedang sakit." Ucap Sasuke dengan tenang.
Sakura memandang bingung pada Sasuke. "Mengapa aku diizinkan sakit? Aku sehat, aku sudah membaik."
"Jangan banyak berpikir, kembali ke atas ranjang dan tidur lagi." Titah Sasuke sembari merebut gelas kosong dari tangan Sakura.
"Seharusnya aku profesional, sayang." Ucap Sakura dengan tegas.
"Jauh lebih penting kesehatanmu, menurut pada suamimu, Amore." Ucap Sasuke kekeh melarang Sakura bekerja.
Sakura melongo, sedari semalam suaminya berperilaku seperti dirinya sedang sakit, padahal Sakura sudah sehat lagi. Dan, dari mana Sasuke tahu ia sempat sakit?
"Jam dua belas aku ada jadwal syuting iklan." Ucap Sakura dengan tegas.
"Aku sudah memundurkan jadwalnya, pindah seminggu nanti. Semua jadwalmu telah diubah, Sakura."
Sakura melongo. "Ada apa? Katakan ada masalah apa di agensi tentangku?!"
'Sakura masih tidak mau jujur kepadaku tentang kehamilannya.' Tebak Sasuke sedikit kecewa sang istri tidak mau jujur.
"Ada yang mau kamu katakan kepadaku?" tanya Sasuke, membuat Sakura semakin kebingungan.
"Aku sudah mengatakannya, aku harus bekerja dan profesional terhadap pekerjaanku!"
Sasuke menghela napas berat, Sakura masih tidak mau jujur kepada dirinya. Padahal ia berharap Sakura membagikan masalah kepada dirinya selaku suami Sakura. Eh, tidak, anak mereka bukan masalah.
"Aku tahu kamu belum mau membahasnya, tapi jangan membahayakan dirimu sendiri. Jangan terlalu lama menyembunyikannya, Sakura. Aku juga berhak tahu."
'Apalagi ini?!'
"Kamu aneh! Sumpah, aku tidak mengerti mengapa kamu seperti ini!"
"Kamu istriku, tentu saja aku memedulikanmu. Aku ingin kamu jujur kepadaku."
"Jujur tentang apa? Tidak ada lagi yang aku sembunyikan darimu!"
Drrt!
Ponsel Sasuke berdering, Sasuke melihat layarnya lebih dulu, melihat Shikamaru yang meneleponnya. Sangat jarang sekali untuknya, jika Shikamaru meneleponnya, berarti ada hal mendadak.
"Tunggu sebentar." Ucap Sasuke yang kemudian berlalu sembari mengangkat telepon.
Sakura mendesah lelah, menghadapi keanehan Sasuke ternyata cukup menguras energinya. Sakura segera mendudukkan diri dan bersandar di sofa, ia memperhatikan foto pernikahan mereka di dekat lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Agency Owner ✔
Fanfiction《17》 END 21+ Sang pemilik agensi menikahi idolnya sendiri demi kepentingan pribadi.