☆29. Dalam Kehangatan☆

2.7K 256 7
                                    

Sakura membuka matanya yang terasa berat, semua ingatan menghampirinya tentang kematian Shion. Sakura menghembuskan napas dengan sedih, matanya bergulir ke sekelilingnya memperhatikan ruangan yang sangat ia kenali. Pasti suaminya lah yang membawanya pulang ke rumah. Kepala Sakura seketika menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka, Sasuke keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang diusahakan kepada wajahnya yang basah.

Untuk sejenak, Sasuke menghentikan langkahnya ketika matanya bertemu pandang dengan istrinya. Sasuke tersenyum dan kembali melangkah mendekati ranjang yang ditempati oleh Sakura.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Sasuke yang kemudian menaiki ranjang dan duduk di samping Sakura.

Sakura tersenyum sedih. "Masih sangat terkejut dan tidak menyangka, perasaanku terasa berat dan memelahkan karena aku mengetahui perasaan Shion kepadaku."

Sasuke menghembuskan napasnya dengan lelah, ia kemudian menarik Sakura ke dalam pelukannya, membaringkan tubuh mereka selagi menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka sampai dada.

"Tidak perlu merasa bersalah, kamu tidak bertanggung jawab atas perasaannya, Sakura. Kita tidak bisa mengontrol orang lain agar tidak menyukai kita, jadi jangan merasa bersalah atas apa yang bukan salahmu." Ucap Sasuke dengan lembut, bisa mengerti perasaan Sakura.

Sakura menghela napas berat, terasa sesak di setiap helaan napasnya. Sakura tidak ingin mengingat tulisan itu, setiap teringat perasaannya jadi sangat berkecamuk.

"Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana, aku merasa bersalah dan terbebani atas rasa sakitnya. Entahlah, aku masih gamang, sayang. Aku sangat bersedih karena kehilangan teman seperjuangan, tapi mengetahui banyak rahasia yang ia pendam, membuatku ikut sesak."

"Aku mengerti. Maka dari itu, aku membawamu pulang. Kamu membutuhkan istirahat dan waktu tenang, dan aku juga ingin kamu berada dalam jangkauanku."

"Terima kasih ..., aku hanya membutuhkanmu." Lirih Sakura di dada Sasuke. Sakura memeluk erat tubuh suaminya, menghirup aroma sang suami yang menenangkan tubuhnya.

Sasuke tersenyum sedih, mencium pucuk kepala Sakura, ikut merasakan rasa sedih istrinya dan juga ketidaknyamanan yang istrinya rasakan. Sementara Sakura mengambil tangan Sasuke di belakang tubuhnya, Sakura memeluk tangan Sasuke ke dadanya, merasa lebih nyaman setelah tangan hangat Sasuke berada di dadanya. Tangan Sasuke yang menghangatinya dan menenangkan. Sakura mencium tiga kali tangan Sasuke, ia memejamkan kedua mata selagi merasakan hangatnya tangan sang suami.

"Tidak tahu kenapa aku merasa sekujur tubuhku mendadak dingin, seperti akan menggigil." Ucap Sakura dengan sedikit tersenyum. Sakura tidak ingin menambah kecemasan Sasuke di saat agensi sedang darurat.

"Apa ini cukup hangat?" tanya Sasuke sembari mengusap punggung Sakura dengan tangannya yang lain. Sasuke mendekap erat Sakura, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh mereka.

"Sudah hangat? Apa masih kurang?" tanya Sasuke lagi yang bersiap akan mengambil selimut.

Sakura terkekeh dalam kegelapan, hanya mata Sasuke yang ia temukan. "Sudah. Aku lebih hangat sekarang." Jawab Sakura dengan menyengir, meski belum tentu terlihat oleh Sasuke.

"Baguslah, aku tidak mungkin membiarkan istriku kedinginan." Balas Sasuke yang sedikit menggoda Sakura.

Sakura tersenyum geli. "Tapi kakiku kedinginan." Ucapnya dengan terdengar nada manja.

Sasuke tersenyum, kakinya menggesek kaki Sakura naik-turun untuk menghangatkan sang istri, ia agak bangkit dari berbaringnya dengan menindih Sakura, menghimpit Sakura dalam pelukannya.

"Sesak, sayang." Protes Sakura yang pasokan udara di antara mereka semakin menipis.

Sasuke tersenyum mengejek, ia lantas mencium bibir Sakura, menemukan bibir Sakura dengan instingnya. Sasuke melumat bibir Sakura dengan lidahnya yang juga menghangatkan Sakura di dalam mulut Sakura. Sakura menyambut ciuman panas Sasuke, ia membalasnya dengan tangannya yang digenggam dan diremas oleh sang suami. Mereka berciuman sampai merasa kehabisan napas. Sakura segera membuka selimut dan mengap-mengap mengontrol napasnya.

Married The Agency Owner ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang