☆02. Tidak Seharusnya☆

4.4K 506 39
                                    

Sakura melangkahkan kakinya di sepanjang lorong rumah sakit. Sesuai peraturan dari agensi, Sakura didampingi seorang yang bertugas menemaninya keluar menuju rumah sakit, namun Sakura meminta ditemani hanya sampai taman belakang rumah sakit dan meminta diberikan privasi untuk seorang diri menjeguk neneknya. Jelas, Sakura berkeliaran di luar mengenakan atribut menyamar, ia memakai hoodie untuk menutupi rambutnya, juga mengenakan masker untuk menutupi wajahnya.

Saat arah matanya mendapati nomor ruang rawat sang nenek, Sakura semakin melangkah lebih lebar menuju ruang rawat neneknya. Langkah kaki Sakura memelan saat mendengar suara yang ia kenali, seketika Sakura menghentikan langkahnya seraya menoleh ke samping, ia melihat pintu kamar rawat di sebelah ruang rawat neneknya sedikit terbuka, namun Sakura tetap bisa melihat dengan jelas ke dalam, ia mengenali sesosok pria yang berada di dalam ruang rawat tersebut. Pria itu ialah pemilik sekaligus CEO US Entertainment!- Sasuke Uchiha.

Sakura sangat ingin melanjutkan langkahnya yang hanya beberapa langkah menuju ruang rawat neneknya, sayangnya ia harus mendengar suara dari dalam. Ya, bukan rahasia umum lagi, kalian pasti tahu sendiri, sekeras apa suara Sasuke ketika marah.

"Mengapa kita harus putus?!" suara Sasuke begitu menggelegar sampai keluar ruangan.

Sakura membeku, ia sangat tidak sopan mendengar pembicaraan orang lain. Sakura bergerak perlahan dengan sangat hati-hati, ia tiba-tiba takut ketahuan oleh Sasuke dan akan terkena amarahnya juga.

"Kau pikir aku takut kehilangan sampah sepertimu!" sambung Sasuke tidak lama kemudian.

Eh- mulutnya! Sakura sangat shock atas mulut tajam Sasuke yang lagi-lagi membuat badannya menegang kemudian membeku. Ia benar-benar bingung, namun otaknya segera menyuruhnya untuk melarikan diri ke ruang rawat neneknya. Sakura dengan cepat memegang gagang pintu, dan segera menutup pintu ruang kamar neneknya dengan sedikit celah yang bisa ia lihat keluar ruangan.

Tidak seharusnya ia menguping, tidak seharusnya ia mengetahui masalah Sasuke. Begitulah isi pikiran Sakura yang berkecamuk.

"Cucuku, kamu kenapa?" tanya suara dari belakang yang pastinya ialah neneknya sendiri.

Eh! Ternyata neneknya tidak tidur, Sakura pikir neneknya sudah tidur karena tidak membalas chat terakhirnya. Bersamaan dengan itu ...

BRAKK!

Sakura mendengar suara bantingan pintu dari ruang rawat sebelah, Sakura segera menoleh pada neneknya dengan satu jari di depan mulut agar sang nenek tidak bersuara. Detik berikutnya Sakura melihat Sasuke yang melewati ruang kamar rawat neneknya dengan alis yang menukik tajamnya, Sakura juga mendengar sedikit makian saat pintu dibanting kencang. "Pelacur sialan!"

Sakura membeku. Ia tahu, ia sadar, bahwa dirinya tidak boleh penasaran dan harus menutup rapat-rapat mulutnya.

"Ada apa? Kenapa cucuku ini tampak ketakutan?" tanya neneknya lagi yang bersuara.

Sakura segera mengontrol raut wajahnya, kemudian berbalik dengan menatap neneknya disertai senyum lebarnya yang tampak tenang.

"Tidak apa-apa, hanya sedang berlatih akting, siapa tahu aku ditawari sebuah film, 'kan, nek?" balasnya dengan sedikit bercanda. Sakura segera menutup rapat ruang rawat neneknya, kemudian berjalan melangkah mendekati ranjang sang nenek.

Nenek Chiyo tertawa menanggapi candaan Sakura. "Nenek bangga sekali, melihatmu sering tampil dan semua foto-fotomu sangat keren sekali!" ucapnya dengan mengacungkan jempolnya.

"Sungguh? Nenek menontonku? Penampilan mana yang nenek sukai?" tanya Sakura dengan tersenyum dan menggenggam tangan neneknya.

"Nenek suka semua penampilanmu, keren semua! Nenek sangat ingin menonton konsermu dengan membawa foto yang paling besar agar semua orang tahu cucu nenek sangat menganggumkan!" ucap nenek Chiyo dengan bersemangat.

Married The Agency Owner ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang