Selepas bertemu, mereka berpisah kembali ke pekerjaan masing-masing. Andai tadi dirinya benar-benar memeluk Sakura di keramaian, pasti semuanya berantakan, saham perusahaan akan anjlok, investor bisa menarik diri, dan semua akan merasakan kerugian yang besar. Mulai dari perusahaan, idol, serta kontrak kerja sama yang terikat maupun baru akan terikat. Bisa sangat fatal.
Sasuke memilih langsung pulang ke rumahnya untuk membersihkan dirinya dan beristirahat sejenak, ia merasa sedikit tidak enak badan.
Sasuke merebahkan tubuhnya di atas ranjang, baru dirinya memejamkan mata, suara deringan ponselnya membuatnya langsung mengambil ponsel tanpa melihat sang penelepon.
"Hmm."
"Aku dengar kau nekat ke tempat syuting Sakura?"
"Hn, benar."
"Kau sadar itu berbahaya? Mempertaruhkan perusahaanmu sendiri? Sasuke, banyak orang yang bernaung di agensimu, kau tidak bisa egois sebagai seorang pemimpin."
"Aku tahu, Naruto. Aku tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi dalam kesalahan, aku sempat terombang-ambing saat kau menyerahkan undangan itu. Aku perlu memahami diriku sendiri hingga aku mengabaikan Sakura, aku tidak mau terlambat memperbaiki semuanya. Itu saja, Dobe."
"Kau bisa memperbaiki saat kalian berdua di tempat privasi."
"Ada jaminan itu tidak membuatku terlambat? Aku hampir menjadi begitu bodoh. Kau tahu sendiri keadaanku setelah orang tuaku meninggal? Seakan hidup dalam kesendirian, semua serba sendiri, sampai aku tidak bisa mengekspresikan cinta."
Sejenak Naruto diam, ia mengetahui masa-masa sulit Sasuke setelah kedua orang tuanya meninggal bersamaan akibat kecelakaan tunggal. Sasuke yang hidup terjamin, tiba-tiba runtuh dalam sesaat. Semua aset kedua orang tuanya dimanipulatif oleh seseorang yang dekat dengan keluarganya. Saat itu, Sasuke berumur lima belas tahun. Bisa dikatakan Sasuke pernah ada di posisi sama sekali tidak punya uang untuk makan. Padahal kedua orang tuanya adalah aktor dan aktris senior.
Karena keadaan itu juga membuat Sasuke jarang bertemu dengan Itachi yang bekerja keras. Sementara karena Sasuke masih muda, Sasuke mendapat uang hanya dari hasil membintangi beberapa iklan pada zamannya.
"Aku mengerti, Teme. Karena itu membuatmu cenderung mengabaikan Yui, selain kau tidak bisa mengekspresikan dirimu, kau terbiasa hidup sendiri dan menanggung semuanya sendirian. Jadi sekarang perasaanmu pada Sakura?"
"Tanpa ku jawab, aku yakin kau bisa menebaknya. Di banding Yui, aku merasa Sakura lebih mengerti diriku. Kami sama-sama kehilangan kedua orang tua, sedari remaja hidup mandiri. Jadi perasaanku bisa dengan cepat beralih kepadanya. Sakura tidak pernah menuntutku apa-apa, dia selalu tampak tulus sedari dulu membuatku jatuh cinta dengan cepat kepadanya. Naruto ..., ternyata begini rasanya menemukan orang yang tepat. Sakura satu-satunya seseorang yang mau mendengarkanku, menungguku, membuatku merasa terbang bebas bersamanya."
"Lalu aku sedang apa, Teme? Aku sedang mendengarkanmu."
"Kau berbeda, bodoh! Aku tidak cinta kepadamu, aku mencintai Sakura. Jelas rasanya berbeda ketika orang yang kau cintai mendengarkanmu dan mengerti dirimu."
"Terserahlah. Kau tidak mungkin menghadiri pernikahan Yui, 'kan? Karena aku yakin kau inginnya membawa Sakura, tapi hubungan kalian rahasia."
"Tidak, buat apa? Lebih baik aku menghabiskan waktu berduaan di rumah dengan Sakura."
Naruto jelas merasakan perubahan pada Sasuke yang lebih tenang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Agency Owner ✔
Fanfiction《17》 END 21+ Sang pemilik agensi menikahi idolnya sendiri demi kepentingan pribadi.