☆31. Mungkin☆

2.2K 224 9
                                    

Sesuai perkataan Sakura, Sasuke menyalakan lampu luar sebelum dirinya menaiki lantai atas tempat keberadaan kamarnya. Sebelum Sakura pulang, Sasuke memilih untuk membersihkan dirinya sampai ketika menggosok rambut basahnya dengan handuk kecil, Sasuke dapat mendengar suara Sakura dari bawah karena pintu kamar sengaja ia buka. Sasuke segera melangkah ke lantai bawah sembari menggosok rambutnya, ia menemukan Sakura yang baru selesai melepas mantel dan menyimpan di lemari dekat pintu keluar.

"Hai, sayang. Kamu sudah makan?" tanya Sakura yang jelas sudah melihat Sasuke lebih segar dengan tetesan air yang dikeringkan oleh handuk.

"Belum, kamu sudah? Aku sudah delivery beberapa makanan yang kita suka."

Sakura mendekat ke arah Sasuke. "Baru sedikit, tapi aku lapar lagi. Terima kasih, sayang. Aku mandi dulu, ya."

Cup!

Sakura mencium sekilas bibir Sasuke, segera melewati Sasuke agar ciuman mereka tidak berkepanjangan karena Sakura juga merasa tubuhnya lengket juga baru datang dari luar dan seharusnya membersihkan dirinya sebelum saling menyentuh dengan suaminya.

Sasuke mengulum senyum kecil, ia berdecak gemas kemudian berbalik dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.

Selama beberapa menit Sakura membersihkan dirinya dan memilih menggunakan gaun tidur yang agak menerawang untuk malam ini. Sakura merasa ingin sedikit menggoda suaminya. Dengan percaya diri Sakura segera melangkah turun ke lantai bawah dan menemui Sasuke di ruang makan. Sudah tampak Sasuke menunggunya sembari meminum kopi ditemani ipad-nya.

"Padahal tidak usah menungguku, makan saja dulu dan aku akan menyusul." Ucap Sakura sembari duduk di samping Sasuke.

"Aku belum terlalu lapar, Amore."

Sakura mengambil buah apel dan memakannya sembari menatap Sasuke yang sudah mematikan ipad-nya.

"Aku besok mungkin akan tinggal di asrama Gyou yang baru." Ucap Sakura sembari memperhatikan respon Sasuke.

"Kamu tidak tinggal di sana juga tidak jadi masalah sekarang, Sakura."

"Ini bukan tentang menjadi masalah atau tidak bermasalah. Ini tentang kebersamaan grup Gyou, sayang. Untuk membangun chemistry dalam grup, kami harus saling bertemu, bicara, dan bekerja sama. Aku masih belum bisa lepas dari Gyou, kami masih terikat dalam grup ini." Jelas Sakura dengan raut serius.

Sasuke sedikit berdeham, berusaha tidak melirik ke arah tubuh Sakura, namun ternyata cukup sulit mengendalikan matanya agar tidak memperhatikan lekuk tubuh istrinya dalam balutan gaun tidur yang menerawang.

"Jadwalmu lebih padat ketika menjadi idol, jujur saja sebagai suamimu aku mulai keberatan kamu terlalu sibuk, Sakura. Aku tidak menyalahkan keadaan, aku tahu dari awal memang seperti ini aktivitasmu, hanya saja terkadang aku ingin lebih sering melihat istriku di rumah. Terkadang aku ingin tiba-tiba pulang dan bersama istriku seharian. Ya, terkadang keinginan itu muncul tiba-tiba. Seperti beberapa hari setelah kematian Shion, aku bisa pulang mendadak dan menemukanmu di rumah. Sejujurnya kamu obat lelahku. Ketika aku merasa stres, aku cukup pulang dan melihatmu, membuatku lebih tenang dari sebelumnya. Kamu mengerti maksudku?"

Sakura tertegun, membicarakan tempat tinggal, membuat Sasuke akhirnya mencurahkan isi hatinya. Sasuke memang mengerti jadwal Sakura yang sibuk, terkadang melebihi dirinya. Namun, Sasuke ingin lebih lama memiliki Sakura dibanding dunia luar memiliki waktu istrinya.

"Sayang ..., maaf-"

"Tidak perlu ada kata maaf, dari awal memang aktivitasmu seperti ini. Saat mengajakmu menikah, aku tidak tahu bahwa nantinya aku menginginkan sesuatu darimu. Terkadang bisa saja timbul egoku, yang seharusnya tidak memberatkanmu ke depannya."

Married The Agency Owner ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang