"Aku sudah bilang, aku tidak hamil. Benar, 'kan? Sekarang kalian sudah percaya bahwa aku tidak hamil?" tanya Sakura setelah mereka berada di dalam mobil, kembali menuju asrama.
Di dokter kandungan beberapa menit yang lalu, Sakura dinyatakan tidak hamil, imun tubuhnya menurun, ia kelelahan oleh pekerjaannya yang padat. Ditambah kurang nutrisi dan karena sering terlambat makan, asam lambungnya naik, itulah yang membuat Sakura sering mual akhir-akhir ini.
"Maaf, aku mengkhawatirkanmu, daripada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Lebih baik kita mengeceknya. Syukurlah, Forehead, kau tidak hamil." Ucap Ino.
"Aku sudah bilang, kami mempertimbangkan semua hal, termasuk masalah memiliki anak. Kami menundanya, entah sampai kapan." Jawab Sakura dengan menghela napas lega.
"Kau keluar saja dari Gyou, maka kita semua akan aman." Sahut Shion mengeluarkan pendapatnya.
"Tidak bisa begitu, jika Sakura keluar sebelum kontrak berakhir. Maka akan menimbulkan masalah baru, Shion. Kau pikir lagi, bagaimana tidak terimanya fans Sakura, menduga-duga. Apalagi sebelumnya sikapmu pada Sakura jelas sekali ketika tampil dan wawancara. Kau pikir dengan keluar, para fans akan terima? Mereka akan berpikir kau lah penyebabnya. Kau akan disalahkan, mungkin dihujat. Dan media? Media, para paparazzi akan memata-matai kita sampai mereka tahu alasan dibalik keluarnya Sakura." Balas Ino dengan serius.
"Benar kata, Ino. Jangan memecahkan masalah dengan masalah baru." Timpal Tenten.
"Bukan tidak ingin berkorban, Shion. Aku dan Sasuke-sama sudah membicarakan semuanya. Kami mengobrol cukup lama untuk masalah ini dan kami sangat berhati-hati atas ini, Shion." Ucap Sakura menjelaskan.
"Maju salah, mundur salah. Begitu, 'kan? Aku sudah memberi solusi untuk kalian bercerai, namun keegoisan kalian lebih tinggi." Balas Shion dengan menatap tajam.
"Shion ...,"
"Itu urusan mereka, Shion. Kau tidak usah banyak berpikir tentang urusan pribadi mereka. Kita masih ada dua tahun kontrak kerja Gyou, selanjutnya, terserah akan diperpanjang atau group ini bubar." Sahut Ino yang menyela Sakura, karena Ino melihat Sakura agak tertekan oleh perkataan Shion.
"Benar, dua tahun kontrak kerja kita. Sekarang kita fokus memberikan yang terbaik saja, Shion." Timpal Tenten setuju.
"Aku setuju." Ucap Hinata yang dari tadi hanya menyimak.
Sementara Sakura membungkam mulutnya, teringat perkataan Sasuke bahwa belum tentu perpisahan mereka ialah solusi terbaik. Mereka tidak tahu akan seperti apa yang terjadi di masa depan nanti.
☆25☆
Sakura terganggu oleh bunyi telepon yang berulang kali mengusik tidurnya. Dalam keadaan lelah begini, ia hanya membutuhkan istirahat. Dengan malas dan mata sayu yang memberat, Sakura mengambil ponselnya, mata terbuka sedikit untuk melihat nama penelepon yang meneleponnya di tengah malam.
My Sasuke
Sakura mengernyit melihat Sasuke meneleponnya, ia kemudian mengangkat telepon dari Sasuke.
"Ada apa, sayang?" tanya Sakura langsung ketika panggilan mereka tersambung.
"Di belakang asrama, aku tunggu."
Tut!
Sasuke langsung mematikan teleponnya, sementara Sakura mau tidak mau beranjak dari ranjangnya. Ia turun dan berjalan ke pintu sembari mengendap-endap sepanjang dirinya berjalan keluar asrama untuk menemui Sasuke. Sakura melihatnya, Sasuke yang tampak mondar-mandir di samping mobil dan terlihat cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Agency Owner ✔
Fanfiction《17》 END 21+ Sang pemilik agensi menikahi idolnya sendiri demi kepentingan pribadi.