Chapter 1

187 18 9
                                        

▪︎▪︎↠♕✧♛↞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪︎
▪︎
↠♕✧♛↞

Spanyol, December 2021.

Seorang wanita berjalan menyusuri lorong losmen yang sedikit kumuh sambil menggeret satu koper besar.

Parasnya yang cantik menawan dapat membuat semua orang terpukau. Kaki jenjang bak model itu menimbulkan suara yang bergema di lorong sepi itu.

Wanita itu berhenti berjalan kemudian menghembuskan napas sebal.

"No te muevas. Sabemos quién eres. dejar caer la maleta." (Jangan bergerak. Kami tau siapa kau. Jatuhkan kopernya)

Wanita tadi mencabut permen dari mulut sambil menatap dua pria yang sedang menodongkan senjata api padanya.

"Haish. Sialan," umpatnya merasa kesal dengan situasi di luar rencananya.

Wanita itu memiringkan kepalanya menatap dua pria yang berdiri tegap bersiap untuk menembak.

Ia kemudian tertawa kecil, membuat dua pria itu saling pandang kebingungan.

Wanita itu menengadah menatap langit-langit. "Aigoo. Ya. Black Rider. Bisa bantuin gue buat bunuh dua orang ini gak? Hari ini penampilan gue terlalu sempurna untuk hal seperti ini," katanya pada udara.

Satu dari pria itu menoleh pada temannya. "Qué idioma habla él?Lo entiendes?" (Bicara bahasa apa dia? Apa kau mengerti?)

"No. pero parece que habla asiático." (Tidak. Tapi sepertinya dia berbicara bahasa asia)

"Asia?"

Sebuah titik merah muncul di belakang kepala salah satu dari pria itu.

Di kejauhan sana. Di atas sebuah gedung. Seorang sniper wanita sedang berjaga.

"Eonnie. Mereka ngomong apa? Kenapa harus di bunuh?" Sniper itu berkomunikasi dengan wanita di dalam gedung dengan alat transmisi.

Wanita itu menghembuskan napasnya. "Gue ketauan," jelasnya dengan malas.

Sniper itu mendesis sebal karena situasi jadi lebih rumit. "Aish. Eonnie. Kau harus pergi dari sana secepat mungkin."

"Gue baru bisa pergi kalau lo ngebunuh dua orang ini."

Wanita di luar gedung menyipitkan satu matanya lagi dan fokus pada target.

"Eonnie. Mundurlah, kalau enggak mau kena cipratan darah," katanya.

Wanita di dalam gedung mengikuti kata rekannya. Ia mundur dengan perlahan.

Double AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang