Chapter 18

26 2 26
                                    

↠♔✧♚↞

Doyeon akhirnya berkeliling villa, sementara Younghoon membuat sesuatu untuk mereka makan.

Sebelum keluar kamar, Doyeon mengeluarkan kacamata yang memiliki kamera tersembunyi dan menyalakannya. Ia melakukan itu agar Kevin bisa langsung menganalisa barang-barang di Villa yang mungkin penting.

Wanita memutar kursi rodanya mulai dari halaman depan Villa yang sudah tiga kali ia lihat. Di halaman ada sebuah kolam tanpa ikan dan beberapa tanaman hias termasuk bunga mawar. Di sebelah kiri terdapat garasi yang berisi mobil jeep dan lamborgini yang biasa Younghoon pakai. Sekeliling villa ditumbuhin pohon pinus yang menjulang tinggi juga pohon sakura yang kini mulai menunjukkan tanda-tanda musim semi akan segera datang.

Doyeon kemudian masuk kembali ke dalam villa. Ruang tamu megah menyambutnya, ornamen-ornamen mahal menghiasi ruangan tersebut. Doyeon melihat tak banyak foto yang bertengger di dinding baik di ruang tamu atau pun di kamar tidur Younghoon. Ini membuatnya sedikit frustasi karena tak banyak informasi yang bisa ia dapatkan.

Wanita itu kembali menggulir kursi rodanya menuju kamar tamu. Sesampainya di pintu, ia berhenti melihat Dain sedang membersihkan kamar tersebut. Mereka kemudian tak sengaja bertatap mata, mau tidak mau Doyeon menyunggingkan sebuah senyum ramah.

Dain yang disenyumi malah menatap Doyeon dari atas hingga bawah dan melengos, mengabaikan insiatif baik dari Doyeon.

Merasa dipermalukan, Doyeon jadi sangat jengkel. Dengan cepat ia pergi dari sana dan menyusuri ruangan lain.

Setelah berkeliling di dalam villa. Doyeon pergi melewati dapur menuju halaman belakang. Younghoon yang sedang memasak, menyadari pergerakan Doyeon dan jadi waspada.

Sudut mata lelaki itu kerap kali terarah pada jendela dapur yang terbuka ke arah halaman belakang.

Doyeon terhenti, ia yakin pasti ada sesuatu yang menarik dari villa ini, tapi ia tak menyangka akan melihat target sasaran dan  beberapa busur dan anak panah di sana. Ia juga sedikit terkejut melihat ada koper berisikan senjata tajam dan api.

Kenyataan menampar dirinya kembali, ia disadarkan lagi kalau Younghoon adalah salah satu anggota mafia yang mungkin saja lebih kejam dan brutal dari yang ia bayangkan. Ia hanya belum melihat bagian diri Younghoon yang itu karena pria itu sedang jatuh hati padanya.

Kemudian Doyeon menyadari ada sebuah bangunan kecil yang mungkin adalah gudang di sudut kiri halaman belakang yang sangat luas itu.

Merasa penasaran ia pun menggerakkan kursi rodanya ke arah sana. Wanita itu melongok, mengintip dari lubang kunci. Berusaha mencari tahu ruangan apa itu dan apa yang ada di dalamnya.

"Anda ingin melihat ke dalam sana?"

Doyeon cepat-cepat mundur dari lobang kunci dan menoleh ke arah Dain yang tengah membawa serenceng kunci-kunci.

"Ah. Tidak apa. Sepertinya itu area yang privasi," tolak Doyeon merasa ada yang aneh dengan gerak-gerik Dain.

Dain kemudian tersenyum. Namun, senyumannya tidak membawa kesan yang menyenangkan pada Doyeon. Wanita itu malah lebih waspada pada gadis itu.

"Itu cuma gudang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku pun punya kuncinya. Lihat," Dain memilih satu kunci kemudian membuka kunci gudang.

Suara kunci terbuka memenuhi telinga Doyeon, rasanya ia ingin sekali membuka pintu itu tapi ada rasa janggal yang bersemayam di hatinya karena Dain lah yang membuka kunci tersebut.

Kemudian gadis itu melangkah ke samping memberi jalan bagi Doyeon untuk membuka knop pintu gudang sendiri.

Wanita itu ragu, tapi akhirnya memutar kursi rodanya mendekat ke arah pintu. Ia kemudian mengangkat tangannya menggapai gagang pintu.

Double AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang