Chapter 8

86 6 33
                                        

↠♕✧♛↞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

↠♕✧♛↞

Miyeon menghela nafasnya. "Hhh. Bureopta jinjja. Sekarang misi lo ganti dari ngawasin orang ganteng jadi pacaran sama orang ganteng. Eh tapi dia emang beneran seganteng itu ternyata ya, haha." Wanita itu menggulir galeri foto yang berisi 1cctv kafe tempat Doyeon dan Younghoon bertemu tadi. Foto yang barusan dikirim oleh Kevin.

Doyeon memutar matanya sambil mendengus kasar kemudian menatap layar tabletnya dengan kesal. "Ah. Eonnie, ini masalah yang serius buat gue. Gue bener-bener gak mau berhubungan lagi sama dia, secara fisik, emosional, atau apa pun itu."

Wanita itu memijit pelipisnya karena merasa pusing.

"Udahlah terima aja apa yang dibilang wakil ketua divisi kita yang ganteng itu. Lagian emang lu bisa bayar utang itu selain dari cara yang diusulin sama Eunwoo?"

Miyeon menaruh handphonenya kemudian membenarkan lagi letak masker wajahnya sambil bercermin, menikmati waktu luangnya dengan merawat diri sementara rekannya pusing bukan kepalang.

"Eonnie, misi Eonnie bagaimana? Apa gak ada kemajuan? Harusnya kan yang melakukan penyusupan dengan 'pendekatan' ini kan Eonnie."

"Hhm... That's right. Harusnya emang gue, tapi misi gue bener-bener gak ada kemajuan. Gue emang masuk di divisi pemasaran, tapi orang yang bisa keluar masuk dari ruangan direktur cuma sekretarisnya, direktur lain, dan CEO. Bener-bener cuma mereka. Bahkan sekretarisnya selalu stand by. There's just no chance. Seriously."

Doyeon terdiam mendengar semua itu kemudian menyunggingkan sebuah senyum kecil sedikit mendengus.

"—misi gue ini bener-bener kayak gak ada harapan tau gak? Jadi gue rada bersyukur juga sih ada jalan lain yang kebuka," kata Miyeon menutup kalimatnya.

Mendengar itu Doyeon jadi kembali memberengut kesal. "Eonnie..." rajuknya.

Miyeon tertawa dengan sedikit canggung. "Ya, walaupun jalan itu bikin rekan gue merana begini. Sangat disayangkan, tapi kalo bukan diliat dari sudut pandang lo semua ini bisa disebut sebuah keajaiban. Sesuatu yang baik."

Doyeon menghela napas berat. Bener sih. Tadinya gue pikir misi gue yang sebelumnya bakal menuntun gue untuk tahu apa yang pengen gue tau, tapi sepertinya ini jalan yang lebih efektif.

"Doy," panggil Miyeon karena Doyeon tak bereaksi. Wanita itu sempat mengira jaringan internetnya rusak. Terpanggil, Doyeon pun bergerak menatap layar sambil mengangkat alisnya.

"Jadi gimana? Lo bakal nerima usulan itu? Lo mau ngejalanin misi baru lo ini? atau lo punya cara lain buat bayar hutang lo itu?"

Doyeon menatap layar tabletnya dengan serius kemudian membuang napas panjang.

↠♔✧♚↞

Jaehyun tertawa dengan sangat keras sampai-sampai membuat Younghoon merasa sangat kesal karena sahabatnya bereaksi seperti itu setelah ia menceritakan pertemuannya dengan Doyeon tadi.

Double AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang