Chapter 13

68 4 68
                                    

↠♔✧♚↞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

↠♔✧♚↞

Langit sudah berganti layar. Dalam sebuah ruangan remang seorang wanita muda berdiri sambil melipat tangan.

Kim Yerim menatap malas pada figura yang berada di atas meja kerja Younghoon. Foto masa kecil Younghoon bersama dengan ibu kandung pria itu. Gadis itu mengatupkan giginya dengan keras.

Merasa geram, tangan lentik itu dengan cepat membalikkan figura sampai membuat suara yang cukup keras. Tak ingin melihat wajah yang dianggapnya sebagai perusak ibunya.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

"Oppa. Kita harus bertemu sekarang, temui aku di tempat biasa," ujarnya singkat dan langsung menutup sambungan.

Yerim segera keluar dari kamar Younghoon dan pergi ke suatu tempat.

Setelah setengah jam perjalanan, kini Yerim tengah menatap pemandangan pinggir sungai han.

Gadis itu melirik sebentar ke sebelah lalu kembali menatap ke depan. "Bagaimana kakak-ku di kantor? Apa dia melakukan suatu kesalahan yang dapat menjatuhkannya?"

Lelaki tegap yang berdiri di samping gadis itu terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang terlontar. "Direktur mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik."

"Cih." Yerim tertawa sarkastik sebentar. "Kesetiaanmu padanya benar-benar menyebalkan."

Hwiyoung akhirnya menoleh pada Yerim yang tengah menatapnya dengan tajam. Namun, pemuda itu tak mengatakan apapun.

Hal tersebut membuat Yerim merasa sangat kesal. "Apa dia masih menjalin hubungan pertemanan dengan kakak dari panti asuhan itu?"

"Saya tidak tahu."

Yerim mendengus kemudian menghela napasnya. "Oppa. Kau benar-benar menyebalkan sekali. Memangnya Kim Younghoon menjanjikan apa padamu? Dan berhentilah bersikap formal padaku. Aku kan bukan atasanmu."

Hwiyoung mengerjap sekali, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah sungai. "Kau sendiri kenapa membenci kakak-mu segitunya?"

Yerim juga ikut menghadap sungai tapi ia tak menatap ke depan, melainkan menatap sepatunya. "Aku juga tidak tahu. Yang aku tahu, aku hanya perlu membencinya."

Gadis itu menghembuskan napas panjang, sambil merenung. Benar, kenapa aku begitu membencinya? Aku tak pernah memikirkan itu sebelumnya. Kenapa rasa benci ini muncul? Padahal seingatku, aku cukup dekat dengannya waktu kecil. Apa karena mamah? Karena mamah bilang kehadirannya menyakiti mamah? Entahlah.

Yerim mengangkat kepalanya. "Sepertinya aku tidak mendapatkan apa-apa lagi. Kalau begitu, ayo pergi dari sini." Gadis itu membenarkan topi yang sedari tadi bertengger di kepalanya.

↠♕✧♛↞

Keesokan Harinya.

Younghoon kembali melirik Jaehyun yang sedari tadi mencuri-curi pandang terhadapnya. Pria itu menarik dasi yang tadi ia rangkai agar rapih di lehernya.

Double AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang