Chapter 7

83 8 24
                                    

↠♔✧♚↞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

↠♔✧♚↞

2 Hari Sebelumnya.

Kasino dan Klub Utama Red Steel.

Younghoon menghela napas frustasi. Ia kemudian duduk mencondongkan diri dengan siku bertumpu pada lutut. Dia mendongak. "Jadi lo belum bisa nemuin dia?"

Sunwoo yang mendapat tugas juga menghela napas frustasi. Ia menundukkan kepalanya kemudian menggeleng.

Younghoon berdecak kesal, bersandar pada sofa sambil memejamkan mata, kembali merasa frustasi. Ia kemudian membuka mata dan menatap tajam pada Sunwoo. "Ya! Lo—emang biasanya gak sekompeten ini, hah?"

Pia yang sedang menundukkan kepalanya itu tak dapat menjawab dan hanya diam membisu. Hal tersebut membuat Younghoon tambah kesal.

"Ya!"

"Ouh. Oppa. Kau tidak lihat dia tertekan? Dia sudah berusaha semaksimal mungkin."

Yuqi masuk ke dalam ruangan bersama dengan Eunseo yang mengikuti kekasihnya karena ada yang perlu dibahas mengenai pengolahan narkoba yang kini menjadi tanggung jawab pacarnya itu.

"She's right. Look at him." Eunseo melirik Sunwoo yang masih belum mengangkat kepalanya, tiba-tiba merasa kasian pada pria itu. Ia kemudian berjalan menghampiri Younghoon dan duduk di sampingnya.

Yuqi juga ikut duduk di sofa samping setelah sebelumnya menarik Sunwoo untuk duduk di sebelahnya.

Eunseo mendekatkan dirinya pada Younghoon. Tangan lentiknya mulai bergerak meraba paha pria itu. "Oppa. Kalau kau butuh seseorang untuk melepas hasrat-mu, aku bisa membawa wanita-wanita terhebatku atau kau bisa melakukannya denganku kalau kau mau. Kenapa kau terobsesi pada wanita itu dan membuat Gureum jadi stress begitu? Seperti bukan kau saja."

Younghoon melirik tangan yang mulai bergerak ke atas lalu menghela napasnya. Dengan cepat ia menangkap tangan itu dan melepasnya dengan kasar. "Jangan menyentuhku. Aku tidak tidur dengan pacar teman-ku. Lagian aku sudah mencoba semua pelacur-mu, dan tak ada yang bisa menandinginya."

Mendengar itu, Eunseo memanyunkan bibirnya dan berhembus napas kecewa. "Kau sedikit melukai harga diri-ku."

Younghoon melirik pada Eunseo yang terlihat merajuk. Ia kemudian mengubah posisi duduknya menghadap wanita tersebut. "Kau marah?"

Wanita yang merajuk itu hanya mendelik sekilas pada Younghoon sambil menyilangkan tangannya, bersedekap.

Melihat itu, Younghoon mengangkat tangannya kemudian mengelus wajah wanita dengan lembut. "Maaf, aku mengatakan itu bukan karena kau tak cantik dan menarik. Aku hanya punya prinsip yang ku pegang erat. Jangan marah ya?"

Eunseo masih terdiam.

"Hhm?" tanya pria itu lagi.

Yuqi memutar bola matanya dengan gerakan malas, merasa jengah dengan perdramaan rekan wanitanya itu. Ia merasa kesal karena Eunseo bertindak seolah-olah tak punya harga diri dan selalu berkeliaran bertindak menempel ke sana ke mari seperti itu. Padahal rekannya itu adalah wanita yang kuat, tapi ia selalu menempatkan dirinya di bawah para lelaki menyebalkan itu.

Double AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang