Chapter 4

147 13 82
                                    

↠♕✧♛↞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

↠♕✧♛↞

Doyeon mengernyit sambil membuka matanya perlahan. Langit-langit dengan ornamen dan ukiran mewah menyambut penglihatannya. What the hell happened? Gue dima—?

Ia menoleh dan mendapati wajah damai pria tampan yang ditemuinya di klub semalam. Wanita itu mengerjap berusaha mengais ingatannya tentang kejadian semalam.

Kemudian matanya terbuka lebar, ia segera mengintip ke dalam selimut lalu menggigit bibirnya sambil merutuki diri sendiri. This bitch— bisa-bisanya lo mabok dan tidur sama orang yang baru lo kenal? Terlebih pas lo lagi kerja?

Younghoon kembali bergerak dalam tidurnya mencari posisi nyaman, hal tersebut membuat Doyeon menahan napasnya takut kalau-kalau pria itu akan terbangun dan mereka akan menyadari satu sama lain.

Gue harus keluar dari sini dulu. Wanita itu tidak ada niatan sama sekali untuk melanjutkan hubungan mereka. Cukup sampai di sini, karena ia mendaftar sebagai agen NIS dan datang ke Korea bukan semerta-merta karena pekerjaan. Ia mempunyai tujuan. Sebuah tujuan yang sangat penting.

Doyeon bergerak menyibak selimut yang membalut dirinya dengan sangat hati-hati lalu segera mengambil tas dan pakaiannya yang berserakan di mana-mana. Ia membawa semua itu dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Wanita itu dengan cepat keluar dari villa tersebut sambil merogoh ponselnya. Ia mengeluarkannya dan memencet tombol power. Aish—sialan, umpatnya dalam hati.

Handphone-nya tidak mau menyala karena habis baterai. Doyeon celingak-celinguk kesana kemari berusaha mengetahui keberadaannya.

Banyaknya pohon di sepanjang matanya memandang, membuat wanita itu sadar bahwa dia tidak berada di Seoul. "Shit, where the hell am I?"

Angin musim dingin berhembus dan menusuk tubuh Doyeon, membuatnya otomatis langsung memeluk dirinya sendiri. Dirinya yang hanya memakai rok mini dan atasan crop top membuatnya dengan mudah kedinginan dan merasakan tajamnya udara yang berhembus.

"Augh. Dingin banget. Aish, halte busnya ke arah mana lagi? Jauh gak ya? Augh, Yoo Jina. Neo michyeotnabwa." Doyeon menghembuskan napas sedikit kesal tapi juga pasrah.

Sembari mengusap-usap tubuhnya agar tetap hangat, ia mulai melangkah menapaki jalan aspal bersalju itu ketika tiba-tiba sebuah mobil terlihat dari kejauhan mendekat ke arahnya.

Mobil tadi berhenti di depan Doyeon. Pengemudi di dalam segera turun. Doyeon yang memperhatikan semuanya kemudian melebarkan matanya terkejut dan segera mengatur ekspresi wajahnya. Ia sangat terkejut mendapati Gureum, tangan kanan dari Hyunjae, kini berjalan ke arahnya.

Sunwoo membuka pintu belakang dalam keheningan. Membuat Doyeon harus terdiam sejenak sebelum akhirnya menyadari kalau pria itu memintanya untuk masuk ke dalam mobil.

Wanita itu sedikit meragu, tapi sepertinya dirinya tidak mempunyai pilihan lain jadi ia melangkah masuk ke dalam mobil.

Sunwoo segera menutup kembali pintu belakang dan masuk ke kursi pengemudi. Pria itu melirik ke kaca tengah. "Nona, mau diantar kemana?" tanyanya, ingin mengetahui tujuan perjalanan kali ini.

Double AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang