2

175 10 0
                                    

"Y-ya jangan Kek. Kiki udah lama banget jadi bodyguard Dylan. Enggak mungkin Dylan tiba-tiba pecat dia, apalagi dia kasihan kalo enggak kerja. Penghasilannya cuma dari pekerjaan ini doang, ditambah lagi dia itu yatim piatu. Pak Roni juga udah minta nitipin Kiki ke Dylan."

"Titipin-titipin... Memangnya kamu helm apa minta titipin." dumel Rudi.

"Sumpah deh, semua ini cuma salah paham aja kok. Pokoknya liat aja, secepatnya nih. Dylan bakalan punya pacar lagi deh bahkan sampai menikah kalo bisa." ucap Dylan yang setelahnya langsung membatin.

"Kalo bisa itu juga, kalo enggak ya putusin." batin Dylan licik.

Rudi coba menimbang perkataannya lalu berkata.

"Oke, kakek terima tantangan kamu. Tapi kalau misalnya kamu enggak bisa membuktikan kalau kamu punya pacar PEREMPUAN dalam waktu dekat. Awas aja. Nanti kakek nikahin kamu sama kambing sekalian!" ucap Rudi.

"Okeh. Siap. Berani deh, sama sapi sekalian, biar mahalan dikit haha." ucap Dylan.

Di koperasi lantai 5. Kiki dan Putra sedang menyempatkan diri sarapan bihun plus gorengan. Sebenarnya niat awalnya adalah Putra yang mau sarapan dan Kiki hanya menemani, tapi sayangnya Kiki jadi ikut-ikutan.

Tapi itu juga kalau tidak dibujuk oleh Putra. Lelaki itu terus memaksa Kiki untuk ikut menemaninya makan juga.
Putra menawarkan cabai untuk Kiki.

"Lo mau cabe kan? Nih gue kasih." ucap Putra seraya memberikan satu rawit hijau pada Kiki.

"Kebetulan emang lagi nyari tukang cabe." ucap Kiki seraya menerima dengan senang hati lalu memakannya.

Tiba-tiba karyawan penjaga koperasi mengajak mereka bicara.

"Eh, Put, Ki. Katanya itu aki-aki dateng ya? Heboh loh di grup chat." ucap Heni.

"Aki-aki siapa? Tukang pijet?" tanya Putra.

"Bukan! Itu loh kakeknya pak direktur." ucap Heni yang langsung membuat Putra batuk-batuk setelahnya.
Kiki pun gerak cepat menepuk punggungnya pelan lalu berikan botol mineralnya pada Putra, hingga ia meneguknya.

"Kayaknya ada yang enggak beres kalo sampe ada kakeknya Pak Dylan. Ki, apa jangan-jangan bakal ada kiamat kubro setelah ini?" tanya Putra cemas.

"Hah?" hanya itu respon yang Kiki utarakan.

Tidak dalam hitungan ketiga pun pintu terbuka keras dan terbanting ke dinding. Muncul seorang pria yang lantas membuat semua pasang mata di koperasi tersebut melotot kaget.

Dylan muncul dengan gunting rumput besarnya, disertai seringaian horror yang hanya dimiliki oleh Suzanna. Ia membuka tutup gunting.

"Siapa yang kepalanya mau dibotakin? Oh atau mau burungnya yang dibotakin?" tanya Dylan cukup dramatis.

Putra merengek kejer. "WAA AMPUN PAK! ANU SAYA CUMA SATU!"

Seorang wanita cantik berambut lurus panjang sedang duduk berhadapan dengan dua temannya di sebuah kafe. Itu adalah Klarissa dan dua teman lainnya.

Nyatanya ia sedang curhat dengan beberapa temannya, yaitu Putri dan Yeni.

"Gila sih, dia ninggalin gue cuma karena buat macarin bodyguardnya sendiri coba. Dan dia cowok! Seenggak berartinya kah gue sebagai cewek di matanya? Yang pacarnya sampe direbut sama cowok?" curhat Klarissa.

Dua temannya hanya geleng-geleng kepala sambil tertawa mendengarnya.

"Udah deh lebih baik lo tinggalin aja dia. Ngapain juga lo repot-repot kejar itu cowok tajir. Masih banyak kali cowok tajir diluar sana." ucap Yeni. Disetujui oleh Putri.

Bukan Selera, Tuan Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang