5

100 8 0
                                    

"Sayang. Maafin aku ya sayang, aku enggak tahu. Aku kira kamu---"

"Minta maaf sekarang juga! Sama Kiki!" tandas Dylan.

"Karena kamu Kiki jadi yang kena imbasnya, karena kamu juga media berkata buruk tentang kepribadian saya! CEPAT!" tandasnya lagi.

Klarissa memalingkan wajah, ia menyesal. Tapi dirinya jaim, gimana dong?

"CEPAT!"

"K-kiki gue minta maaf." ucap Klarissa terpaksa.

Kiki setengah tertawa melihatnya. Entahlah ia merasa dibela saja oleh lelaki ini. Tapi kok sesenang ini ya?

"Akh Kiki! Gak boleh mikir aneh! Kamu itu bukan seleranya, udah hush hush hushh... Hidup itu bukan selalu tentang cinta Ki!" batin Kiki.

Di waktu istirahat kerja.

Kiki tiba-tiba ditarik tangannya oleh Putra. "Kerja mulu, ke kantin lah. Udah istirahat nih." ucap Putra yang mendadak muncul didepannya.

Tepatnya saat ini Kiki sedang berjaga didepan ruang kerja Dylan.

"Udah duluan aja. Tuan Dylan masih didalam. Enggak enak aku." ucap Kiki seraya menunjuk ke dalam ruang kerja Dylan, dimana sang tuan muda sedang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Yaelah, tinggal ijin. Daripada lo kelabakan nanti jam istirahatnya habis." ucap Putra sesegera mungkin mengetuk pintu ruang kerja Dylan.

"Permisi tuan, Kiki mau ijin makan siang. Boleh enggak sekarang---"

Belum selesai, Dylan segera menjawab. "Kiki bareng saya." ucapnya yang langsung membuat Putra menelan ludah.

"Setdah, kayaknya habis ini lu bakal dijadiin bini Ki." ucap Putra.

Kiki tertawa mendengarnya. Tapi ia mendadak kepikiran dengan kemungkinan yang akan terjadi kalau dirinya terus-terusan berduaan dengan Dylan.

Ia pun memutuskan untuk...

"Put, temenin aku ya makan sama tuan." ucap Kiki. Putra langsung semringah.

"Serius Ki? Boleh-boleh. Lumayan makan-makanan mehong." ucap Putra diselingi tawa.

"Saya enggak ngajakin kamu, tapi saya ajakin Kiki." ucap Dylan yang tiba-tiba muncul didepan mereka. Seketika Putra langsung makjleb dan loyo.

"Ayo Ki, kita pergi." ucap Dylan yang langsung menarik tangan Kiki, tentu saja Kiki merasa enggan ditinggal seorang diri, maka dari itu ia langsung tarik tangan Putra saat itu juga hingga membuatnya tertarik.

"Lah, lah Ki..."

Di restoran.

Dylan tampak marah. "Saya hanya mengajak Kiki." tegasnya pada Putra yang langsung menciut dan bersembunyi dibalik tubuh Kiki. Bosnya itu memang menyeramkan kalau sedang marah.

Kiki segera mengalihkan pembicaraan. "Wah tuan. Itu makanan apa? Kayaknya enak." ucap Kiki.

Dan betul, Dylan langsung teralihkan perhatiannya. "Masa kamu enggak tahu sih makanan ini? Baru keluar dari goa kamu?" tanya Dylan yang langsung mengambil makanannya dan santap.

Kiki dan Putra saling berdiri menonton sang tuan muda, makan dengan lahapnya sendirian di atas kursi. Dylan cepat menyadari mereka dan berkata.

"Kenapa diam aja? Ayo duduk." suruh Dylan. Mereka agak kaget. Respon mereka pun berbeda.

"Udah tuan makan aj--" belum selesai bicara Putra sudah menginjak sepatu Kiki, otomatis wanita itu pun merintih sakit.

"Iya tuan, kita duduk. Makasih banyak tuan." ucap Putra segera duduk diatas kursinya, memelet lidah pada Kiki. Tentu saja Kiki kesal dengannya. Memang dirinya ikan apa?!

Bukan Selera, Tuan Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang