Dylan penasaran tapi hanya sekedar perasaannya saja, dirinya tidak mesti membongkar semua penyamarannya selama ini.
Esok harinya, telah diadakan sebuah acara makam malam antara dua keluarga besar, yaitu keluarga Dylan dan keluarga Klarissa.
Dietrich, Rudi, Dylan, Arsen, istrinya dan Klarissa saling duduk berhadapan.
Dari kedua keluarga sangat yakin tentang perjodohan yang mereka lakukan pada anak mereka, yang nantinya tentu akan menyatukan masing-masing perusahaan besar yang mereka miliki.
Dan tentunya juga akan sangat menghasilkan dan banyak memberi keuntungan bagi kedua belah pihak.
Entah Arsen maupun Dietrich sangat berambisi dengan rencana perjodohan ini, bahkan kalau bisa secepatnya segera dilakukan pertunangan.
Mereka membahas tentang hal yang tak jauh dari itu sekarang. Namun sayangnya Dylan sesegera mungkin angkat suara.
"Saya menolak! Dengan berat hati saya sebagai anak satu-satunya dari keluarga Rolland, menolak dengan tegas rencana perjodohan ini! Karena saya memiliki orang yang sangat saya cintai dan kami berdua telah resmi berpacaran sekarang. Jadi saya mohon dengan sangat, sudahi rencana perjodohan ini. Jika tidak ingin ada orang yang terluka setelah ini! Karena saya tidak suka dipaksa mengenai urusan pribadi saya!" tandas Dylan segera bangkit dan menyudahi makannya.
Dietrich tentu sangat marah dengan hal ini, itu dipicu dari rasa tidak sukanya dari Arsen. Ia tampak malu dengan perkataan sang anak.
"TUNGGU KAMU DYLAN!" pekiknya yang langsung menarik tangan Dylan dan langsung menampar pipinya saat itu juga.
Didepan mata semuanya, tentu membelalakkan mata mereka saat itu dengan keberaniannya tersebut.
Bahkan terlihat saking marahnya hingga membuat dirinya ingin lebih mengeluarkan tindakan kasar lagi, hendak memukulnya akan tetapi sudah terlebih dahulu dihalau oleh istri Arsen maupun Klarissa sendiri.
Meskipun sejak kata penolakan itu keluar dari mulut Dylan, ia merasa tidak heran sama sekali. Klarissa sudah tahu sejak awal kalau Dylan memang pasti akan melakukan hal seperti ini.
Dylan segera pergi dari sana, menuju garasi dan masuk ke dalam mobilnya. Ia jalankan mobilnya keluar dari rumah dan kendalikan setirnya tancap gas keluar dari perumahan itu.
Ia bahkan sengaja untuk tidak mengajak siapapun saat itu, dirinya hanya ingin menyendiri terlebih dahulu.
Bahkan kalau bisa, dirinya tidak akan tinggal serumah dengan ayahnya dulu dalam waktu dekat. Entah kemana tujuannya saat ini.
Hari ke hari berlalu begitu banyak efek yang menghasilkan dampak signifikan ke perusahaan Rolland group, dimana perusahaan relasi yang biasanya menyumbang saham dan menaruh investasi di perusahaan Rolland group berbondong-bondong untuk melepas diri dari perusahaan itu.
Ini semua tidak lain dikarenakan "Ulah" Claris group, dimana pengaruh mereka memang cukup besar, mereka bahkan termasuk ke perusahaan yang memiliki channel banyak dengan perusahaan Rolland group untuk nantinya melakukan pengkhianatan seperti ini.
Mereka memang cukup licik dalam memainkan perannya.
Rudi sedikit tidak habis pikir dengan yang dilakukan oleh Dietrich kepada Dylan. Selepas itu bahkan dirinya sampai membentak Dietrich karena sudah membuat sang anak jadi kabur entah kemana.
Perusahaan yang biasa cucunya itu pegang kini mengalami kekosongan kepemimpinan, bahkan disaat yang sama pula beberapa perusaahan mengajukan pemutusan kerja sama.
Dengan kata lain, perusahaan Rolland group sedang mengalami sedikit krisis. Meskipun ada sebagian yang masih bisa dikendalikan dan dihandle ..... Meski juga mereka pun tahu dampak yang ditimbulkan dari pemutusan kerja sama itu membuat nilai saham anjlok.
Dylan mengasingkan diri, lebih tepatnya ke sebelah rumah Kiki. Rizal bahkan sering mengunjungi rumah itu maupun Putra. Mengajaknya untuk pulang kembali, akan tetapi dirinya menolak.
Katanya selama ayahnya bersikeras ingin menjodohkan dirinya dengan Klarissa, ia akan tetap berada disana.
Mereka pada akhirnya pun menyadari, kalau upaya penjemputan itu hanya sia-sia belaka.Putra sendiri merasa hampir tidak percaya kenapa Kiki bisa ada di kota Jakarta padahal seharusnya dia bersembunyi di kota Purwakarta. Lebih tidak percaya lagi kalau Dylan tinggal bersebelahan kontrakan dengannya.
"Percuma kalian datang kesini, saya tidak akan pernah kembali lagi, tidak sampai ayah saya merestui hubungan antara saya dan Riska. Tolong sampaikan semua ini pada ayah saya." ujar Dylan.
Putra segera berkata.
"Tapi tuan. Keadaan perusahaan lagi sedang-sedangnya membutuhkan kehadiran tuan, karena baru-baru ini saham langsung turun anjlok tuan, karena Claris group memutuskan kerja sama secara langsung bahkan itu diikuti oleh banyak perusahaan lainnya seperti Dean Kyle group dan berbagai macam perusahaan besar lain. Bahkan jujur, ayah tuan lagi pusing dengan situasi ini. Saya bahkan tidak bisa menjamin apakah perusahaan anda akan tahan menghadapi krisis ini dalam beberapa waktu ke depan." jelas Putra.
Meski begitu Dylan tetap mengatakan hal yang sama padanya. Kalau dirinya tidak ingin ikut campur tentang masalah ini karena sejak awal ayahnya lah yang terlalu bertumpu pada perusahaan Claris group.
Bahkan dirinya berkata. "Tolong sampaikan kepada ayah saya. Kalau saya masih tidak ingin kembali, kecuali jika ayah saya merestui hubungan antara saya dan pacar saya saat ini. Bukan lagi dengan Klarissa. Kalau dirinya masih tetap ingin saya kembali untuk perusahaan dan memegang kembali kendali perusahaan tersebut, tolong restui saya dan Riska." ujar Dylan.
Putra benar-benar tidak menyangka, dengan kebersikerasan Dylan saat itu, dalam memperjuangkan cintanya pada Kiki, entahlah rasanya kok seperti nyess ya di hati.
Sebenarnya ia pun bingung, apa yang membuat dirinya tampak begitu tidak terima dengan hal ini. Apakah karena dirinya juga memiliki perasaan yang sama terhadap Kiki, atau memang ....
Dirinya tidak ingin Kiki terluka?
Sebelum Putra memutuskan untuk benar-benar pergi dari sana, dirinya menyempatkan diri untuk bicara berdua saja dengan Kiki. Tepat disamping rumah."Ki, Lo yakin mau bertahan lama tinggal disini? Ngebiarin gitu aja tuan Dylan juga tinggal disini? Lama-kelamaan satu dunia tahu loh Ki, tentang keberadaan tuan Dylan di kontrakan ini. Lo bisa celaka kalo diketahuin publik, nanti pasti ngerember ke identitas Lo juga. Masalahnya kan tuan Dylan itu juga termasuk publik figur." ujar Putra.
Kiki jujur bingung, bahkan itu terlihat jelas dari raut wajahnya. Akan tetapi dirinya berkata dengan yakin.
"Aku suka sama dia. Gimanapun aku juga harus memperjuangkan rasa sukaku ini. Enggak langsung pergi gitu aja. Aku enggak akan ngebiarin Dylan menghadapi ini semua sendirian. Seenggaknya .... Aku juga ingin berjuang sama seperti dia." ujar Kiki.
Putra tersentak. Jujur ini benar-benar .... Menyesakkan rasanya mendengar perkataan itu meluncur jelas dari mulut Kiki.
Ah .... Membuat perasaan jadi tidak nyaman saja.
Tak lama kemudian, Putra pun menyampaikan pesan itu kepada Dietrich. Dimana sesaat mendengarnya Dietrich langsung terdiam berpikir.
Meski dirinya masih merasa sebal dengan kelakuan semaunya sang anak.
Tapi kalau tidak menuruti keinginannya bagaimana dengan nasib perusahaannya yang tengah ada di ujung tanduk begini?
Dibanding itu Dietrich juga kesal dengan sikap Arsen yang semaunya memutuskan hubungan kerja sama bahkan mengajak-ajak orang, untuk turut meninggalkan perusahaannya. Dia benar-benar menyesatkan.
Rasa kecewa Dietrich saat itu pun menjadikan dirinya mau tak mau harus berpihak kembali kepada anaknya, meminta bantuannya untuk memegang kembali kendali perusahaannya dengan sangat terpaksa.
Pada akhirnya Putra pun kembali ke kontrakan Dylan bersama Rizal. Putra menyampaikan pesan yang diberikan oleh Dietrich saat itu dan mengatakan kalau beliau setuju dengan keinginan Dylan, alias merestuinya dengan sang kekasih. Tapi dengan syarat Dylan kembali lagi ke perusahaannya.
Saat itu entah dirinya maupun Kiki pun senang mendengarnya.
"Dan .... Ada hal yang perlu saya sampaikan lagi ke tuan. Ini mengenai daftar orang-orang yang harus tuan curigai." ujar Putra.
"Kenapa?" tanya Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Selera, Tuan Muda (END)
RomanceKiki telah melupakan siapa dirinya di masa lalu. Ia adalah wanita yang telah kehilangan namanya dan hidupnya. Seseorang berkata "Dekatilah Dylan maka kamu akan menemukan jawabannya" Cucu dari keluarga terpandang yang namanya begitu dikenal, yang di...