3

122 8 0
                                    

Jika benar yang merobek fotonya adalah ayah Dylan, kenapa? Apa ada masalah yang menyebabkan beliau sampai merobek fotonya?

Tapi masih belum tentu juga. Minimal dirinya harus mencari tahu terlebih dahulu siapa foto anak perempuan itu, apakah benar itu dirinya atau bukan. Besok, ia harus menanyakan ini pada Dylan!

Esok paginya. Kiki masih sibuk mengurus keperluan Dylan, ia siapkan pakaian kantornya seperti biasa lalu dasi, sepatu dan kaus kaki.

Ia siapkan tas juga dan masukkan laptop ke dalamnya. Ia bereskan barang-barang yang berceceran di atas lantai termasuk.... Segitiga miliknya.

Ia masukkan baju kotor dan segitiga itu ke dalam box cucian baju kotor. Sebenarnya tugasnya disana bukan hanya sebagai pengawal pribadi saja akan tetapi asisten pribadi juga.

Jadi apapun yang Dylan lakukan harus selalu melibatkan dirinya. Ia yang diserahkan tugas untuk menyediakan segala keperluan Dylan, tadinya itu adalah pekerjaan Roni.

Akan tetapi kini diwariskan kepada penerusnya yaitu Kiki, meski sampai saat ini Roni masih terus menjabat sebagai kepala bodyguard disana.

Hingga pada akhirnya Dylan pun keluar dari kamar mandinya dalam keadaan yang sama seperti kemarin, telanjang dada dan hanya berhanduk saja.

Baru Kiki mau melangkah memberikan gantungan baju, akan tetapi Dylan langsung menyetopnya.

"Stop! Diam disitu! Biar saya aja yang ambil, jatuh lagi repot nanti." ucap Dylan. Kiki hanya terdiam disana manyun.

Dylan sigap mengambilnya dan segera pakai. Baru akan memakai celana dalam, Dylan langsung melihat tajam ke arah Kiki. "Madep sana kamu." suruhnya.

Kiki segera balik badan, membelakanginya.

Dylan segera memakainya, termasuk kemeja biru muda dan celana hitamnya. Sembari itu Dylan mengajaknya bicara.

"Tadi malam kamu mau nanya apa, Ki?" tanya Dylan.

"Nanti aja tuan, di kantor. Saya enggak bawa fotonya, ada didalam tas." ucap Kiki.

"Foto? Foto siapa?" tanya Dylan heran.

"Justru saya mau nanya sama tuan, siapa orang yang ada didalam foto itu. Saya gak sengaja nemu foto, ternyata pas dilihat fotonya robek. Disitu ada foto tuan muda, tuan dan nyonya." ucap Kiki.

Dylan semakin heran. "Foto siapa ya, perasaan jarang foto bareng orang. Tapi kenapa kamu kepo banget sama foto keluarga saya?" tanya Dylan.

"K-karena... Saya merasa seperti mengenal seseorang di dalam foto itu." ucap Kiki gugup.

Dylan semakin penasaran. "Siapa?"
Kiki semakin dicecar.

"Makanya nanti aja tuan. Ayo tuan keburu kesiangan. Saya kebawah dulu ya tuan. Perm--" baru akan pergi. Dylan langsung menarik tangannya.

"Tunggu Ki." ucapnya.

Kiki menoleh.

Dylan terus memandang ke arahnya, langkah demi langkah ia mulai mendekati Kiki. Tentu saja Kiki merasa deg-degan saat didekati sambil dilihati serius seperti itu.

Ia mulai panik, apakah Dylan sekarang ingin menyosornya?!

Kiki panas dingin, apalagi ketika dirinya melihat betapa tampannya pria dihadapannya ini.

"Ki... Sebenarnya..." ucap Dylan menggantung.

Kiki rusuh membatin.

"Duh, gimana ini gimana ini... Tuan muda mau nyosor! Apa dia lagi kesurupan ya?! Tapi kelanjutan dari kata sebenarnya itu apaan?! Apa mungkin dia mau bilang kalau dia suka--- Hah? Masa sih? Tapi kenapa harus nyosor duluan?!" batinnya.

Bukan Selera, Tuan Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang