19

35 1 0
                                    

"Makanya tuan, saya mencoba untuk mencari tahu. Apakah benar kalau saya adalah Kiara yang tuan sebutkan itu. Karena paman saya menyebutkan kalau foto itu adalah foto peninggalan orang tua saya."

"Tapi bukankah kamu laki-laki? Apa kamu sampai menyamar hanya karena untuk mencari tahu..."

"B-benar tuan. Saya melakukan itu semua demi mencari tahu tentang hal ini." ucap Kiki.

"Astaga." Rudi benar-benar tidak menyangka dengan ini. Ia pun mengajak Kiki untuk segera pergi dari sana.

Meninggalkan teras. Karena ia khawatir jika Dylan tahu mengenai hal ini. 

"Kalau benar kamu Kiara, apa lagi bukti yang bisa kamu tunjukkan?" tanya Rudi.

"I-itu... Saya memiliki baju dan rok yang sama dengan yang dipakai oleh anak perempuan di foto itu." ujar Kiki.

"Hmm saya bisa lihat dimana bajunya? Bisa saja kan itu hanya kebetulan?" tanya Rudi heran.

"Iya tuan, saya juga mikirnya gitu. Makanya saya cuma ingin memastikan ini semua apakah benar atau salah, makanya saya menyamar menjadi laki-laki." ujar Kiki.

"Yasudah. Siapa lagi yang sudah tahu kalau kamu itu perempuan?" tanya Rudi.

"Putra sama Om Roni tuan." ujar Kiki.

"Roni? Bukankah katanya Roni itu paman kamu? Apa jangan-jangan Roni selama ini hanya mengaku-aku sebagai paman kamu?" tanya Rudi.
"Iya tuan, om Roni bukan paman saya yang asli. Beliau hanya seorang paman yang waktu dulu pernah menemukan saya dan langsung menganggap saya sebagai keponakannya. Merawat saya dan membesarkan saya hingga sekarang. Tapi anehnya ketika saya meminta beri tahu tentang siapa saya sebenarnya, om Roni hanya mengatakan kalau saya mesti mencari tahu siapa jati diri saya sebenarnya, dan beliau menyuruh saya untuk mendekati tuan Dylan. Karena katanya tuan Dylan adalah kunci dari semua jawabannya selama ini." ujar Kiki.

Rudi terdiam memikirkan semua penjelasannya dan menelaahnya baik-baik. Setelahnya ia berkata. "Jadi itu alasan kenapa kamu menyamar sebagai bodyguard. Mencurigakan sekali Roni ini. Kenapa tidak dirinya saja yang memberitahu tentang kamu sebenarnya. Kenapa harus mencari tahu dari Dylan? Rumit sekali pemikirannya." tanya Rudi merasa aneh.

"Iya tuan."

"Intinya saya masih perlu bukti lagi untuk memastikan kalau kamu adalah Kiara. Besok saya akan langsung menanyakan pada Roni. Saya khawatir kalau misalkan ada banyak orang yang tahu kalau kamu adalah Kiara. Itu bisa berbahaya buat kamu sendiri." ujar Rudi.

"B-berbahaya tuan?" tanya Kiki cemas.

"Ada beberapa orang yang harus kamu waspadai kalau kamu memanglah Kiara asli." ujar Rudi.

Kiki tertegun. Kenapa mendadak suasana jadi sehoror ini ya?

Tiba-tiba Dylan muncul menemukan mereka. "Kok ngumpul disini sih? Memangnya enggak ada nyamuk? Serius banget gitu mukanya? Berduaan lagi? Lagi ngomongin apa sih? Arisan erte?" tanya Dylan heran.

"E-enggak pak hehe." ujar Kiki.

"Udah malam loh Ris, kamu enggak mau pulang? Atau mau ngediriin tenda disini?" tanya Dylan terkekeh.

"Iya tuan, saya pamit dulu." ucap Kiki, pamitan ke kakek Rudi, mencium tangannya dan pergi bersama Dylan naik ke dalam mobilnya. Lalu mobil itu pun jalan keluar gerbang.

Esok paginya Roni sedang berada dirumahnya, ia menyiapkan beberapa baju untuk dipacking dan masukkan ke dalam koper. Tepatnya saat ini dirinya akan pergi ke kampung halamannya, tanpa sepengetahuan Kiki.

Selesai mempacking dirinya pun mendirikan tas kopernya dan taruh di depan dinding. Seseorang mengetuk pintunya, ia pun berjalan dan membuka. Kedua matanya langsung melebar saat melihat siapa yang datang.

Bukan Selera, Tuan Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang