36

249 5 0
                                    

"Saya ingin bertanya sesuatu hal, dan tolong papa katakan semuanya sesuai fakta sebenarnya. Ini menyangkut foto yang selalu tersimpan di laci ruang kerja papa dan alasan kenapa saya sejak kecil tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruang kerja papa, seperti memberi pemahaman kalau disana ada hantu atau semacamnya yang membuat saya menghindari semua itu."

"Apakah mungkin semua alasan papa melakukan upaya pencegahan ini adalah karena untuk membuat saya mengetahui foto yang tersimpan itu? Seperti yang saya ketahui, foto yang ada di laci itu adalah foto Kiara, dari mana saya tahu? Sedangkan foto itu dirobek separuh bagian anak perempuannya maupun bagian ketiga keluarganya. Itu karena ada bagian baju anak perempuan tersebut yang masih terlihat. Saya ingat dengan jelas, kalau itu adalah baju yang biasa dipakai oleh Kiara." ujar Dylan.

Dietrich benar-benar tidak percaya kalau Dylan tahu mengenai hal itu, padahal berbelasan tahun dirinya coba melupakan keluarga itu termasuk menyembunyikan foto-foto tentang keluarga mereka agar Dylan tidak lagi mengingat mereka lagi. Tapi nyatanya semua itu telah terbongkar hari ini. Tapi apakah mungkin ia diwajibkan untuk menceritakan apa alasan dirinya melakukan semua itu?

"Akan lebih baik kamu melupakan tentang keluarga mereka dan lebih baik juga kamu meminta kepada polisi untuk menutup kasus pembunuhan itu sesegera mungkin." ucap Dietrich.

"Kenapa pah? Apa mungkin karena papa enggak mau mereka tahu kalau papa adalah pembunuhnya?" tanya Dylan. Dietrich mengernyit heran.

"Kamu nuduh papa?" tanyanya. Dylan mengalihkan pandangannya, dirinya merasa sedikit gugup ketika balik dicecar seperti itu.

Dirinya juga tidak merasa ingin menuduh ayahnya itu, hanya saja seolah semua menjurus ke arah pemikiran itu. Dietrich tertawa mentah.

"Kamu menuduh papa telah membunuh mereka karena papa terlihat sangat membenci keluarga mereka, seperti itu?" tanya Dietrich.

Dylan merasa semakin tidak enak.

"Y-ya apa memangnya yang melandasi dan yang membuktikan papa tidak akan menjadi pembunuh kedua orang tua Kiara?" tanya Dylan.
Dietrich menggeleng tidak menyangka.

"Ada loh di dunia ini seorang anak yang menuduh hal aneh sama papanya." ucap Dietrich sedikit kecewa. Dylan dicecar saat itu.

Dietrich berakhir melempar senyum.

"Papa itu sama sekali enggak pernah niat untuk melakukan hal seperti itu. Sekalipun papa sangat membenci keluarga mereka. Sekalipun papa pernah dikecewakan oleh mereka. Alasan utama kenapa papa merobek foto keluarga mereka, itu karena rasa bentuk kecewa papa sama mereka di masa lalu dan papa juga merobeknya pun dulu. Bahkan bisa dibilang, laci itu sudah tidak papa buka lagi semenjak papa merobeknya. Karena itu adalah bentuk upaya papa untuk melupakan semua yang terjadi di masa lalu." ujar Dietrich.

"Dylan masih belum mengerti, sebenarnya apa masalah yang terjadi hingga sampai membuat papa sangat membenci keluarga Kiara?" tanya Dylan, ia kembali melanjutkan.

"Apa mungkin papa masih menyalahkan meninggalnya mama akibat mereka?" tanya Dylan.

Dietrich melempar senyum.

"Papa juga enggak ngerti, kenapa papa sampai bisa sebenci itu kepada mereka. Mungkin menurutmu atau menurut orang lain, pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang egois, atau mungkin ini hanya sekedar perasaan papa yang masih belum terima dengan kematian mama kamu." ucap Dietrich, ia kembali melanjutkan.

"Kamu masih ingat kan? Saat ketika mama kamu keguguran dan menyebabkan dirinya serta adik kamu meninggal? Papa menyalahkan keluarga mereka karena tiba-tiba mengajak ibumu yang masih mengandung adik kamu dalam usia kandungan yang masih muda. Padahal papa sama sekali tidak mengijinkan hal ini, papa kesal dengan mereka yang selalu melakukan hal semaunya hanya karena mamamu terlalu baik pada mereka dan tidak enak menolak." ucap Dietrich.

Bukan Selera, Tuan Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang