Minhyung berlari secepat yang dia bisa setelah mendapat panggilan dari ponsel Donghyuck, akan tetapi bukan suara lelakinya yang di dengar melainkan orang lain.
'Hentikan Donghyuck atau dia sekarat. Aku tidak bisa menghentikan mereka'
Meskipun tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi suara panik orang tersebut sudah membuat Minhyung yakin jika terjadi sesuatu yang buruk. Terlebih ketika panggilan terhubung, sayup-sayup ia mendengar suara keributan.
Karena terlalu panik, Minhyung sampai mengabaikan ketiga temannya. Posisi Minhyung sedang mengerjakan persentasi untuk rapat ketika panggilan terjadi. Beruntung rapat akan di lakukan Minggu depan.
Minhyung berlalu begitu saja tanpa pamit kepada Lucas, Hendery, dan Xiaojun.
Ketika sampai pada alamat yang di beritahukan, Minhyung menatap nanar Donghyuck. Tidak hanya Donghyuck yang babak belur, ketiga orang lainnya juga mempunyai lebam serta luka yang masih mengeluarkan darah segar di beberapa tempat di wajah mereka. Tapi Donghyuck terlihat lebih mengenaskan jika dibandingkan dengan yang lain.
Bahkan untuk berdiri pun punggung Donghyuck tidak terlihat tegap seperti biasanya.
"Aku bilang hajar sampai kalian puas dan setelah itu biarkan aku menjalani hidupku bersama Minhyung" ucap Donghyuck terdengar sangat meremehkan Jeno maupun Jaemin.
"Hentikan mulut sampah mu, Hyuck"
Renjun memaki Donghyuck setelah mendengar ucapan temannya. Sejak awal, Donghyuck lah yang memang menyulut emosi Jeno dan Jaemin. Bahkan dia sendiri juga sempat tersulut emosinya.
Bugh!!
"Bajingan!! Kau bodoh Hyuck. Apa yang kau lihat pada lelaki itu, Brengsek!!"
Tidak menjawab, Donghyuck justru hanya menunjukkan tawa meremehkan nya. Bukankah alasan yang dia berikan atas cintanya pada Minhyung selama ini di tolak oleh ke tiga temannya?
Renjun pening melihat perkelahian Jaemin dan Donghyuck. Di tambah lagi Jeno yang seakan-akan sedang bersiap menghajar temannya.
"Jaemin sudah. Hentikan!!" bentak Renjun.
Di saat Renjun sedang melerai Jaemin dan Donghyuck, Jeno menarik bahu Renjun cukup kuat hingga Renjun terjatuh, lalu selanjutnya Jeno menarik Jaemin untuk menjauh dari Donghyuck yang sudah terkapar.
"Kenapa menghentikan ku? Bukankah kau dengar sendiri perkataan nya?" marah Jaemin tidak terima ketika Jeno melerainya.
"Giliran ku. Aku ... Ingin bicara dengannya" kata Jeno mendorong Jaemin menjauh.
Jaemin menjauh, tatapan marah ia tunjukkan pada kedua temannya. Namun aura Jeno yang tidak seperti biasanya membuat Jaemin mengalah dan mengurung kan niatnya.
Mendengar itu Donghyuck mendecih. Tubuhnya sudah terasa sangat remuk mendapat pukulan dari kedua temannya.
Untuk berdiri pun dia tidak mampu, dan pada akhirnya Donghyuck hanya bisa pasrah ketika Jeno menarik kerah baju yang dia kenakan. Membuat mereka berdua saling berhadapan.
"Kenapa Hyuck?" Jeno bertanya penuh penekanan. Jelas sekali jika dirinya sedang marah. Sangat marah sampai tidak tahu harus melakukan apa untuk temannya ini.
"Apanya yang kenapa?" tanya Donghyuck sangat pelan.
"Kenapa kau tidak bisa melupakan perasaan sialan mu itu, brengsek" tidak membentak seperti Jaemin maupun Renjun sebelumnya. Jeno berujar setenang yang dia bisa.
"Bagaimana jika aku memang harus menjalani ini, meskipun ini juga bukan kemauan ku?" lirih Donghyuck dengan suara kian melemah.
"Paksa Hyuck" tegas Jeno menatap tepat pada manik mata sayu milik temannya. Mata yang lebam nyaris terpejam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Hati || Markhyuck || [Completed]
FanfictionSAD ENDING!!! ⚠️DISCLAIMER ⚠️ - Homophobic - bxb , bxg - Sensitif Content - Jangan di baca kalo nggk sesuai selera - Cerita hanya berpusat kepada tokoh utama ( Mk dan Dh) Mereka berdua di pertemukan dengan keadaan asing, tidak mengenal satu sama lai...