25

308 19 0
                                    

Tidak biasanya teman-temannya akan memintanya keluar kamar. Biasanya jika diantara Renjun, Jeno dan Jaemin datang kerumahnya, ketiga orang itu akan langsung menuju kamarnya. Akan tetapi kali ini tidak, Donghyuck diminta eommanya untuk menemui temannya di ruang tamu. Yang katanya bukan salah satu dari ketiganya.

Maka dari itu Donghyuck keluar kamar dan dengan malasnya melangkahkan kaki menuju ruang tamu.

Donghyuck tidak bisa untuk tidak terkejut melihat orang yang mengaku sebagai temannya. Dia memang mengenal nya, tapi apa tidak berlebihan jika mengaku sebagai seorang teman.

Donghyuck tersenyum tipis "Ada apa hyung?"

"Maaf mengganggu waktu mu. Bisa kita bicara?" tanyanya yang kemudian berdiri ketika melihat kehadiran tuan rumah.

Sempat tertegun, namun dengan segera Donghyuck kembali memasang senyum palsunya "Tentu, Xiaojun hyung"

Xiaojun dapat melihat dengan jelas gurat kecewa Donghyuck, dari kantung matanya yang menghitam, badan yang terlihat sedikit lebih kurus dari terakhir ia melihatnya.

"Bisa kita bicara diluar?" pinta Xiaojun lagi. Setidaknya ia ingin menghibur orang yang telah dia anggap sebagai teman juga.

Donghyuck terdiam sejenak, jika boleh jujur dia tidak ingin keluar dari rumahnya. Dunia luar membuatnya sangat muak, terlebih dunia yang menentang hubungan nya dengan Minhyung.

"Baiklah. Hyung tunggu sebentar, aku akan bersiap-siap"

Akan tetapi mulutnya justru mengiyakan permintaan Xiaojun yang bertentangan dengan isi hatinya. Entahlah Donghyuck sedang merasa lelah saja.

Kemudian Donghyuck pamit untuk kembali ke kamar. Tidak mungkin dia keluar dengan penampilan seperti gelandangan. Setidaknya seperti itulah penampilan Donghyuck menurut dirinya sendiri.

.

.

Donghyuck tidak tahu lelaki yang lebih tua darinya ini akan membawanya kemana. Perjalanan terasa panjang serta keheningan yang menyertai di setiap menit yang mereka lalui. Baik Donghyuck maupun Xiaojun keduanya tidak ingin memulai percakapan.

Semakin lama udara semakin terasa dingin, Donghyuck mengabaikan dingin yang menusuk tulangnya. Sesekali mencuri pandang ke arah Xiaojun yang sedang fokus mengemudi. Namun Donghyuck lebih sering memperhatikan pemandangan yang mereka lalui selama perjalanan yang entah kemana.

Masih dengan keheningan, mereka berdua melanjutkan perjalanan yang entah kemana.

"Hyuck, Donghyuck kita sudah sampai"

Panggil Xiaojun sembari mengguncang bahu Donghyuck yang sepertinya larut dalam lamunan.

Donghyuck tersentak dan merutuki kecerobohan nya, bisa-bisanya dia tidak menyadari jika mobil yang dia naiki sudah berhenti di salah satu tempat yang asri dan tentu saja asing bagi Donghyuck.

"Maaf hyung, aku tidak sadar" jawab Donghyuck sekenanya dengan memasang senyum canggung lalu turun untuk memperhatikan sekitarnya.

"Kenapa kesini?" Donghyuck bertanya dengan menatap Xiaojun tidak mengerti.

Xiaojun tersenyum "Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu Donghyuck. Tempat ini sepertinya sangat cocok" jawabnya.

Donghyuck terkekeh pelan, ia tahu maksud Xiaojun membawanya ke sini. Yang jelas membuatnya bisa merasakan udara segar, mungkin juga ingin menghibur dan membuatnya merasa lebih baik.

Dan tanpa bertanya lagi, keduanya berjalan menuju ke atas, jalan setapak yang menanjak. Ketika sampai Donghyuck berhadapan langsung dengan hamparan bukit-bukit yang lebih rendah dari tempatnya berpijak. Serta dia bisa melihat bangunan yang mengecil yang jaraknya sangat jauh dari tempatnya berada saat ini.

Rasa Hati || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang