Tok! Tok! Tok!
"Mak!"
Krek.
Warsinah berdiri menyambutnya dengan sisa air mata.
"Lapo, Mak?" (Kenapa, Mak?).
"Dari mana saja Njenengan, Pak?"
"Nembe balik adol iwak to? Piye to awakmu ki." (Baru pulang jualan ikan toh? Bagaimana toh kamu ini).
"Eh, Mak. Iki mau awakku ketemu kambek ...." (Eh, Mak. Ini tadi aku bertemu dengan ....).
"Pak Karsono?" potong Warsinah.
"Loh kok weroh?" (Kok tahu?). Kuswanoto melangkah masuk, dan Warsinah segera menutup pintu.
"Iki ugo mau wonge titip salam kanggo awakmu, Mak." (Ini juga tadi orangnya titip salam buatmu, Mak).
"Menjijikkan," balas Warsinah.
"Loh! Maksute piye?" (Loh! Maksudnya bagaimana?).
Warsinah tak menghiraukan saat Kuswanoto menyerahkan plastik hitam yang diberikan, memilih masuk ke kamar.
Kuswanoto menyusulnya.
"Jane onok opo to?" (Sebenarnya ada apa?).
Malah terlihat Warsinah menangis dengan menutup mata di tepi tempat tidur.
"Iki mau wonge nukokno awakmu anggur." (Ini tadi orangnya membelikanmu anggur).
Tak ada pembicaraan setelahnya saat isak Warsinah makin jelas terdengar.
"Onok opo to, Mak?" (Ada apa toh, Mak?).
Warsinah bangkit, lantas membuka lemari, dan terlihat mengeluarkan pakaian.
"Mak, onok opo iki, he?" (Mak, ada apa ini, he?).
Kuswanoto meletakkan plastik, segera dia berdiri.
"Onok opo, he?" (Ada apa, he?) ulangnya.
Warsinah segera berbalik. "Apa yang Njenengan, lakukan dengan Pak Karsono, ha! Menjijikkan!"
"Sek, sek. Tak ceritakno sek!" (Tunggu, tunggu. Saya ceritakan dulu!).
"Iki maksute piye, ha!" (Ini maksudnya bagaimana, ha!).
"Aku mau pergi!"
"Lungo neng ndi?" (Pergi ke mana?).
"Awas!"
Kuswanoto terus berusaha untuk mencegah Warsinah yang terus mengeluarkan pakaian.
"Mak!"
"Rungokno sek!" (Dengar dulu!).
"Mendengarkan apa! Mendengarkan apa yang sudah Njenengan lakukan di kamar Pak Karsono! Iya!" Tak kalah marah Warsinah kini.
"Ogak ngono!" (Tidak begitu!).
"Tidak apanya!"
"Menjual diri untuk mendapatkan uang! Iya!"
"Sek to. Tak cerito sek." (Tunggu dulu. Saya ceritakan dulu).
"Aku tak menyangka, Pak. Hu hu hu." Warsinah tergugu dengan terus menutup muka.
"Lah! Wong gung cerito kok yo." (La! Orang belum cerita kok).
"Tidak!" Warsinah menolak saat Kuswanoto mencoba menenangkannya.
"Aku mau pergi!"
"Aku sungguh tak menyangka, Pak!" Warsinah langsung meninggalkan Kuswanoto dengan berlari keluar rumah. Hatinya hancur setelah mengetahui video yang ditunjukkan oleh Pak RT tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗘𝗥𝗞𝗔𝗞: 𝗔𝗠𝗕𝗔𝗟 𝗪𝗔𝗥𝗦𝗢 (𝗦𝗽𝗲𝘀𝗶𝗮𝗹 𝗨𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻)
فكاهةPagi yang mengesalkan bagi Kuswanoto saat Pondi pemilik warung tiba-tiba datang menagih, dan menyita motor. Berusaha keras untuk menebus dengan mendatangi kedua sahabatnya, justru semakin membuat dia merasa seperti orang yang paling papa di dunia. *...