kecelakaan maut

110 3 3
                                    

"Daddy.." Teriaknya ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan artinya ia sudah telat ke kampus. dengan tergesa-gesa gadis 21 tahun itu berlari ke kamar mandi. "Bodoh" ucapnya kemudian berlari kembali kearah lemari untuk mengambil handuk barunya.

"Tunggu aku, aku akan segera sampai dikampus" ucapnya sedikit panik ketika sahabatnya menelpon bahwa kelasnya sudah dimulai.

Sembari keluar kamar terburu-buru, ia memakai jam tangan mahalnya dan  buku yang ia jepit diketiaknya.

"Ya ampun sial bangat gue hari ini" ucapnya kesal ketika buku yang ia jepit diketiaknya jatuh dan berhamburan tepat di hadapannya. Ia menghentakkan kakinya kesal sebelum meraih buku-bukunya.

Di meja makan Bobi Yang melihat anaknya menuruni tangga dengan berlari pun mengerutkan keningnya.

"Steva!" Tegurannya pada putri kesanganya, Steva yang melihat Daddynya sedang sarapan santai pun memasang wajah datarnya.

Dengan lari kecil steva menghampiri Daddynya dan meneguk secangkir susu kemudian berlari keluar. "Steva sarapan dulu sayang" panggilnya ketika melihat putrinya berlari keluar  dengan terburu-buru.

"Sarapannya di kampus dad"

Sebelum masuk kedalam mobil Steva melirik sinis kerah beberapa bodyguard Yang selalu menjaganya kemanapun itu, Steva selalu protes mengapa harus ada bodyguard yang selalu menjaganya membuat steva risih, tapi ini sudah menjadi keputusan Bobi mengingat Steva adalah anak seorang pengusaha kaya raya sekaligus mantan ketua mafia, ada banyak musuh Bobi dimana-mana dan mengharuskan Steva memiliki bodyguard

*

"Alasannya selalu saja sama, telat bangun dan telat bangun" bentak pak Arya pada steva, steva hanya diam dalam tundukanya. Bukan pertama kalinya Steva masuk kekelas pak Arya terlambat.

"Maaf pak" ucap steva sembari menahan rasa malu tingkat dewa, ah diriku benar-benar malu, masker mana masker.

"Duduk. Tapi ingat steva kalau kamu terlambat lagi Jangan harap kamu lulus di mata kuliah saya" ucap pak Arya memberi peringatan.

Selama pelajaran berlangsung Steva terus saja memperhatikan pak arya yang menurutnya sangat menjengkelkan dan seperti manusia iblis jahat, steva benar-benar dibuat kesal. Bukan pertama kalinya Steva dapat Omelan dari iblis jahat itu hingga membuat steva malu. Rasanya Steva ingin menendang iblis jahat ini Sampi keluar angkasa hingga para ilmuwan pun tak akan bisa mendapatkannya disana, entah apa ini memang salah steva karena terlambat atau tidak, Yang pasti apapun itu steva tidak pernah salah.

"Dasar Dosen kiler. Dosen jelek, iblis jahat, gue benci sama lho" Omel Steva ketika pak Arya menyudahi kelasnya. Dan berjalan berbelok kearah kiri menghilang dari penglihatan Steva.

"Stevan jangan kencang-kencang nanti pak Arya dengar" ucap Anya pada sahabatnya yang super duper keras kelapa itu.

"Biarin aja" balas Steva membereskan buku-bukunya kedalam tas.

"Emang ada iblis yang baik?"tanya Anya membuat steva semakin kesal.

"Anya..! Semua iblis itu jahat dodol. Termaksud dosen sialan lho itu"

"Eh. Anya boleh gue tanya sesuatu  sama lho?" Lanjut Steva lagi.

"Mau tanya apa lho, serius bangat" balas Anya

"Lho sakit? Gue perhatiin selama ini lho selalu minum obat, itu obat apa, jujur sama gue" Tanya Steva.

"I-itu vitamin, lho kan tau orang tua parnoaan bangat, jadi mereka sediain vitamin banyak dirumah gue" balas Anya

"Sudah. Dari pada lho banyak nanya nggak jelas mending kita kekantin" ajak Anya kemudian berjalan meninggalkan Steva yang menurutnya sangat cerewet itu.

"Tunggu.."

Sesampai di kantin Steva dan Anya berjalan ke pojok Kantin Yang jadi tempat favorit mereka. Steva memanjakan matanya dengan melihat ada banyak cowok yang sedang latihan basket. Steva sedikit melamun sambil meneguk minuman yang ada didepannya.

Steva mengikuti arah cowok tampan yang berjalan kearah lapangan, cowok berbadan tinggi dan hidung mancung membuat sepasang mata tak mengedipkan matanya sedari tadi. Cowok itu begitu asing baginya, belum pernah Steva melihat sebelumnya

"Gue baru pertamakali liat tu cowok di kampus, pindahan?" Tanya Steva pada Anya sebelum Anya berdiri memesan makanan untuk mereka.

"Astaga Steva. Lho dari mana aja, tu cowok jadi perbincangan cewek-cewek di kampus kita, wajar sih karena ganteng" ucap Anya mengikuti arah pandangan steva sembari tersenyum.

"Lho tau kan gue nggak masuk kemarin, ganteng juga tu cowok" ucap Steva kemudian memalingkan pandangannya menatap Anya. "Makanan kita mana?" Ucap Steva.

"Hehehe gue belum pesan, tunggu bentar" balas Anya.

Bunyi dering ponsel dari dalam saku celananya menyadarkan lamunan Steva "Daddy" ucap Steva ketika melihat kontak Yang masuk dalam panggilan.

"Selamat pagi dad" sapa Steva pada Daddynya dengan nada sedikit ditekan.

"Selamat pagi prinsess" balas Bobi dari dalam ponsel.

"Daddy...! Daddy harus bertanggung jawab, Steva telat lagi datang ke kampus karena daddy nggak bangunin Steva, kan Steva sudah pesan bangunin Steva" omel Steva panjang lebar pada Daddynya Yang membuat Steva harus kena malu karena datang terlambat.

"Sorry prince, Daddy lupa. sebagai maaf Daddy kamu dapat hadiah nanti ketika sudah sampai dirumah" ucap Bobi membuat steva bahagia.

"Oke. Secepatnya Steva pulang, tapi hadiah steva harus mewah" ucap Steva kemudian mematikan penggilannya.

"Ini pesanan lho" ucap Anya datang dengan 2 piring makanan ditangannya.

"Sorry gue harus pulang sekarang" ucap Steva menyodorkan uang 3 ratusan ribu tepat di samping makanan mereka

"Steva makan dulu dong"  seru Anya sedikit berteriak ketika Steva berlari kecil meninggalkan Kantin.

"Gue sudah keny-"

Brukkkk....

"Sorry. Gue nggak sengaja" maaf Steva ketika tidak sengaja menabrak seorang cowok tampan yang Steva lihat di lapangan basket tadi. Steva sedikit malamun dengan ketampanan cowok yang berada didepannya, bola mata yang sangat jernih seperti air yang berada disamudra bulu mata sedikit lentik, fostur tubuh Yang sempurna bibi merah Semerah delima, membuat pikiran Steva melayang-layang di udara

"Kalau jalan pake mata, bukan pake lutut" balasnya dengan wajah datar menatap Steva.

"Gue nggak sengaja" ucap Steva lagi.

"Makanya kalau jalan hati-hati. Punya mata nggk sih" ucap cowok itu menatap steva tajam seolah-olah akan memberikan semburan mautnya.

"Lho jangan ngegas gitu dong, gue udah minta maaf ke lho, lagian nggak sakit juga kok" sebal Steva, seketika kekaguman Steva hilang ketika seorang laki-laki yang ia kagumi ternyata sombong dan kasar..

"Kurang aja lho" ucapnya. Steva yang mendengar tidak mau ambil pusing dan pergi meninggalkan cowok sombong itu yang masih menatapnya tajam, Steva terus melangkah pergi sembari menggoyang rambut panjangnya yang terurai seakan-akan mengejek cowok sombong itu.

"Kurang ajar tu cewek pengen gue acak-acakan tu rambut jeleknya" ucapnya. Melanjutkan langkahnya kearah kantin.

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang