cerai

10 3 0
                                    

Brukk....

Bara menatap kaget kearah steva yang begitu murkah padanya, bara tak menyangka bahwa Steva ternyata bisa segalak itu. Bara hanya bisa menatap serpihan pecahan kaca yang tergeletak dilantai.

"Jangan gini dong stev!" Bara.

"Kamu jangan egois bara, kamu nggk mau cerain aku, lalu bagaimana dengan tania bar-" Steva benar-benar bingung Dengan jalan pikiran bara, tania sedang mengandung anaknya tapi dia tak mau untuk bertanggung jawab, ia sudah ikhlas melepaskan bara.

"Steva!" Bentak Steva yang terus mengoce' padanya membuat kepala bara semakin pusing, ia juga tak menyangka akan seperti ini jadinya perasaan tadi bara dan dirinya masih baik-baik saja, Ah melelahkan sekali.

"Kenapa?" Steva.

"Tenang dulu stev. Jangan kayak gini!". Bara melangkah kearah steva dan memeluk steva tapi steva yang masih diambang emosi meronta dan terus memukul dada bara kasar.

"Lepas bara! Kalau kamu nggk mau cerain aku biar aku Yang urus semua perceraian kita"

Steva keluar kamarnya meninggalkan bara yang Masih berdiri didalam kamar, steva keluar dan membanting pintu dengan kasar membuat bobi yang berada dibawah ikut terkejut.

"Steva?" Panggil bobi yang sudah berada didepan Steva.

"Daddy"

Steva memeluk bobi dengan erat sembari menangis, bobi mengusap punggung kepala Steva mencoba menenangkan Steva yang terus terisak.

"D-daddy" ucap bara yang baru keluar dari kamarnya dan melihat bobi yang sudah didepan pintu memeluk steva.

"Bara ada apa ini?" Tanya bobi.

"Steva salah paham ke bara, bara mau jelasin Tapi steva malah Pergi nggk mau dengarin bara" ucap bara.

Hufff

"Sayang kalau ada masalah harus diselesaikan dengan baik, jangan kayak gini dong" bobi

"Nggk mau Daddy" steva.

"kenapa? itu namanya nggk dewasa sayang. Sekarang steva masuk dan bicara baik-baik sama bara, Daddy nggk suka steva kayak gini" bobi melepaskan pelukannya kepada steva yang terus menyembunyikan wajahnya di dada bidang bobi.

"Steva mau cerai aja, steva nggk bisa gini terus dad, ste-"

"Steva!" Bentak bobi dan bara bersama membuat steva sedikit terkejut.

"Kamu apa-apaan sih, nggk! Daddy nggk setuju" ucap bobi

"Sudah kutebak" batin bara.

Bara maraih tangan steva dan membawa Steva kembali masuk ke kamar, steva duduk diatas ranjang dan kembali mengais membuat bara menghela nafasnya kasar

Hufff

"Cewek Memeng susah untuk ditebak, kadang bikin pusing" guman bara.

Bara maraih segelas air putih yang berada diatas nakas dan memberikan kepada Steva, tapi steva tak mau menerimanya, Dengan alasan ia tak haus.

"Sudah dong stev. Jangan nangis terus aku jadi bingung kalau kayak gini, aku janji akan mencari jalan keluarnya" bara.

"Aku mau cerai bara, kamu ngerti nggk sih" ucap Steva sedikit menekan nada suaranya.

"Stop! Aku nggk mau kamu bilang gitu lagi, aku benaran marah besar klw kamu bilang gitu lagi stev" ucap bara kemudian keluar meninggalkan Steva yang membuatnya begitu jengkel, entahlah bara juga begitu Pusing. Bara kira Dengan menikahi Steva masalahnya akan hilang tapi ternyata tidak.

*

"Nih minum dulu, kelihatan hangat lho Banyak pikiran bro" ucap Tomi menyodorkan satu gelas minuman alkohol kepala bara.

"Gue pusing tom, tania hamil" bara kemudian meneguk minum itu hingga tak tersisa.

"What? Tania hamil? Kok bisa sih bro?" Tomi benar-benar shok dengan ucapan sahabatnya itu, bagaimana mungkin bara bisa menghamili tania Sementara dia sudah memiliki istri.

Brukk..

Bara memukul lengan tomi, tomi yang selalu shok polos itu Memang pantas untuk digetok sekali-kali.

"Ya karena gue ngewek sama tania Jing."

"Njirr parah lho bro" ucap Jerico.

"Ya ya ngewek ke pacar sementara lho punya istri? Gila benar lho bro! Kenapa bukan istri lho yang lho ajak ngewek sih?" Ucap tomi menatap heran pada bara membuat bara mengerutkan keningnya. Brukk..

"Mukanya biasa aja lho"

Auuu..

"Sakit njing"

"Bantu gue dong, gue harus apa sekarang, tomi Jerico lho kan sahabat gue bantu gue, otak gue benar-benar buntuh "bara mengacak rambutnya kasar akkkhhhh..

"Lho cerain steva aja, dia kan buta dan dan kalian tidak saling cinta juga" ucap jeriko.

Brukk ..... Tomi menyiram wajah Jerico dengan minuman yang berada ditangannya"Dasar lho ya jer. Mandang fisik bangat lho" seru

"Apaan sih lho, kan jadi basah" krutuk jerico.

"Stop..! Jangan berantem" bara benar-benar heran dengan kedua sahabatnya itu Yang selalu saja tak akur selalu saling jail membuat bara hanya menghela nafasnya panjang.

"Tunggu! Tapi apa yang dikatakan jerico ada benarnya juga bar kenapa lho nggk cerain steva aja, lho kan nggk saling cinta juga" usul Tomi.

"Usulan gue emang benar dan tepat bangat, orang pintar gitu" Jerico.

"Tapi sebagian salah total, kepandean bangat lho" balas Tomi.

"Salahnya gue nggk bisa cerai dari steva, gue udah buat janji dengan om bobi buat jaga steva dan buat dia bahagia, kalau tidak gue bisa dipenjara atau bahkan jadi santapan harimau om bobi benaran, gila nggk tuh" seru bara panjang lebar membuat Jerico dan tomi hanya bisa menelan air liurnya kaget.

"Yakaknya punya istri dua seru lho bar" ucap Jerico.

"Benar tuh bar, lho kan punya banyak uang jadi nggk akan ribet buat lho punya istri dua"

Bara tampak berfikir sejenak memcoba mencerna perkataan Jerico dan tomi yang entahlah itu usulan yang benar atau hanya penambah masalah saja.

"Ada benarnya juga sih, nanti gue ngomong ke tania dan Steva"

"Njir.... Lho punya istri dua sedangkan kita pade belum. Set set bangat lho" ucap Tomi

"Doon bangt sih lho, gue juga nggk mau kayak gini tapi keadaan yang menginginkan, ya udah gue pulang dulu. Gue nggk mungkin ninggalin steva dalam keadaan saat ini apalagi mertua gue lagi dirumah, ditambah lagi tania tadi nelpon gue minta ditemani, gila nggk sih masalah gue"

Vote nggk?😡

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang