gaun pernikahanku

13 3 2
                                    

Dengan gaun yang begitu mewah terdapat beberapa mutiara menambah kemewahan tersendiri yang saat ini melingkar ditubuh mungil steva, perasaan campur aduk kini menaungi perasaannya, steva tak menyangka dihari pernikahan yang selama ini steva dambakan akan terjadi seperti ini.

"Aku tak tau apa aku harus bahagia atau tidak, ini adalah hari pernikahanku tapi sedikitpun aku tak bisa melihatnya, warna apa gaun yang aku gunakan begaimana model gaun pernikahanku" guman steva kemudian duduk disisi ranjangnya dengan air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya dan sesekali mengusapnya dengan punggung tangannya.

"Steva apa lho udah siap?" Ucap anya sembari masuk kekamar steva. Dan melihat steva yang sedang menangis duduk di pinggir ranjangnya.

"Lho kenapa?" Tanya Anya.

"Gue nggk pernah nyangka nikah dengan keadaan gue yang seperti ini dan dengan pria yang baru gue temuin hanya satu kali, lho masih ingatkan kita pernah mengatakan keinginan kita ketika kita nikah, tapi liat keadaan gue sekarang Bahkan menatap gaun gue sendiripun gue nggk bisa, semuanya gelap" ucap steva yang terus meneteskan air matanya Tampa henti.

Anya bisa merasakan betapa hancurnya hati sahabat itu, bagaimana tidak dengan keadaannya yang seperti ini steva sedang melangsungkan pernikahan yang begitu mendadak, anya memeluk Steva mencoba memberikan ketenangan.

"Sayang?" Panggil Bobi.

"Daddy?" Panggil Steva ketika mendengar suara Daddy memanggilnya, Steva bangkit dan mencoba berjalan kesumber suara dengan tangan Yang dijadikan tuntunan berharap tidak ada benda yang menghalangi jalannya.

Bobi melangkah memeluk steva, anaknya begitu cantik dengan gaun mewah Yang melingkar ditubuh mungil putrinya, bobi sedikit merenung ketika mengingat mending istrinya yang cantiknya persis seperti putrinya itu. Ah " seandainya kamu Masih hidup dan melihat putri kita yang begitu cantik dengan gaun pernikahannya kamu pasti merasa sangat bahagia" guman bobi dalam hati.

"Sayang Jangan nangis lagi ya, kamu begitu cantik dengan gaun yang kamu kenakan sekarang, Daddy tidak akan menyia-nyiakan moment ini dan ketika kamu melihat nanti kamu pasti bangga dengan dirimu sendiri" ucap bobi kemudian mengambil handphonenya dari saku jasnya dan memotret steva.

*
Diruang kelas seorang gadis yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran sembari menatap ponsel yang berada didepannya, keberuntungan saat ini datang padanya karena dosen hari ini tidak masuk.

"Nggk..! Bara selamanya akan menjadi milik aku, sesuatu yang menjadi milik aku tidak ada yang boleh mengambilnya. Gadis buta itu sebentar lagi akan menjadi istri bara. Tapi aku, aku gadis Yang bara cintai, tidak ada yang bisa merubah kenyataan itu" ucap tania dengan senyum sinisnya.

Tania meraih kunci mobil dan tasnya kemudian berjalan keluar kelas melangkah pergi.

*
"Selamat kalian resmi menjadi suami istri" ucap penghulu Yang baru saja menikahkan bara dan Steva.

"Bagaimana pun hati tidak bisa dipaksakan, saat ini aku sah menjadi suami Steva tapi aku tidak mencintainya. Aku mencintai Tania gadis Yang sudah lama bersamaku" ucap bara dalam hati.

"Bara?" Panggil Bobi.

"Bara?" Panggil bobi lagi.

"i-iya om? Kenapa?" Jawab bara ketika menyadari namanya dipanggil.

"Kamu lagi mikirin sesuatu?" Tanya bobi

"Nggk ada om" balas bobi.

"Daddy steva mau istirahat dikamar" ucap steva.

"Biar aku yang antar" ucap bara kemudian membantu Steva bangkit dan menuntun steva berjalan sampai dikamarnya Steva hanya diam tak bersuara, walaupun masih ada kecanggungan diantar keduanya tapi bara dan Steva yakin semuanya akan berubah.

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang