menikah lagi

8 3 0
                                    

Gue mau liat yang sudah follow Yang mana nih?🥰

6 bulan sudah berlalu dengan steva yang sudah menerima tania menjadi istri kedua bara tampa sepengetahuan orang tuanya, Steva mengizinkan bara menikahi steva karena steva nggk mau melihat tania yang melahirkan anak tampa adanya sosok ayah. Berat? Sangat berat buat steva menghadapi ini semua. Rasa sakit ada penghianatan bara padanya sudah ia telan mentah-mentah, walaupun selama ini bara selalu jarang datang kerumah dan terus sibuk bersama tania steva pun tak protes, buat apa ia protes toh tania dan bara saling mencintai dan dirinya hanya jadi penghalang antara mereka. Dan disisi lain ia juga kasihan dengan kondisi tania

Steva sedang duduk di sofa mendengarkan siaran Radio pagi ini yang menurutnya tak seru tapi tak ada hal Yang ia lakukan kecuali itu, nonton? Dirinya bahkan tak bisa melihat.

"Anya sibuk nggk ya?" Guman Steva.

"Bi?" Panggil steva.

Seorang pelayan dengan paruh baya datang dan menunduk dihadapan Steva "ada apa non?"

"Tolong telponin anya tanyakan dia dimana sekarang, kalau nggk sibuk suruh main kerumah" perintah steva.

"Baik non"

*

"Apa-apaan ini Ririn?" Bara menghambur semua berkas yang ada ditangannya ke meja sekretarisnya itu yang menurutnya sangat tidak becus dalam bekerja.

"Ada apa pak?" Tanya Ririn.

"Kamu memang tidak becus mengerjakan tugas yang saya berikan, liat semua berkas ini, bagaimana saya bisa melangsungkan meeting siang ini kalau semua berkas Yang kamu kerjakan salah" bentak bara marah kepada Ririn

Ririn yang mendapat perlakuan itu hanya bisa menunduk takut dengan kemarahan bossnya itu "maaf pak. Biar saya cek ulang"

"Saya nggk mau tau jam 11 nanti semua berkas Harus beres dan sudah ada di meja kerja saya" perintah bara dan meninggalkan Ririn.

Sesampai di ruangannya bara menyandarkan tubuhnya dikursi kebesarannya dan memijat keningnya yang sangat sakit, bara melonggarkan dasinya dan menekan tombol disana "satu cangkir kopi sekarang" ucapnya.

*

Tania berjalan dengan pelan mengingat perutnya Yang semakin besar dan sudah menginjak 7 bulan, ia membuat secangkir coklat susu dan duduk di sofa sembari menonton siaran tv pagi ini, Tania membuat sendiri karena mbok Sarni lagi pulang kampung untuk beberapa hari, tania mengelus perutnya lembut "sayang kuat ya didalam perut mama, walaupun nanti mama tak akan lama bisa bersama kamu tapi mama akan selalu sayang sama kamu" ucap Tania, tania tak bisa menahan air matanya ketika ia mengingat kanker otak yang ia derita kurang lebih 9 bulan ini, dan dokter mengatakan umur tania tak lama lagi.

Tania bangkit dan membuang hasil pemeriksaannya hari ini karena ia takut bara mengetahui penyakitnya dan akan meninggalkannya, "makasih steva kamu memang orang yang baik"

6 bulan yang lalu

"Terimakasih karena sudah mau datang stev" ucap tania yang sudah menunggu kedatangan steva sejak 5 menit Yang lalu

Steva kemudian duduk dibantu sopirnya yang datang menemani steva, karena steva tak akan bisa bila sendiri.

"Ada apa kamu mengajakku bertemu Tania?" ucap steva.

"Maaf maaf karena sudah merusak pernikahan mu dengan bara da-" ucap tania berhenti

"Bukankah aku yang sudah merusak kebahagiaan kalian?" Tanya Steva membuat tania menggelengkan kepalanya.

"To the poin aja Tania" steva.

"Mungkin kamu sudah tau bahwa aku hamil anak bara saat ini stev. Mungkin aku egois karena aku tak bisa melepaskan bara, aku dan bara sudah menjalin hubungan sudah lama dan semenjak orang tuaku meninggal bara selalu ada buat aku stev. Aku ingin bersama dengan bara di detik-detik terakhir aku hidup di dunia ini" ucap Tania.

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang