i love you Tania

30 3 2
                                    

Setelah mengantar steva pulang bara dengan tergesa-gesa melajukan mobilnya ke rumah Tania, pikirannya saat ini adalah tania yang sudah pasti sangat marah padanya.

"Aku harus jelasin semuanya pada Tania, aku nggk mau tania sampai marah sama aku" ucap bara hingga berhenti tepat di rumah Tania.

Bara sedikit legah ketika melihat mobil Tania berada digarasi, itu artinya tania sedang dirumah.

Karena rumah tania terbuka bara masuk tampa mengucapkan salam, toh ini bukan pertama kalinya bara masuk.

"Tania? Tania?" Panggilan bara. Rumah Tania begitu sepih, ya. Karena tania hidup seorang diri ketika orang tuanya kecelakaan beberapa Tahun yang lalu.

"Dikamar. Ya tania pasti berada di kamarnya" seru bara kemudian berlari kelantai dua tepatnya disisi kiri tangga.

Bara membuka pintu kamar tania dan bisa melihat tania tidur dengan suara terisak tangis memunggunginya

"Tania?" Panggil bara.

Tania yang mendengar suara yang tak asing lagi membalikkan tubuhnya dan bisa melihat bara yang sudah berada di belakangnya.

"Kamu begitu jahat bara. Kamu menghianati aku, aku cinta sama kamu aku sayang sama kamu, ak-"

"Tidak .!! Aku tidak menghianati kamu, aku sayang dan cinta sama kamu" balas bara kemudian menarik tubuh tania masuk kedalam pelukannya sesekali menyium kepada tania lembut

"Lalu siapa wanita yang kamu peluk di mall itu?" Balas tania mengdongakan kepalanya menatap bara.

"Ceritanya panjang, yang terpenting kamu Harus tau aku tidak akan pernah mengkhianati kamu. Aku cinta sama kamu sayang" ucap bara kemudian mengecup bibir tania lembut membuat tania sedikit tenang.

"Jangan tinggalkan aku, ku tidak mau ditinggal orang-orang yang aku sayang lagi. Aku butuh kamu disamping aku" ucap Tania dan mengeratkan pelukannya memeluk bara.

"Aku mohon temani aku malam ini, aku rindu sama kamu. Kamu pergi keluar kota nggk ngomong dulu sama aku, aku selalu ngariin kamu, diwatsApp nggk dibalas aku telpon juga nggk diangkat, sebenarnya ada apa sih?" Tanya Tania.

Bara menarik tania berbaring di atas kasur menyamainya kemudian memeluk Tania dengan erat, sesekali menyium jidat Tania lembut membuat tania merasa nyaman.

"Maafkan aku karena sudah menghilang beberapa hari ini dan tak memberimu kabar, beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja menabrak seorang gadis yang sedang melintas di depanku,  Hingga gadis itu kritis dan hampir saja kehilangan nyawanya. Aku bingung mau ngapain dan aku harus bertanggung jawab dengan menjaga dia sepanjang itu, hingga akhirnya gadis itu sadar kembali dan aku mulai legah. Tapi, ketika dia sadar ternyata dia buta, aku bingung harus berbuat apa dan mau ngapain disisi lain ayahnya sangat kejam dan hampir saja membunuhku. Aku harus mencari donor mata secepatnya tapi tidak mungkin aku mendapatkan donor mata dalam waktu sesingkat itu bukan? Sampai akhirnya ayahnya memberiku dua pilihan mendonorkan mataku untuknya atau" ucap bara terputus.

"Atau apa sayang?" Tanya tania.

"Atau aku menikahi dia" lanjut bara

Mendengar kenyataan itu tania sontak kaget dan melepaskan pelukannya.

"Maksudnya kamu akan menikah dengan gadis itu?" Tanya tania

"Tidak ada pilihan lain kalau tidak mataku sebagai gantinya, kuterpaksa sayang"

"Nggk..! Aku nggk mau berbagi. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah berbagi" ucap Tania kemudian bangkit dari ranjangnya melangkahkan keluar dengan wajah kesal.

"Tunggu dulu sayang biar aku jelasin" ucap bara bangkit menyusul Tania yang kini sudah jauh diambang pintu.

"Perempuan mana yang mau berbagi, aku yakin kalau kita sama-sama berusaha untuk mencari donor mata buat gadis itu kita pasti mendapatkannya" ucap Tania menghentikan langkahnya.

"Kamu belum mengetahui siapa ayah gadis itu dia bisa saja membunuhku kapan saja, tidak semudah itu sayang"  ucap bara

"Tapi aku nggak rela kamu nikah sama perempuan lain, kamu bilang cinta sama aku tapi kenapa kamu setuju untuk menikahinya" ucap Tania sembari mengais, air matanya sudah tak tertahan lagi, Tania benar-benar tidak terima pria yang dia cintai menikah dengan perempuan lain.

"Aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, sedangkan gadis itu aku akan menikahinya karena terpaksa, dan kita akan terus bersama, aku nggk akan pernah ninggalin kamu" ucap bara menenangkan Tania. Tania gadis yang Pintar dan juga tegas  tidak bisa menyalahkan bara sepenuhnya karena ini juga keputusan sulit yang dialami oleh bara dan takdir yang membuat semuanya seperti ini, tapi tania harap bara tidak akan pernah meninggalkan dirinya

Bara menangkap kedua pipi tania dan langsung melumat bibirnya lembut, bara bisa merasakan air mata tania yang jatuh tak henti-hentinya, bara semakin memperdalam lumatannya dan mulai mengapsen gigi tania satu persatu, tak lama ciuman itu turun ke leher Tania, bara terus menyium leher tania yang putih mulus itu tak henti-henti dan sesekali melumatnya tak lupa juga menggigitnya lembut.

Hingga saat ini mereka sama-sama bertelanjang, tak satu helai benang pun menutupi tubuh mereka, keduanya memadu kasih bersama dalam keheningan malam Yang menyatukan cinta mereka

Bersamaan itu bara mendengar dering ponsel yang berada di saku celananya, bara melangkah dan meraih ponselnya kemudian menarik nafasnya kasar ketika melihat om bobi yang memanggil.

" Hallo om ada apa?" Jawab bara

"Kemu kerumah saya sekarang, kita akan merencanakan pernikahan kamu dan steva besok lusa" ucap bobi dari dalam ponselnya.

"Baiklah" ucap bara dan mematikan panggilan itu.

"Ada apa?" Tanya Tania.

"Ayahnya steva menyuruh aku agar segera datang ke rumahnya untuk membicarakan pernikahan aku dengan steva besok lusa" Jawab bara kemudian meraih bajunya dan kembali ngecup jidat tania lembut.

"Jadi kamu akan meninggalkanku? Tanya Tania lagi"

"Sebentar saja" ucap bara kemudian keluar meninggal Tania.

Tania sedang berada diambang kemarahan, dirinya seperti pelacur habis ditiduri lalu dibuang begitu saja, tapi Tania tidak bisa berbuat apa-apa cintanya untuk bara lebih besar.

*
"Bara pernikahan kalian akan diadakan di rumah saya dan akan dihadiri oleh keluarga inti dan beberapa teman kamu dan steva, bagaimana saya kira ayah kamu juga setuju akan hal ini" ucap bobi to the poin.

Ah. Apa secepat ini pernikahannya dengan steva akan dilaksanakan. Bara tidak mau menyakiti Steva dan tania sekaligus tapi bagaimana sekarang? Bara akan menikahi steva sedangkan bara mencintai Tania. Ini benar-benar aneh. Ingin membatalkannya tapi bara tak mau kehilangan penglihatannya. Bara menarik nafasnya kasar, "bangsat!! Aku tak pernah membayangkan ini semua akan terjadi" bara membatin

"Saya setuju om"  balas bara. Terus kata apa lagi Yang harus keluar dari mulut bara. Ia terpaksa setuju untuk menikah dengan gadis buta. Tapi disisi lain bara sadar ini semua salahnya. Seandainya waktu itu bara tidak balapan liar bersama teman-temannya musibah ini tidak akan terjadi.

"Baiklah biar saya yang siapkan semua dan saya harap kamu benar-benar menepati janjimu dengan membuat Steva bahagia untuk selamanya" ucap Bobi

Bahagia? Bara saja tak yakin apa dia akan bahagia setelah menikahi gadis itu, apa lagi akan membahagiakannya,  oh sangat tidak mungkin! Terpaksa.

"Baik om. Boleh saya bertemu steva?" Ucap bara.

"Tentu. Steva berada dikamarnya"

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang