antara nyaman dan cinta

25 3 0
                                    

Hari demi hari begitu cepat berlalu tak terasa pernikahan bara dan Steva genap 1 bulan. Tak Banyak yang terjadi diantar mereka terkadang rasa canggung diantar mereka masih ada. Hidup menjadi suami istri yang tidak seperti dengan pasangan lainnya ternyata tidak begitu sulit.

Bara. Tak terasa satu bulan sudah berlalu, kulliah sambil kerja sekaligus mengurus Steva ternyata tidak begitu sulit, walaupun terkadang bara merasa kasian kepada Steva karena dirinya sering meninggalkan steva tapi keadaan yang mengiinkan. Walaupun dirinya belum atau bahkan tidak akan bisa mencintai steva tapi kenyamanan dan perhatian tetap bara berikan kepada Steva karena rasa bersalah itu selalu ada, sedangkan.

Steva. Rasa nyaman dan perhatian yang dia dapat dari bara yang berstatus sebagai suaminya itu membuat dirinya begitu nyaman, cinta? Dirinya juga tak tau apa dirinya mulai mencintai bara atau tidak. Menjadi istri bara ternyata penuh dengan teka-teki, steva Banyak beradaptasi dengan rumahnya sehingga dirinya tak butuh bantuan lagi ketika berjalan. dan Hanya satu yang selaku dipikirkan Steva yaitu mengapa suaminya selalu pulang larut malam dengan alasan lembur seperti saat ini, Hingga pukul 1:30 bara belum juga pulang, sungguh tidak masuk akal. Tapi untuk menanyakannya rasanya tidak mungkin.

***

Disini lain bara dan tania kembali bercinta, bagi bara saat ini adalah tubuh tania bagaikan candu baginya, mereka asik menyatuhkann tubuhnya dengan gairah cinta, Sesekali tania mendesah nikmat.


Setelah puas dengan percintaan mereka bara membaringkan tubuhnya disamping Tania, ini bukan pertama atau kedua kalinya mereka bercinta. Bara mencintai tania walaupun bara sadar ini tidak benar karena dirinya sudah punya istri tapi dia juga tidak mungkin bercinta dengan gadis yang tidak dia cinta walaupun itu istri bara sekalipun.

Di rumah Jam menunjukkan pukul 2 malam, steva tak bisa tidur memikirkan suaminya Yang belum pulang entah apa yang dia lakukan diluar sana, mendengar suara mobil bara datang steva berjalan keara pintu untuk menyambut kedatangan bara, bara yang membuka pintu kamar dan bisa melihat steva berada di ambang pintu menunggunya.

"Ka- kamu belum tidur?" Tanya bara.

"Belum. Saya menunggumu pulang?" Balas steva

Bara berjalan kearah steva dan memeluk tubuh steva lembut membuat steva mematung untuk sesaat.

"Apa kamu benar-benar sesibuk itu hingga lupa pulang, aku tau aku tidak bisa melihat apapun tapi aku mohon sama kamu untuk tidak mengkhianati aku" ucap steva kemudian melangkah pergi tapi sialnya.

Brukkk

Steva tak sengaja kesandung meja yang berada didepannya membuatnya terjatuh, steva merabah kembali meja itu mencoba untuk berdiri.

"Aku bantu" ucap bara memegang pundak steva tapi ditepis lepas oleh steva.

"Nggk usah ku bisa sendiri" balas steva kemudian berjalan tertatih-tatih keatas ranjang membaringkan tubuhnya.

"Kamu jangan berburuk sangka sama aku, aku lelah seharian ini kulliah dan kerja sekaligus, jadi Banyak kerjaan yang tertunda" ucap bara bohong.

"Walaupun kita tidak saling mencintai, setidaknya kamu sebagai suamiku selalu ada disaat aku butuh kamu" ucap steva.

"Maafkan aku" balas bara.

Bara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karena badannya begitu lengket bekas percintaannya dengan Tania, tak butuh waktu lama menyelesaikan ritual mandinya bara turun dan mencoba mencari sesuatu yang bisa dia makan, karena dirinya begitu lapar. Lelah? Jelas. Tapi menghilangkan rasa laparnya adalah hal yang tidak bisa ditunda.

Rumah begitu sepi karena bobi yang sudah dua Minggu berada di london dan akan pulang satu Minggu kedepan dan pelayan mungkin mereka sedang berada di alam lain.

Setelah selesai makan bara kembali kekamar dan membaringkannya tubuhnya disamping steva. Bara melipat tangannya dan menjadikan bantal menatap steva.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud mengkhianatimu tapi aku bertemu dengan tania jauh sebelum aku mengenalmu. Aku pria normal yang membutuhkan seks dari gadis yang aku cintai yaitu Tania, tapi aku janji sama kamu aku akan selalu menjagamu dan menyayangi kamu seperti saudara aku sendiri tapi bukan sebagai kekasih" ucap bara dalam hati.

"Mengapa menatapku seperti itu?" Tanya steva.

"Kenapa kamu tau? Tanya bara balik

"Orang buta bukan berati tidak bisa merasakan sesuatu yang ada di sekelilingnya, perasaan orang buta itu lebih kuat. Itu mungkin keutamaan dari  orang yang tidak bisa melihat sepertiku"  ucap bara.

"Boleh aku memelukmu?" Tanya bara.

"Maksudnya?" Tanya steva balik.

"Ah lama" ucap bara menarik steva masuk kedalam pelukannya, membuat steva sontak kaget, ini pertama kalinya dirinya dipeluk bara dalam keadaan tidur. Steva merasakan kenyamannan yang begitu berlipat ganda mungkin ini adalah tidur teenyenyaknya, steva bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak begitu cepat berada dipeluk bara.

Sedangkan bara. Bara tidak mau steva merasakan kesepian dan penderitaan, memeluk steva tidak salah bukan? Rasa sayang bara hanya sebagai kakak keadik kesayangannya.

*

Tania yang masih terbaring lemah akibat penis bara yang memopa vaginanya kuat hanya bisa berbaring diatas ranjang, tania meraih handphonenya yang berada diatas nakas tak jauh dari ranjangnya. Tania mengirim pesan kepada salah satu kontak disana setelah itu meletakkan handphonenya kembali.

"Aku akan memisahkan kalian, aku mungkin tidak sampai hati menyakiti Steva apalagi kondisinya yang sedang buta tapi tenang saja steva aku tidak akan menyakitimu aku hanya mengambil apa Yang sedari dulu sudah menjadi milikku" ucap Tania

Karena merasakan darah segar yang keluar lagi dari hidungnya tania dengan sekuat tenaga berlari masuk kedalam kamar mandi

"Astaga darah lagi? Sepertinya besok saya harus periksa kedokter lagi" ucap Tania.

Tania mendengus kesakitan ketika merasakan sakit diperutnya membuat tania hampir saja terjatuh, tania meremas perutnya yang sakit dan keluar menuju dapur mencoba mencari sesuatu untuk menghentikan darah yang terus mengalir di hidungnya dan sakit diperutnya yang sialnya datang dengan bersamaan.

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang