dadaku terasa sesak

18 3 2
                                    

Yuhuuuu....jumpa lagi kiteeee

Bara dikejutkan dengan suara ketukan pintu yang terdengar dari luar kamarnya, perlahan bara membuka kedua matanya tapi sialnya dengan bersama kepalanya begitu sakit

"Ahhh sial" kesal bara.

Bara mengibaskan selimut yang masih melingkar di pinggangnya dan turun dari ranjang dengan tangannya yang dijadikan penguat memegang kediding.

"Ada apa Bi?" Tanya bara tegas kepada pelayan yang sudah mengganggu tidurnya

"Tuan besar sedang menunggu Aden di bawah" balasnya

Tampa membalas satu katapun bara dengan cepat menutup pintu kamarnya kasar hingga membuat pelayan itu sedikit terkejut.

Tak butuh waktu lama bara turun dari lantai dua dengan pakaian santainya, bara sesekali menarik nafasnya kasar.

"Ada apa yah?" Tanya bara.

"Apa yang kamu lakukan semalam benar-benar membuat ayah kecewa, kamu mabuk-mabukan diluar dan pulang-pulang sudah tak memakai baju, apa yang kamu lakukan diluar semalam?" Tanya Hendra tegas.

"Nggk ada yah. Bara hanya mencoba mencari ketenangan diluar sana" balas bara.

"Tapi tidak dengan mabuk-mabukkan"

"Stop yah. bara capek masalah yang menimpah bara sudah membuat bara  stres, Dan sekarang jangan mengintrogasi bara seperti ini. maaf yah bara mau istirahat" balas bara kemudian bangkit menuju kamarnya kembali

"Tunggu. Ayah harap kamu tidak lupa hari ini kamu akan menemani steva dan mencari cincin pernikahan kalian?"

Mendengar nama steva pagi ini benar-benar membuatnya pusing, apa tidak ada nama yang bisa dia dengar selain nama gadis itu? Ah. Melelahkan  sekali

"Bara nggk bisa yah. Bara mau menemui Tania" balas bara langsung berlari kecil menuju kamarnya meninggalkan ayahnya yang masih memandanginya, mungkin ayahnya tidak menyukai hubungannya dengan tania sekarang tapi persetan dengan semua itu.

30 menit bara mengendarai mobilnya tak henti-henti. Kampus, rumah dan tempat Yang biasa tania datangi juga tak terlihat disana, bara membanting stir mobilnya kasar.

"Tania sayang Dimana kamu sekarang? Kumohon kembalilah padaku aku nggk mau kehilangan kamu" guman bara. Tampa bara sadari setetes butir air jatuh dari matanya.

Bara terus mencoba menelpon nomor tania tapi sialnya hanya suara operator yang terdengar disana membuat bara Tambah kesal.

Bunyi notifikasi dari ponsel menyadarkannya. dengan tergesa-gesa bara membuka pesan tapi sialnya pesan dari bobi yang menyuruh bara segera datang ke rumahnya.

Dengan berat hati bara melajukan mobilnya kerumah steva.

"Om bobi ada bi?" Tanya bara pada salah satu pelayanan ketika sudah berada di kediaman bobi

"Tuan lagi diruang kerjanya dengan seseorang, silahkan masuk"

Satu jam sudah berlalu tapi sialnya bobi belum juga tak terlihat, dengan keberanian bara melangkah naik kelantai dua tepatnya kekamar steva.

Tok tok tok

"Masuk" ucap steva ketika mendengar suara ketukan pintu.

Bara melangkah masuk kekamar steva dan bisa melihat steva yang sedang duduk diatas ranjang dengan mata sembab.

"Selamat pagi?" Sapa bara

"Kamu?"

"Boleh aku bicara?" Izin bara dan steva hanya mengangguk.

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang