semuanya baik-baik saja

6 3 1
                                    

Pagi ini bara dan steva bangun lebih awal karena bara yang akan mengajak steva jalan-jalan.bara sudah siap dengan bakaian rapinya sedangkan steva hanya memakai baju kaos yang dilapis switer dipadukan dengan celana jeans serta rambut yang diikat seperti ekor kuda, sangat sederhana tapi tetap tampil cantik ditubuh seksi steva.

Bara mengendarai mobilnya disepanjang jalan dengan sedikit bersenandung bersama steva dengan music yang bara putar "kita sarapan dulu" ucap bara dan memarkirkan mobilnya kesalah satu restoran yang terkenal di kota Jakarta.

Bara turun terlebih dahulu dan berjalan melingkari mobilnya membuka pintu mobil untuk Steva

"Kamu mau sarapan apa? Disini ada makanan berat ada juga roti bakar" bara

"Aku roti coklat bakar dan susu" balas bara

Bara mengangkat tangannya memanggil waiters untuk memesan makanan.

"Roti coklat selai kacang 2 dan susu putih 2" ucap bara.

Setelah semuanya selesai bara dan Steva melanjutkan perjalannya menelusuri disepanjang jalan.

"Kamu mau jalan-jalan kemana stev?" Tanya bara

"Kita langsung kerumah tania aja ya, lagian kita mau ngapain aku kan nggk bisa melihat" balas Steva " tapi sebelum itu kita mampir ke toko peralatan bayi, aku mau memberikan sesuatu untuk Tania" Steva.

"Siap perintah boss"

20 menit perjalanan hingga mobil bara berbeluk kesisi kiri untuk membeli perlengkapan bayi yang dimaksud steva tadi "steva kamu nggk usah turun ya, biar aku yang turun" Steva menggangguk "Kamu mau memberikan tania perlengkapan bayi apa?" Tanya bara

"Aku juga kurang ngerti masalah perlengkapan bayi, lebih baik kamu tanyakan sja pada pegawai tokonya" ucap steva.

Setelah selesai memilih barang bara membawa barang yang ia beli ke kasir dan segara membayar

"Totalnya 25.000.000 bayarnya mau debit atau cash pak?" ucap pegawai kasir

"Debit mba" balas bara kemudian mengeluarkan karet debitnya untuk membayar belanjaan.

*
"Tania kemana? Sepertinya rumahnya kosong" ucap steva ketika mereka sudah berada di depan rumah tania tapi sepertinya rumah tania kosong.

"Aku telpon dulu" bara mengeluarkan ponselnya dan memanggil nomor tania tapi ponsel Tania rupanya sedang tidak aktif.

"Cari tania ya?" Tanya tetangga tania yang lewat dengan membawa belanjaan sayurnya.

"Iya Tante, apa Tante mengetahui tania kemana?" Balas bara

"Tadi pagi tania ditemukan pingsan didepan rumahnya jadi beberapa warga disini membawa tania kerumah sakit"

"Apa?" Ucap bara.

"Rumah sakit mana nante?"  Bara

"Kalau nggk salah rumah sakit EMC"

"Astaga kita kerumah sakit sekarang" ucap bara tergesa-gesa menuju mobilnya bersama steva.

Dengan keadaan panik bara melajukan mobil bara diatas rata-rata, bara benar-benar cemas dengan keadaan tania. Ia tak mau kalau sampai terjadi sesuatu pada Tania

Steva yang merasakan kepanikan pada bara hanya bisa menarik nafasnya kasar ia sedikit takut karena mobil melajuh begitu cepat "kamu begitu mencintai tania bar, kamu begitu cemas ketika Tania dalam keadaan darurat" steva membatin.

Setelah sampai didepan rumah sakit bara langsung menuju ruang UGD dengan menggengggam tangan steva.

"Tania?"

"Tania kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan ada apa? Kenapa bisa sampai seperti ini?" Ucap bara ketika sudah melihat keadaan tania, bara begitu cemas karena banyaknya ala-ala yang melingkar di tubuh Tania. terdapat juga seseorang ibu yang sudah berumur berdiri di sisi kanan bara dan ternyata itu ATR Tania.

"Sayang aku nggk papa" balas tania dengan wajah pucatnya.

"Tapi kok banyak bangat alat-alat sialan ini, apa kata dokter?" Tanya bara lagi.

"Aku baik-baik saja sayang jangan terlalu cemas aku ba-" ucap tania berhenti ketika baru menyadari keberadaan steva.

"Steva!" Tania.

"Hai Tania? Gimana keadaan kamu?" Tanya Steva yang masih berdiri di sudut ruangan.

"Aku nggk papa kok, aku sehat" dan Steva hanya tersenyum.

"Kalau gitu aku tunggu diluar aja ya" ucap steva kemudian melangkah keluar meninggalkan bara dan tania, hati steva sakit ketika mendengar perempuan lain memanggil suaminya dengan sebutan sayang. Steva tak mau berada diantara Meraka atau hanya jadi obat nyamuk saja.

"Sayang kok nggk ngomong kalau ada steva? Aku jadi nggk enak ke steva" ucap tania menetap bara.

"Aku susul steva dulu" bara.

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang