menikahlah denganku

12 3 0
                                    

Steva berlari keluar dari ruangan rawatnya sesekali Steva terbentur ke dinding tapi tidak menjadikannya berhenti untuk terus berlari ke arah yang steva juga tak tau mau kemana. sesekali Steva mengusap air matanya dengan kedua punggung tangannya. Steva terus berjalan hingga dirinya sampai ke koridor rumah sakit. Dengan langkah pasti ia menatap kedepan dengan tatapan kosong ada banyak orang yang menatapnya dengan tatapan bingung, tapi steva tidak mengetahuinya pasalnya Steva buta.

Dari kejauhan Bobi yang melihat Steva berjalan dan sesekali menabrak kursi yang terdapat disetiap koridor disana, sakit! Bobi tak bisa menahan air matanya lagi melihat keadaan anak satu-satunya itu yang ia besarkan dengan cinta dan kasih sayang, Bobi hanya bisa mengikuti Steva dari belakang tampa sepengetahuan Steva.

"Daddy jahat! Kenapa Daddy membatalkan operasi Steva, steva nggak mau hidup dalam kegelapan" ucap Steva dalam tangisnya. Sakit hati dan kecewa yang steva rasakan saat ini, khayalan Steva untuk bisa melihat kembali telah hilang, bagaimana mungkin Daddynya membatalkan opeasinya dan menyuruhnya menikah dengan pria yang steva tidak kenal, apa takdir Steva memang menyedihkan seperti ini" ucap Steva sembari terus berjalan entah kemana dengan hanya mengandalkan tangan sebagai rabaan jalan.

"Boleh aku bantu?" Ucap bara yang baru saja tiba.

"Kamu siapa?" Tanya Steva, Steva tidak mengetahui suara siapa Yang sedang ia dengar, apa seseorang tengah berbicara pada orang lain dan bukan padanya? Ah sial betul hidupku hal sekecil ini saja aku tidak mengetahuinya.

" Aku salah satu perawatan disini" balas bara berbohong, jika bara menyebutkan namanya pasti Steva akan mengamuk dan menyuruhnya pergi.

"Baiklah. Tolong antar aku ke taman rumah sakit"

"Baiklah" ucap bara.

Sejenak bara melirik kerah Bobi yang tak jauh berada dengan dirinya, bara memberikan tatapan kosong kepada Bobi agar bobi bisa mengizinkannya menemani Steva ketaman, dan Bobi hanya mengangguk mengiyakan.

Bobi yang mendengar ucapan Steva merasa sedih, bobi yakin suatu saat putrinya akan baik-baik saja dan akan bahagia bersama bara, mungkin saat ini rasanya sesakit ini tapi ini semua demi kebaikan Steva "Daddy janji akan mencari donor mata secepatnya untukmu my prinsess" ucap Bobi.

*
Bara menuntun steva hingga sampai ke salah satu kursi Yang terdapat disana

"Maaf karena merepotkan mu" ucap Steva.

"Tidak masalah, apa aku boleh duduk di sampingmu?" Tanya bara.

Steva tak menjawab ia kemudian menggeser tubuhnya memberi tempat untuk bara duduk.

"Dunia tidak sekejam yang kau pikirkan" ucap bara.

"Bagi orang-orang yang bisa melihat dunia ini, dan yang sepertiku apa bisa merasa baik-baik saja dengan dunia yang kau katakan tidak sekejam ini?" Tanya Steva sembari menangis. Bara hanya terdiam mendengar ucapan gadis yang berada didekatnya saat ini,  salah? Iya rasa bersalah kini menghantui bara, apa yang bisa bara lakukan saat ini untuk menembus kesalahannya? Bara benar-benar bingung.

"Kamu boleh menceritakan masalahmu padaku jika kau mau" ucap bara.

"Mengapa aku harus menceritakan masalahku padamu sedangkan diriku tidak mengenalmu" balas Steva menatap kosong kedepan sembari mengusap sisa air matanya.

"Terkadang menceritakan masalah dengan orang yang tidak kita kenal lebih baik bukan?" Balas bara lagi.

"Aku kecewa dengan semua yang ada padaku termasuk daddyku dia membatalkan operasiku dan menyuruhku menikah dengan pria yang tidak kukenal dan yang membuat hidupku hancur seperti saat ini, bukankah hidupku sangat mengerikan bukan?" Ucap Steva. Steva meneteskan air mata yang jernih keluar dari mata indahnya itu. Ingin sekali bara mengusap air mata itu dan memberikan kekuatan pada steva tapi tidak.! Bukankah dirinya sangat lancang? Pasalnya dirinya mengaku sebagai seorang perawat saat ini.

"Terkadang keputusan yang dibuat untuk hidup kita terlihat sangat aneh dan tidak masuk akal tapi ada pepata mengatakan habis gelap terbitlah terang mungkin ada kebahagiaan dibalik keputusan itu, tidak ada yang mengetahui takdir seseorang kedepan"

"Apa kau juga mendukung keputusa daddyku?" Tanya Steva.

"Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya bukan?" Tanya bara balik. Dan Steva hanya terdiam.

" Maaf karena sudah membohongimu, aku bara yang engkau cerita itu" ucap bara jujur.

"Bohong! Kau pembohong pergi kau dari sini. Aku membencimu. Pergi...!" Ucap Steva berteriak dan mencoba memanggil apa ada orang disana atau tidak.

"Tenangkan dirimu dulu dengarkan aku dul-"

Auuu...

Steva sedikit kaget ketika mendengar bara meringis kesakitan, apa dirinya baru saja melukai pria itu? Mengapa dia kesakitan?.

"Kamu kenapa?" Tanya Steva

"Kau baru saja mendorongku hingga tanganku tertusuk duri bunga" ucap bara bohong, dirinya memang terjatuh karena Steva mendorongnya tapi tangannya yang terluka? Tidak bara hanya mencoba menenangkan Steva dengan alasan dirinya tertusuk duri.

Bara meraih kedua tangan Steva, Steva tampak refleks menarik lepas tangannya tapi bara menghentikannya.

"Kita mungkin tidak saling mengenal satu sama lain tapi kita sebelumnya pernah bertemu dan tentunya kau masih ingat dengan wajahku bukan? Yang menderita disini bukan hanya kamu aku merasa bersalah atas apa yang menimpamu dan itu membuat diriku frustasi. Menikahlah denganku" ucap bara. Steva menarik tangannya ketika mendengar kata-kata konyol yang keluar dari mulut bara

"Bagaimana mungkin kita menikah dengan secepat ini, kita tidak saling mencintai lagi pula kau menikahiku karena merasa kasian padaku, aku akan selalu merepotkanmu, hanya pria bodoh yang ingin menikah dengan gadis buta sepertiku" ucap Steva kemudian melangkah pergi meninggalkan bara dengan langkah pelan dan merabah kedepan berharap tidak ada yang menghalangi jalannya.

"Kalau aku mengatakan bahwa aku mulai tertarik pada gadis buta yang berada di depanku saat ini bagaimana? Ya aku memang pria Yang sangat bodoh karena ingin menikah denganmu dan tertarik pada gadis buta yang sangat cantik" Ucap bara sedikit berteriak dan berhasil membuat steva mengentikan langkanya.

"Menikahlah denganku, steva anstasia Raider. Dan aku janji akan mencarikan donor mata untukmu" ucap bara kemudian melangkah mendekati Steva dan menggenggam tangan Steva dengan hangat.

"Mungkin kau sudah gila dengan mengatakan hal konyol itu padaku" balas Steva dan melangkah kedepan tapi belum beberapa langkah Steva terjatuh karena tersandung batu sialan yang berada didepannya.

"Hati-hati" bara mancoba membantu Steva agar bisa bangkit tapi steva menolak dan menyingkirkan tangan bara dari bahunya.

"Pergi..! saya tidak membutuhkanmu" bentak Steva.

"Tapi kam-"

"Kamu bilang mau menikahiku bukan? Lihat diriku bahwa berjalan sendiripun aku tidak bisa. Aku bilang pergi!"

Istri Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang