20. MUALAF?

673 81 10
                                    

Dan ada saatnya dua iman yang berbeda menjadi satu iman yang sama.

🐰🐰🐰🐰🐰

Kali ini Aksa mencoba menemui Ceza sekaligus ingin pamit karena dirinya akan menjalani operasi cedera otak 3 hari lagi. Sebenarnya ia tidak ingin memberi tahu Ceza, toh saat ini juga Ceza sedang menghindari Aksa. Tapi ia takut jika nantinya tidak lagi dapat bertemu dengan Ceza, maka dari itu ia akan berpamitan dengan Ceza.

Berkali kali ia hubungi kontak Ceza tapi sama sekali tidak ada respon dari gadis itu. Antara hidup dan mati bagi diri Aksa saat ini, merasakan rasa sakit yang di deranya. Terlebih saat ini Ceza sama sekali tidak mau bertemu dengannya.

Bahkan tidak ada yang tau tentang penyakitnya selain Lauren, Alex dan tuhan yang tau.

Tanpa pikir panjang Aksa segera bergegas menuju ke rumah Ceza, meskipun ia tau pasti tetap saja Ceza tidak ingin menemuinya.

"Gue kesini cuma mau pamit, za. Tiga hari lagi gue mau ke New York lagi,"

Ceza yang tadinya hanya memandang ke arah lain, kini menatap mata Aksa dalam. "Ngapain?"

"Ada urusan lagi,"

"Oh," ucap Ceza singkat.

"Doain ya, za. Biar gue bisa balik kesini lagi dan ketemu lo lagi,"

Memang, semenjak Aksa terkena cedera otak, dia sering plin plan dan menjadi pelupa. Lagi lagi ia menggunakan kata 'gue' pada Ceza.

"Lagian, kalo ga balik kesini mau kemana Lo?"

Aksa hanya mengukir senyum nya tipis seraya menyingkap rambut gadis cantik di hadapannya itu. "Nih, ada surat, Lo boleh baca kalo gue udah pergi nanti." Ucapnya sambil memberikan kertas yang berisikan tulisan itu.

Dari sinilah, ada rasa khawatir pada diri Ceza, semula ia sama sekali tidak ingin menemui Aksa. Tapi setelah Aksa berpamitan seperti tadi, ia dibuat tidak tenang dan sulit melihat Aksa pergi dari hadapannya.

Aksa akan pergi ke Singapura tiga hari lagi, ia akan operasi di salah satu rumah sakit Singapura tempat ia periksa beberapa Minggu lalu. Dia tidak pergi sendirian, Alex yang akan menemaninya disana.

Setelah dari rumah Ceza, Aksa pergi ke markas untuk berpamitan juga dengan kawan kawannya.

"Gue mau ke New York lagi, doain ya!" Ucapnya pada enam inti Axgarez itu, ucapannya penuh dengan rasa semangat seakan tidak ada penyakit dalam diri Aksa.

"Lo udah jadi orang penting ya, sa. Mainnya ke New York mulu hahaha," ketus Azka dengan tawa kecilnya.

Sudut mata Kenzie menyorot pada Aksa, cowok itu sama sekali tidak percaya jika Aksa akan pergi ke New York, pada dasarnya Kenzie adalah cowok dingin yang selalu mengerti keadaan.

Kenzie menarik lengan Aksa dan mengajaknya keluar markas, Kenzie tetap ingin tau ada apa dalam diri Aksa sebenarnya.

"Lo bohong, kan. Mau kemana Lo?" Celetuknya pada Aksa.

"Bohong apaan, gue emang mau ke New York, Ken."

"Gue ikut."

AKSA XANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang