1. Niminy Piminy

7.2K 394 0
                                    

•••

Tiga hari sebelumnya.

"Maukah kamu berdansa denganku?"

Sang pangeran mengulurkan tangannya. Malam ini dia bersyukur pada Tuhan karena telah menghadirkan wanita secantik ini ke pesta. Dengan gaun berwarna biru berkilauan itu, wanita di hadapannya terlihat sangat cantik.

Sang putri tersipu malu. Dengan lirih dia menjawab, "Tentu."

Mereka pun perlahan mulai melangkah ke tengah. Diiringi dengan banyak tatapan memuja. Para tamu tak henti-hentinya mengagumi kecantikan sang putri. Wajah putri itu bersinar layaknya sinar bulan purnama.

Alunan musik mulai berdenting. Sang pangeran menaruh salah satu telapak tangannya di pinggang sang putri. Mereka bergeser perlahan mengikuti irama musik. Sungguh, malam ini mereka terlihat begitu serasi.

Sementara di sudut ruangan, Anastasia dan Drizella justru tak berhenti mengeluarkan tatapan permusuhan pada sang putri yang tak lain adalah Cinderella. Mereka tidak mengenali saudari tiri mereka itu karena penampilan Cinderella yang berbeda. Lebih cantik dari biasanya.

Sang pangeran dan Cinderella berdansa dengan sangat romantis. Siapapun pasti iri melihat mereka. Gerakan dansa yang epic serta visual yang menawan dari pasangan itu, mengundang decakan kagum dari para tamu.

"Kamu terlihat sangat cantik," ujar sang pangeran. "Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Cinderella mendongak. Dia tersenyum tipis. "Tentu."

"Bolehkah aku tahu siapa namamu?"

"Namaku..."

Suara kerasnya lonceng membuat sang putri mengurungkan ucapannya. Sang putri panik. Lonceng itu menunjukan bahwa hari sudah berganti. Tandanya Cinderella tak punya banyak waktu. Dia harus segera pergi sebelum semua berubah.

"Oh, maaf, Pangeran. Aku harus pulang."

Sang pangeran terkejut. Apalagi saat Cinderella mulai berlari menjauh darinya. "Hey, siapa namamu?!" seru pangeran itu.

Cinderella tak menoleh. Dia bergegas menuruni tangga dengan menyingsing gaun mewahnya. Ditengah-tengah tangga, tiba-tiba sang putri berhenti. Dia menoleh ke belakang dan melihat sang pangeran yang hendak mengejarnya.

"Cepet lepas sepatunya!" seru seseorang dari earphone yang terpasang di telinga Cinderella itu.

Sang putri cepat-cepat melepas sepatu kaca palsunya. Namun, alih-alih kembali berlari, Cinderella palsu itu malah menginjak gaunnya sendiri dan membuatnya terjengkang begitu saja menuruni tangga. Alhasil, dia terjerembab mengenaskan.

Suasana yang awalnya tegang, seketika berubah menjadi penuh gelak tawa. Apalagi saat melihat posisi jatuh sang putri palsu yang tidak elegan.

Karena suasana yang berubah kacau, tirai merah yang seharusnya diturunkan saat pentas teater selesai, terpaksa harus diturunkan sekarang.

Lily yang tadinya terkejut melihat aksi memalukan putrinya, kini memijat pelipisnya pusing. Ah, pentas teater perdana putrinya berakhir kacau.

•••

"Nggak apa-apa," ucap Lily menenangkan. "Kamu kan nggak sengaja."

Raut wajah Sia tidak berubah. Gadis itu tetap cemberut. Hatinya dongkol saat teman-temannya tidak berhenti tertawa apabila mengungkit adegan memalukan di atas panggung itu.

Melihat putrinya yang tetap kesal, Lily melirik sang suami untuk meminta bantuan. Tapi, suaminya itu justru tengah tersenyum sambil menahan tawa. Lily berdecak kesal. Bukannya ikut menenangkan Sia, Gara malah ikut-ikutan menertawai putri semata wayangnya itu.

A Time For JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang