CHAPTER 48

4.6K 284 11
                                    

Happy Reading!

***

Kedua keluarga sudah setuju mengenai perpisahan Svetla dan Orion, tetapi keluarga Svetla meminta untuk menundanya sampai Svetla mengikuti ujian akhir sekolah. Semua itu dilakukan agar Svetla dan Orion sama-sama fokus dengan ujian akhir dan tidak stres lebih dulu.

Mereka berdua nanti akan melanjutkan pendidikannya. Mama dan Papa sudah membicarakannya dengan Svetla mengenai nantinya ia akan lanjut kemana. Svetla berpikir untuk mengambil jurusan tata boga nanti agar hobinya itu dapat berkembang besar. Dia juga ada rencana untuk membuka toko kue. Dengan ide yang sudah Svetla pikirkan akan bagaimana design tempatnya nanti. Rencana itu di dukung oleh kedua orang tuanya dan juga kedua mertuanya. Svetla senang mendapatkan dukungan yang semakin membuat semangatnya tinggi.

Mama menyarankan Svetla untuk melanjutkan pendidikannya di Paris. Svetla belum menyetujui hal itu, dia perlu berpikir panjang untuk meninggalkan keluarganya di sini. Selain untuk memberikan Svetla pendidikan yang baik, Mama dan Papa Zeo juga ingin melindungi Svetla dari jangkauan Orion. Ingat jika Papa pernah bilang akan memastikan hidup Svetla bahagia setelah ini? Karena itu juga jadinya Papa Zeo menyuruh istrinya agar menyarankan Svetla untuk kuliah di Paris.

Satu minggu sudah Svetla lewati tanpa Orion. Dia tinggal bersama Youra di rumah pemberian Opa. Svetla yang memaksa agar Youra tetap tinggal di sana, dengan begitu Svetla tidak kesepian.

Di sekolah pun Svetla tidak sering melihat Orion. Cowok itu tidak menampakkan wujudnya di sekolah. Terhitung hanya dua kali Svetla melihat Orion ketika cowok itu di hukum karena terlambat datang dan ketika Bale mengadakan rapat di lapangan indoor. Dua pertemuan itu pun hanya sebatas saling memandang saja. Orion tidak lagi berusaha untuk mendekatinya, entah mungkin karena sudah capek selalu di tolak Svetla atau bisa saja karena Papa Zeo yang melarang cowok itu untuk mengganggunya.

Svetla sedang berada di klinik sekolah saat ini, bolos untuk tidur. Gorden dibuka oleh seseorang membuat Svetla ikut membuka matanya.

"Gue kira siapa," ujar Svetla pelan.

"Sakit lo?"

"Bolos,"

"Tumben," dia duduk di kursi yang berada di samping ranjang. "Kelihatannya hubungan lo sama Orion gak baik ya?"

Svetla menghela napas pelan. "Mau pisah malah."

"Serius lo?"

"Udah lah Al, jangan bahas dia dulu, gue capek banget."

"Gak nyangka secepat ini ya,"

"Ya emang harusnya gue sama Orion itu gak perlu nikah. Nikah itu serius, kita berdua juga sama-sama belum siap makanya jadi hancur gini."

Alena mengusap bahu Svetla. "Jangan sedih lama-lama Ve, mending balik sekolah nongkrong sama gue dan Kajela."

Svetla menganggui menyetujui. "Boleh,"

"Lo masih inget Amel kan? Pihak sekolah cabut semua bantuan buat anak prestasi kayak dia. Besasiswa, kartu prestasi Arz High School."

"Sekarang si Amel gimana?"

"Kayaknya dia gak keluar dari sini, mungkin sayang udah mau lulus kali ya? Tapi tetap aja gak segampang itu dia ikut ujian akhir dan ambil ijazah nanti. Harus lunas dulu tunggakan kemarin,"

"Gue bantu lah," ujar Svetla pelan.

Alena melongo tidak percaya. "Ve?" Dia menatap wajah Svetla. "Lo serius mau bantu Amel?"

"Kasian kalau dia gak lulus karena masalah uang,"

"Baik banget lo Ve,"

Svetla mengedikkan bahunya. "Rasa kemanusiaan,"

SVETLARION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang