CHAPTER 7

9.7K 699 58
                                    

Happy Reading!

***

Hujan diluar sana sangat deras, membuat siapa saja jadi malas beraktivitas dan lebih memilih tidur. Ini sudah jam sepuluh malam. Svetla sedang menunggu Orion yang tak kunjung pulang sedari pulang sekolah.

Ia duduk di sofa yang menghadap tv, menonton serial netflix. Dipangkuannya sudah ada semangkuk kentang goreng yang beru saja dibuatnya.

Svetla sangat fokus menonton layar televisi itu dengan mulutnya yang terus mengunyah. Lampu dimatikan jadi ia tidak sadar bahwa Orion sudah ada disebelahnya memperhatikan dirinya. Saat Svetla menyadari ada hembusan napas lain, ia menoleh ke kanan. Betapa terkejutnya ia sampai terlonjak karena posisi wajah Orion yang sangat dekat dengan wajahnya. Hanya berjarak sekitar tujuh cm saja.

Orion menyeringai tipis. Cowok itu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Svetla. Ia memiringkan kepalanya sedikit, lalu menggigit sisa kentang yang sudah masuk setengah di mulut Svetla. Svetla terpaku. Otaknya memang kadang suka lemot, jadi tidak bisa cepat menyadari situasi.

Baru sadar apa yang terjadi, Svetla membelalakan matanya. Masalahnya Orion masih menggigit kentang itu dan wajahnya belum menjauh. Wajah kaget Svetla berubah menjadi galak sekarang. Ia mendorong keras dada Orion yang membuat cowok itu terpental kebelakang.

"Lo....apa-apaan sih!"

"Santai, belum sampai kena bibir kok," Orion berujar enteng.

"Anjing!"

"Mulut orang cantik gak baik ngomong kasar," Orion menepuk pelan bibir Svetla.

"Lancang banget sih tangan lo!"

"Baru bibir, belum dada."

Plak.

Svetla memukul lengan Orion keras. "Lo itu emang sangean ya?"

"Itu normal," jawab Orion.

Svetla mendengus kesal. Ia lanjut menonton. Kayaknya Svetla memang sudah malas meladeni Orion yang selalu menyebalkan. Cewek itu selalu diam saja ketika Orion mengganggunya menonton. Orion tahu dia terganggu, tetapi wajahnya tetap datar membiarkan Orion mau berbuat apa.

Nanti juga capek sendiri. Batin Svetla.

"Veta..." Orion menunjuk-nunjuk lengan Svetla dengan jarinya.

"Veta?"

Orion menyengir. "Panggilan kesayangan, mungkin?"

"Sayang-sayangan aja sana sama tembok!"

"Tapi panggilan Veta not bad juga. Malah gemoyyy." Orion memasang wajah menggemaskan yang ingin segera Svetla tampol.

Svetla memperlihatkan ekspresi jijik. "Jangan begitu, gue jijik!"

Svetla menghela napas lega saat Orion sudah menjauh darinya. Jika begini dirinya lebih tenang. Disamping Svetla, Orion duduk tenang. Tangan cowok itu merogoh ke kantong celananya mengambil sesuatu. Mata Svetla diam-diam melirik ketika Orion membuka dompetnya.

Buset, tebel banget tuh duit. Comot ah. Kata Svetla dalam hati.

Sebelum Orion menolehkan wajahnya, Svetla lebih dulu mengalihkan pandangan ke arah televisi. Pura-pura tidak peduli dan tidak mau tahu apa yang Orion lakukan. Padahal mah jantungnya udah berdebar karena melihat uang.

Orion menyerahkan beberapa lembar uang ke Svetla. Svetla menaikan alisnya bingung. Pura-pura bingung sebenarnya.

"Uang untuk beli bahan makanan." Kata cowok itu.

SVETLARION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang