CHAPTER 35

4.4K 360 18
                                    

Happy Reading!

***

Jika kalian bertanya kenapa Orion pernah berusaha memghindari Svetla, maka jawabannya karena Orion malu. Iya, tentu saja dia malu kepada Svetla. Orion sadar kalau dirinya laki-laki brengsek. Dia malu bertemu dengan Svetla untuk saat ini, terlebih perasaan bersalahnya terhadap istrinya itu. Seharusnya jika sudah seperti itu Orion melupakan Allison, tidak bersama perempuan masa lalunya lagi, itu jika Orion berpikir dengan menggunakan perasaan. Saat ini dia berpikir memakai logika. Jujur saja bahwa sampai saat ini Allison tidak benar-benar bisa ia lupakan, makanya saat Allison kembali tanpa pikir panjang lagi Orion langsung menemuinya. Terlebih gadis itu bilang hanya dua bulan saja, itu membuat Orion memilih untuk tetap bersama Allison karena itu semua hanya dua bulan dan setelahnya dia dengan Allison tidak ada hubungan apa-apa lagi.

Dua bulan singkat bukan? Tidak akan terasa.

Orion memang tidak tahu diri. Dia tidak suka Svetla berhubungan dengan laki-laki lain. Orion merasa beruntung bisa menjadi laki-laki pertama yang punya hubungan dengan gadis itu, tetapi seharusnya dia tidak menyakiti Svetla.

Orion mengacak rambutnya. Dia laki-laki pertamanya Svetla, pelindung gadis itu. Bodoh sekali sampai berani mengkhianati Svetla.

Svetla sakit. Orion sangat khawatir. Dia melihat istrinya yang meringkuk di atas ranjang. Napasnya sudah teratur berarti gadis itu sudah tidur nyenyak. Orion hanya duduk di sofa kamar sedari tadi sambil memperhatikan Svetla lamat-lamat. Dia sudah menanyakan kepada gadis itu apa yang dirasanya, Svetla malah tidak menjawab Orion, malahan dia menganggap tidak ada Orion disini.

Dia tahu kalau Svetla tidak ingin jika dia mengganggunya. Mungkin juga Svetla sudah malas melihat wajah dari cowok brengsek ini.

Awalnya memang Orion menuruti kemauan gadis itu sampai dia hanya memperhatikan Svetla padahal dirinya sudah tidak tahan ingin memeluk Svetla, menanyakan dia sakit apa, lalu mengurusnya. Saat Orion memegang lengannya saja gadis itu langsung menghempaskannya. Svetla sama sekali tidak ingin di sentuh.

Orion mendekat ke sisi ranjang. Dia memperhatikan wajah cantik Svetla yang sudah terpejam. Jari telunjuknya bergerak mengusap setiap inci wajahnya, mulai dari alis, hidung, kedua mata Svetla, pipi, sampai ke bibir cantik milik istrinya. Sungguh sangat beruntung Orion mendapatkan istri berparas seperti bidadari ini.

"Gak pernah nyangka gue bisa dapetin cewek secantik lo Ve,"

Orion menyatukan telapak tangannya dengan Svetla. Sudah cukup lama dia tidak menggenggam tangan ini. Orion mengecup dalam punggung tangan Svetla.

"Semoga hari lo selalu bahagia Ve," Orion mencium dahi Svetla.

Dering ponsel yang berbunyi membuat Orion harus menjauh dari Svetla. Dia mengambil ponselnya di atas nakas, lalu pergi menuju balkon. Orion melihat nama penelopon lebih dulu sebelum mengangkatnya.

"Halo? Ada apa Al?"

"Orion bisa jemput aku sekarang nggak?"

"Maaf, Al, tapi gue gak bisa kemana-mana sekarang." Orion menolak halus.

"Gak ada taksi lewat, terus aku harus pulang sama siapa?"

Orion menghela napas. "Lagian kamu kenapa keluar malem begini? Emangnya abis kemana?"

"Main ke rumah temen,"

"Kalau gitu kenapa nggak sekalian aja nginep dirumah temen? Udah tengah malem gini lho Al,"

"Ck. Kamu bisa jemput aku nggak?"

"Nada bicara kamu kenapa beda? Kamu mabok ya?"

"Aku pulang sama temen cowok aku aja—"

SVETLARION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang