CHAPTER 26

5.3K 343 29
                                    

Happy Reading!

***

Kali ini banyak siswa di AHS yang berkumpul di lapangan indoor basket. Mantan ketua Osis yang terkenal itu yang mengadakan pertemuan. Orion di ajak paksa oleh Vano. Sekalian berkenalan dengan banyak orang, walaupun semua siswa di sana sudah mengenal siapa Orion.

"Segini doang yang bisa kumpul?"

Bhalendra, nama mantan ketua Osis Arz High School. Mantan Ketos yang lebih terkenal dengan panggilan nama Bale.

Orion hanya mengetahui namanya saja, tidak pernah melihat sosok Bale itu seperti apa.

Orion mengamati Bale yang sedang berkecak pinggang. Memang benar apa yang ia dengar dari siswa lain bahwa dulu saat menjadi ketua Osis Bale adalah orang yang tegas dan sangat disiplin, terlihat dari wajah cowok itu yang sangat menunjukannya. Tubuh tegapnya di lapisi seragam yang sudah kusut dan basah oleh keringatnya sendiri.

Karena merasa risih, Bale melepaskan seragam putihnya, menyisakan daleman kaos hitam saja.

Bale menghampiri Orion.

"Lo Orion kan? Cucunya pemilik sekolah? Sepupu Devan?" Bale bertanya dengan nada tidak santai.

"Iya."

Bale memperhatikan wajah Orion secara detail. "Lo mirip banget sama Kakak sepupu gue."

Orion menaikan satu alisnya.

"Lupain. Lo ikut kumpul di ajak atau minat sendiri?" Bale bertanya ngegas.

"Lo nanya atau ngajak ribut sih? Gak ada santai-santainya." Balas Orion ketus.

Bale tersenyum miring. "Temen baru harus di ajak ribut dulu kan ya?"

Tanpa aba-aba, Bale memberikan tinjuan di pipi kanan Orion. Orion yang tidak terima balas memukul balik. Akhirnya mereka berdua jadi pukul-pukulan. Yang lain hanya menonton, tidak ada niat untuk memisahkan keduanya sampai Bale sendiri yang ingin berhenti maka perkelahian akan berhenti.

Saat ini Orion ada di bawah kendali Bale. Orion mengangkat tangannya tanda menyerah, tidak ingin memperpanjang masalah ini yang sebenarnya Orion tidak tahu masalah apa sampai mantan Ketos ini memukulnya.

Bale bangkit. Dia mengusap keringat di dahinya. Tangannya terulur untuk membantu Orion berdiri.

"Oke juga buat jadi temen." Ucap Bale.

"Jadi maksudnya tadi itu sebagai perkenalan?" Orion menatap sengit.

Bale mengangguk santai. "Iya. Kan gue udah bilang kalau temen baru harus di ajak ribut dulu."

Orion mendengus. "Muka gue lebam gara-gara lo!"

Bale mengangkat kedua bahunya cuek. "Lebay!"

"Udah jangan ribut lagi." Vano melerai.

"Jadi ada apa sampai suruh kita kumpul gini?" Farhan bertanya.

"Oke, ini serius."

Kali ini raut wajah Bale berubah sangat serius. Bale menghitung siswa yang berukumpul kali ini hanya ada sekitar dua puluh orang saja.

"Udah pada denger kan tentang Gelio?"

"Gelio anak 11 Ipa 3 itu?"

"Yang kritis di gebukin sama geng Sesebe?"

"Iya bener." Bale mengangguk.

"Kalau bener geng Sesebe pelakunya, kita gak bisa diem gini dong. Ayo hajar mereka!" Ujar Galang.

SVETLARION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang