CHAPTER 21

6.1K 419 8
                                    

Happy Reading!

***

Hari minggu yang biasanya Lateshia habiskan dengan seharian rebahan atau belanja, kali ini tidak. Abangnya tiba-tiba saja menelepon memintanya untuk datang ke apartemen. Awalnya Lateshia tentu saja menolak, tetapi nada bicara yang dipakai oleh abangnya membuat Lateshia mau tidak mau harus menurut. Kini Lateshia menyesal telah datang ke apartemen abangnya karena sekarang ia sedang duduk di sofa bersama Vaine dan melihat wajah garang milik Orion. Kalau tahu akan seperti ini, lebih baik ia tadi berbohong saja bilang kalau Mami minta di temani.

Orion menasehatinya perkara menonton film 365 Days yang tidak sengaja Vaine sebut kemarin. Vaine juga di tahan kemarin, tidak boleh pulang sampai besok.

"Kasih alesan ke Abang kenapa kamu nonton film kayak gitu?" Orion menatap tajam.

Lateshia menyikut perut Vaine. "Gara-gara lo nih." Bisiknya.

"Apa-apaan? Gue gak sengaja liat dan itu cuma adegan kissing. Emangnya lo sampai yang kapal-kapal itu." Balas Vaine sewot.

Lateshia membekap mulut Vaine. "Sumpah Bang, aku gak ada niat nonton kayak gitu. Temen aku ngasih link, aku pencet deh tapi keluarnya film itu."

Wajah Orion bertambah garang. "Kalau gak ada niat nonton kenapa bisa sampai kapal-kapal itu? Itu kan durasinya jauh."

Lateshia memiringkan kepalanya sedikit. Mata bulatnya menatap Orion. "Kok abang tau kalau durasinya jauh? Pernah nonton ya?"

Semua mata memandang Orion.

"Apa-apaan ini? Kenapa jadi Abang yang kamu tuduh-tuduh." Protes Orion.

"Mau Abang nonton atau enggak, Abang itu udah cukup umur, dewasa. Sedangkan kamu?" Orion merubah nada bicaranya menjadi datar dan tajam membuat Lateshia menundukan wajahnya.

"Gak baik loh itu bisa mengganggu otak kamu. Terlebih kamu itu perempuan." Orion gantian menatap Vaine. "Kamu juga Vaine, kalau cowok yang kamu suka itu tau kamu nonton film kayak gitu, apa dia mau nerima kamu? Yang ada jijik sama kamu."

Raut wajah Vaine menekuk sedih. Kalau sudah membahas hal yang berhubungan dengan Eros selalu saja membuat hati Vaine sakit.

"Yon, keterlaluan ah." Tegur Svetla.

"Pokoknya Abang akan aduin kalian ke Mama, Papa, juga Mami."

Lateshia menyatukan kedua telapak tangannya. Gadis itu memohon kepada Orion. "Pliss banget Bang, jangan dong. Aku terima deh kalau Abang mau ngehukum aku apapun itu. Tapi jangan aduin ke mereka, ya?"

"Gak bisa gitu. Kalau Abang diem aja nanti kamu malah semakin jadi."

"Padahal kan Bang Orion sendiri yang kemarin praktekin langsung depan mata Vay." Ujar Vaine pelan yang masih bisa di dengar oleh ketiga Orang.

Tubuh Svetla menegang. Orion malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dan Latshia yang sibuk menanyakan maksud perkataan Vaine.

"Praktekin apa Vay? Cepet kasih tau gue." Lateshia menusuk-nusuk lengan Vaine menggunakan jari telunjuknya.

Vaine mengedikkan bahu. Gadis itu menjawab pertanyaan Lateshia dengan memperagakannya lewat kedua tangannya.

Lateshia menutup mulut. Matanya melotot. "Gila gue gak nyangka ternyata Abang gue bisa begituan."

"Kenapa topiknya jadi Abang? Harusnya kalian itu."

Lateshia berdiri. "Abang juga begituan depan mata Vay. Kalau aku kasih tau Mama pasti-"

SVETLARION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang