CHAPTER 47

5.2K 378 24
                                    

Happy Reading!

***

Orion mengakui dia sangat bodoh berkali-kali meminta maaf lalu melakukan kesalahan yang sama. Dirinya belum selesai dengan masa lalu dan seharusnya dia tidak memberikan harapan apapun untuk Svetla sebelum Allison benar-benar pergi. Namun semuanya sudah terjadi. Orion sudah sangat menyakiti Svetla kali ini dan Svetla tidak akan semudah itu untuk memaafkan kesalahannya seperti sebelumnya.

Kemarin Orion sangat senang ketika Svetla mengirim pesan untuk membicarkan hal ini. Orion sampai menyusun kalimat yang harus ia lontarkan nanti. Kesempatan yang tidak boleh Orion lewatkan karena ia ingin meminta maaf dengan tulus dan berjanji tidak akan lagi membuat Svetla sakit hati. Kali ini bukan hanya janji, Orion niat untuk melakukannya.

Rasa senang itu lenyap begitu saja ketika Svetla bicara satu kalimat yang membuatnya kesulitan untuk bicara lagi.

"Gue mau pisah." Itu yang diucapkan Svetla ketika Orion baru duduk dikursinya, bahkan belum menyapa Svetla.

Orion hanya bisa bertanya alasan Svetla ingin pisah padahal dia sudah jelas tahu alasannya.

"Kenapa lo lebih pilih akhirin ini Ve?"

"Buat apa juga? Ada masa depan yang harus gue capai dan gue lebih milih itu dari pada harus stres karena sakit hati terus."

"Tapi Papa bilang kita gak akan pisah,"

Svetla tersenyum tipis. Dia menatap mata Orion dengan tatapan yang tajam.

"Walaupun Papa Zeo bilang gak boleh ada perpisahan, tapi gue punya hak untuk diri gue sendiri. Dan Papa pun gak bisa larang gue."

"Lo udah bicara ini sama Papa?"

Svetla mengangguk. "Papa setuju, malah dia yang akan bantu gue untuk urus hal ini."

"Gak bisa diomongin lagi Ve? Gue gak mau pisah."

"Tapi gue mau. Tolong, gue mohon sama lo, tolong lepasin gue. Biarin gue hidup sendiri dan bahagia lagi." Tatapan Svetla mulai melunak.

Orion hanya bisa mengangguk pasrah. Dia tidak kuat melihat tatapan permohonan dari Svetla, dirinya yang menyakiti tetapi Svetla yang harus memohon agar dia sendiri melepaskan gadis itu. Akhirnya Orion mengiyakan hal itu.

"Janji abis ini lo akan bahagia?" Ujar Orion pelan.

"Semoga begitu,"

Setelahnya Svetla pergi meninggalkan Orion. Tangan Orion mengepal. Dia ingin marah namun entah kepada siapa. Rasa sedih yang Orion rasakan memunculkan penyesalan di dalam hatinya. Sangat-sangat menyesal.

Kepala Orion menunduk. Air matanya sudah menetes tanpa bisa ia cegah. Orion menangis tanpa suara. Dia tidak memedulikan jika orang lain melihatnya dengan tatapan aneh. Mungkin nanti saat sendirian di dalam kamar bisa-bisa Orion menangis dengan suara yang keras mencoba untuk menghilangkan perasaan sakit kehilangan Svetla.

Merasa cukup lebih baik beberapa menit setelahnya, cowok itu menelepon Papa yang ternyata sedang berada di kantor dan dia segera pergi menuju kantor karena ingin langsung membicarakan hal ini dengan Papa sekarang juga.

Tidak lebih dulu memberi salam ketika membuka pintu ruangan, Orion malah langsung melontarkan pertanyaan.

"Kenapa Papa langsung setuju gitu aja saat Svetla minta pisah?"

Papa menghela napas lebih dulu. Pria itu melepas kacamatanya.

"Itu kemauannya,"

"Itu cuma kemauan satu pihak. Papa bisa tahan Svetla atau ancam untuk gak berani ambil keputusan itu."

SVETLARION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang