Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ini cerita pertama dan utama aku. Semoga kalian suka.
Jangan lupa vote & komentarnya. Kalau suka masukan ke reading list. Terima kasih😉Gerimis hujan datang menyapa pagi. Awan cerah, mentari tersenyum tak lagi menampakkan keindahannya.
Rintikan hujan yang turun, serta kabut tebal menyelimuti seluruh alam semesta.
Seakan-akan menjadi saksi kebisuan, gadis cantik berhijab yang sedang duduk di dekat jendela kamar sedikit terbuka.Anak-anak pelajar, serta para pencari rupiah berlarian di luar sana. Wajahnya terpapar penuh ceria sama sekali tak ada kata ngeluh, serta putus asa.
Tatapan mata gadis itu lekat mengitari kearah depan. Dua kornea berwarna coklat terang telah dibanjiri air mata. Pandangan yang telah mengabur, hati teriris begitu sakit, mengingat memori beberapa tahun silam. Safa pernah berada diposisi seperti mereka, ceria tanpa ada beban hidup yang menyakitkan, seperti saat ini.
Sebelum hati yang lara menyerang kehidupan Safa. Ia adalah gadis periang yang tak mengenal kata sakit, lelah dalam hal apapun.
Andai bisa kembali ke masa kanak-kanak. Ingin menghabiskan waktu di dalamnya. Karena menjadi dewasa setelah mengenal arti cinta, hidup terasa tersiksa.
Dan andai bisa menghilangkan ingatan. Ingin rasanya menghapus semua kenangan indah, yang selalu menghantui di setiap saat. Sekalipun itu andai bisa, ingin menghilang dari dunia untuk selamanya.
Langkah di luar sana sudah sepi. Gerimis hujan mulai redup. Awan kabut tebal tetap masih setia menemani gadis lara. Entah sampai kapan awan akan kembali cerah, mentari menampakkan senyuman indah, seperti hari kemarin.
Safa menghela napas. Berdiri menutup jendela kamar. Perlahan duduk di tepi ranjang kasur, mengurung diri dalam sepi nan gelap.
Terbuai dalam angan masalalu. Wajah dengan senyuman manis menyusup ke dalam ingatan. Mengingatkan akan kasih sayang, kebahagiaan tertunda.
Kemana kamu, di mana kamu? Yang pernah menyatukan dua hati menciptakan kebahagiaan. Di sini ada rindu yang menggebu, walau pada kenyataannya ada benci dan kecewa, karena kamu telah pergi meninggalkan cinta. Yang tersisih hanya tinggal kenangan tentang masa lalu.
Di atas kasur tergeletak kotak kecil, berisi jam tangan mungil berwarna cokelat. Saksi kenangan istimewa darimu di masa lalu, hingga saat ini masih kurindu.
Perlahan membuka kotak kecil dengan perasaan ragu, dan takut akan terbuai indahnya masa dulu. Jam kenangan masih tersimpan apik di dalamnya, juga detak jarumnya masih berpungsi. Walaupun cinta kita sudah melebur dimakan waktu.
Jika mengingatkan hari-hari bernostalgia di masa dulu, bagaimana sakitnya ditinggal pergi, saat hati dan harap ini masih berjalan lurus, bagaimana sakitnya ketika cinta yang didambakan harus beralih kepelukan orang lain.
Di saat satu cinta pergi yang lain pun ikut pergi, dengan kehidupan barunya. Mereka terbang mengejar demi cita-cita, berumah tangga mengejar ridho sang ilahi, termasuk teman-teman dekat. Yang dirasakan Safa saat ini adalah nelangsa dalam kesendirian, berteman dalam sepi, tertatih-tatih berjuang untuk bangkit.
Gadis itu kembali berdiri menyibak jendela kamar. Di halaman dedaunan saling terayun terbawa hembusan angin kecil. Suara ayam berkokok mengisi kesunyian hari nan sepi. Manik matanya kembali berbinar. Ingin bangkit keluar dari kamar, menghilangkan rasa bosan, menghabiskan waktu bersama, bertukar cerita keluh-kesah, tapi sekarang suasana sudah berbeda. Tak sama lagi seperti dulu. Semua sudah terkikis waktu, yang setiap detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun selalu berganti berputar dan terus berputar.
Bayang-bayang sang pembuat rindu kembali merasuk menganggu. Safa memejamkan mata, menghela napas panjang.
"Daf, coba sini duduk sebentar di sampingku. Temani aku sebentar saja. Akan aku ceritakan tentang kita dulu, tentang kisah di masa lalu, yang telah pupus di makan waktu. Betapa bahagianya saat aku bersamamu. Bersamamu lah yang paling bahagia, banyak kisah menceritakan hal-hal sederhana, tentang masa depan berdua, tetapi sekarang hanya serangkaian kata, akan aku kemas kedalam lembaran kertas kosong yang akan menghantarkan pada seupuk rindu."
Sekali lagi Safa merangkai kata demi kata, untuk Daffa sang pembuat rindu. Yang sekarang hatinya telah milik orang lain.
"Daf, cerita kita memang telah usai, tapi dalam perjalanan hidupku masih tentangmu. Kamu tetap masih menjadi tokoh utama dalam cerita ini. Tapi aku tak tahu akhir dari cerita ini akan seperti apa? Entah itu kebahagiaan bersamamu akan kembali menyatu, atau kesedihan yang akan aku dapati. Karena kamu pergi bersama pilihanmu untuk selamanya. Aku siap menerima takdir yang di tetapkan untuk aku. Aku siap."
Dan cerita ini menggunakan alur maju-mundur. Karena menceritakan masa lalu Safa saat jalin kisah dengan seseorang dan untuk alur maju menceritakan masa sekarang masa Safa pemulihan dari rasa sakit. Siapa tau dari pemulihan itu katanya masa lalu datang kembali, nah jadi nggak tau kan endingnya akan seperti apa?
Untuk perubahan waktu, aku kasih tanda di setiap babnya 'Kembali ke masa sekarang' klau nggak ada tanda itu berarti menceritakan masa dulu.👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Telah Usai (Selesai)
General FictionTentang dua insan yang saling merelakan, melepaskan, menjauh, melupakan, dan pergi. Jangan lupa follow dulu dan kasih votmennya, ya... Start: 23-Juli-2022 End: 03-April-2023