Bab03_Happy Milad, Safa

58 74 29
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar kalian? Aku harap baik-baik aja. Muehehe

Januari-2017

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Januari-2017.

Cuaca panas, tapi tubuh menggigil dingin. pandangan mengabur seakan-akan tak terlihat orang-orang berlalu-lalang. Suasana ramai, tapi terasa hening dan sepi, rasanya hampa seperti tak ada siapa-siapa. Safa berjalan sempoyongan manaiki teras asrama putri, menginjak lantai seakan-akan merasakan dinginnya semakin naik menyeruak masuk ke dalam tubuh.

Safa membuka handle pintu, tertegun di sana cukup lama, di dalamnya tak mendapati siapa-siapa. Orang-orang sibuk dengan tugasnya masing-masing, tugas-tugas yang di tetapkan di pesantren yang menjadikan sebagai rutinitas setiap hari.

Masuk kedalam kamar berukuran kecil, yang akan menyisihkan seribu kenangan di dalamnya bersama teman-teman sekamar, dan teman lainnya yang akan menjadi saksi. Bahwa kita pernah bersama menjalani hari suka, duka, canda hingga tawa dalam berbagai keluh-kesah setiap detik, menit, jam, dan hari yang di lalui.

"Orang-orang gak ada yang ingat sama hari milad aku, gini amat nasib jadi Safa, ya? Mbak Mala pun sama sekali nggak ngucapin. Padahal dia tau tanggal dan bulan milad aku." Omel Safa pada kelender kecil yang berdiri di atas lemari plastik.

Di dalam kamar kecil berjejer lemari plastik bermotif, milik Mbak Mala, Mbak Ulya, Mbak Zara dan milik Safa sendiri. Walaupun ruangan sempit hanya cukup untuk tiga lemari. Berkat kecerdasan otak santri kamar itu di sulap secukup mungkin agar terlihat luas, dan rapi, serta terjaga dari kotoran. Di atas lemari ada rak kitab. Di sana, banyak tumpukan-tumpukan kitab berjejer rapi dan ada satu kelender duduk. Jam dinding motip doraemon pun tak kalah tertinggal, selalu menemani di setiap dentuman detiknya di kala sunyi.

"Mama juga gak ingat sama hari milad aku. Kang Daffa juga? Huah jangan tanya dia, Daffa itu nggak tau tanggal dan bulan milad aku."

Manik matanya berbinar mengerutuki nasib yang terjadi. Padahal baru kemarin marasakan hari milad Mama ngasih kejutan, bahkan bulan terakhir sebelum januari datang menyapa. Safa mengucapkan milad untuk Daffa di bulan desember terakhir dan ngasih surprise untuk Mbak Zara, tapi dengan begitu cepat waktu berlalu. Sekarang sudah pindah tahun lagi, tapi mengapa di kala hari bergilir orang-orang pura-pura lupa, pura-pura untuk tidak tahu apa yang seharusnya mereka tahu.

Safa masih berdiri tertegun di sana, manik matanya menatap kelender mungil dengan tatapan sendu. Tidak ada harapan untuk mendapatkan kejutan-kejutan istimewa dari orang-orang tertentu, tapi berharap mereka mengingatnya, lalu mengucapkan dengan seuntai do'a yang ikhlas. Itu sudah cukup membuat Safa bahagia.

Safa menjatuhkan tubuhnya di atas lantai beralaskan tikar motif Winne the pooh. Bantal kecil doraemon yang sudah ada di dalam kamar di jadikan untuk mengganjal kepala, selimut kecil bermotif Tedy bear menutupi seluruh tubuh sampai dada bidangnya. Safa meringkuk dengan keadaan menggigil dingin.

Cinta Yang Telah Usai (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang