Bab05_Pulang

49 68 16
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kembali lagi dengan cerita ini.

Maaf kalau alur nya membingungkan. Muehehe

Satu tahun kurang lebih waktu yang cukup lama, bukan? Bagi aku itu waktu yang lama untuk sampai pada di titik seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tahun kurang lebih waktu yang cukup lama, bukan? Bagi aku itu waktu yang lama untuk sampai pada di titik seperti ini. Mungkin sekarang. hari ini, selasa sore. Aku akan pulang entah itu akan kembali lagi atau tidak, aku juga tidak tahu. Namun, dengan adanya tulisan surat ini kalian semua harus membacanya, dan aku berharap kalian tak pernah
menyesali kepergianku. Apalagi sampai melupakannya, jangan sampai hal itu terjadi. Aku ingin pertemanan kita tetap abadi di mana pun kita berada.

Kenapa aku tidak berbicara saja langsung kepada kalian? Kenapa meski lewat surat. Aku lebih nyaman lewat tulisan. Karena surat yang paling terkesan untuk teman-teman sekamar, sayangnya kalian nggak stay 24 jam di asrama, kalian selalu pulang pergi jadi tak ada waktu untuk aku pamit pulang.

Secarik kertas ini untuk kalian, isinya bukan apa-apa sih. Kalau misalkan aku pergi dan tak kembali itu bukan berarti aku menjauh dari kalian, tapi mungkin hati dan jiwa ini sudah tak nyaman diam di dalamnya.

Dan aku hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada kalian teman terbaikku.

Waktu kita memang singkat, tapi banyak hal yang menyenangkan dan menarik di setiap harinya yang kita lalui bersama-sama. Aku senang sekali bisa berteman dengan kalian yang bisa memahami di setiap keadaan. Aku harap kalian tidak melupakannya.

Maafkan aku yang selalu merepotkan kalian. Untuk Mbak Ulya dan Mbak Zara yang sudah baik banget perhatian di kala aku sakit. Mbak Lora yang tak pernah lepas dari ledekan. Kang Daffa yang selalu curi perhatian, dan maaf untuk Mbak Mala aku sering merepotkan, bahkan aku selalu buat Mbak Mala kesal sampai bibirnya cemberut, hhe. Tapi, aku suka tak pernah membencinya.

Kalian tetap semangat bertahan sampai Pak Kiai bilang,"Kamu sudah pas untuk menikah" atau sampai di pertemukan dengan jodoh kalian yang akan membawa keluar dari tempat itu, lalu setelahnya menjalani kehidupan baru yang sesungguhnya bersama Jauzi.

Ehh tapi jangan lupa undang aku ya, tau kan rumah aku? Pokonya harus ngundang, tapi aku gak tau dan gak bisa nebak siapa yang paling cepat dan dulu akan menikah di antara kalian ber-empat atau di antara enam kamar itu, siapa ayo? Aku gideg deh nyerah gak tau. Dan kalau aku dulu sih enggak mungkin kayanya. Bye Miss u.

Safa Durratul Jinan


Masih di tahun 2017, hari itu, sabtu sore cuaca begitu mendung tak mendukung banyak guratan-guratan hitam menandakan akan turun hujan, sudah beberapa hari awan nampak tak bersahabat dengan alam. Seperti hati Safa nampak sudah tak bersahabat dengan keadaan.

Cinta Yang Telah Usai (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang