Hai semuanyaa, maaf ya kemarin hiatus lamaaaa banget. Sebagai permintaan maaf, part 15 aku up sekarang aja yah, untuk part selanjutnya di usahakan tiga hari dari sekarang akan aku up, makasih banyak udah nungguin cerita aku.. ^_^
•
Mean berjalan menyusuri lorong asrama, beberapa kali dia melempar senyum sembari menatap layar handphone miliknya. Beberapa stiker lucu ia kirimkan pada kekasihnya yang sedang diluar kota.
Langkah kecil dan bunyi sepatu Mean mengisi sepinya lorong asrama sekolah siang itu. Pemuda itu nampak membawa sebuah kantong plastik berwarna putih bening yang berisikan makanan.
Setibanya dikamar Gulf pemuda itupun memasukan handphone miliknya kesaku celana dan terpaksa menghentikan sesi menggoda kekasihnya itu.
Tokk.. tokk.. tokk
"Gulf..." seru Mean sembari terus mengetuk pintu kamar Gulf
"Gulf, lu masih idup kan, ini gue bawa makanan buat lu" teriaknya sambil mengencangkan ketukan pintu
Selang beberapa saat pintu kamar pun terbuka.
"Ngapain siang-siang bolong kesini?" Sungut Gulf sembari menggaruk badannya dan sesekali menguap
Belum juga menjawab pertanyaan Gulf, Mean menerobos masuk kedalam kamar dan segera menaruh makanan yang ia bawa di atas meja.
"Sebagai temen yang baik ya gue bawain makanan buat lu, siapa tau lu gak berani keluar, murung dikamar, nangis kayak kemaren trus bunuh diri lompat dari balkon"
Gulf melemparkan bantal kearah wajah Mean dengan kesal.
"Lu kebanyakan nonton sinetron. Ngapain gue kayak gitu, seolah dunia gue runtuh aja" sungut Gulf sembari mengambil mangkok dan menuangkan bubur yang Mean bawa
"Lu bawain gue bubur? Emang gue orang sakit?"
Mean merangkul leher temannya itu.
"Ya kan lu lagi sakit hati" jawabnya
Gulf terdiam.
"Harus banget lu ingetin itu yah, sehari aja lu gak ungkit masalah ini" ucap Gulf pelan
Mean yang merasa tidak enak hati kemudian memasang wajah menyesal.
"Eh sorry.. bukan maskud gue gitu, gue cuma.."
Belum juga Mean menyelesaikan ucapannya, tawa Gulf pecah. Kemudian pemuda itu langsung melahap bubur yang sudah tersaji didepannya dengan lahap.
Mean yang bingung hanya bisa menatap temannya itu dengan seksama.
"Sorry gue becanda. Gini ya Mean teman gue yang paling baik..." Gulf berbalik menatap Mean dalam "... lu liat ini..." dia menunjukan jari manisnya yang sudah kosong tanpa cincin lagi "... gue udah relain Mew pergi dari hidup gue, ini demi kebaikan gue, dan kebaikan dia" ucapnya sedikit menurunkan nada suaranya
Mean yang kaget terdiam sepersekian detik. "Lu gila?!.." Mean bangkit "...lu nyerah gitu aja sama cinta? Gulf ayolah. Lu lupa perjuangan lu buat dapetin hati Mew dulu, dan jangan bilang kalau lu udah lupa juga sama kenangan kalian berdua?"
Gulf tersenyum simpul.
"Gue lupa? Kemarin mungkin iya, tapi sekarang dan seterusnya nggak Mean..." Gulf menghentikan ucapannya dan mencoba menarik nafas panjang "...gue cuma gak mau Mew kecewa dan terluka lagi gara-gara gue, lu tau kan Mew kayak gini karena ulah gue, gue cuma gak mau kejadian kayak gini keulang lagi Mean, gue gak mau"
Mean terdiam sejenak.
"Lalu sekarang gimana, lu beneran ngelepasin Mew gitu aja? Gimana kalau nanti dia bangun dan nyariin lu? Atau gimana nanti kalau Mew sadar dan dia masih mencintai lu kayak dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)
Fanfiction"Menjadi milikmu sepenuhnya bukan termasuk impianku, tapi aku sangat bersyukur untuk semuanya..." - Mew ♡ Start 03 Maret 2020