8 - Bertahan atau menjauh?

2.3K 177 12
                                    

Mew berjalan dengan beberapa kotak makanan lengkap dengan minuman boba beraneka rasa kesukaan Gulf di tangannya. Senyum cerah seakan mencoba mengalahakan cerahnya matahari pagi ini. Saking banyakanya bawaan Mew, dia beberapa kali berhenti untuk mengatur posisi tangannya.

"Mau menjenguk siapa?" tanya petugas rumah sakit saat Mew tiba membawa makanan yang lumayan banyak itu

"Kekasih saya pak, kebetulan sedang sakit" jawabnya

"Kamu pasti sangat mencintai kekasihmu itu yah, makanannya banyak sekali"

Mew tersenyum "Kalau saya tidak mencintainya, mana mau saya menjadi kekasihnya"

Setelah mendapat ijin masuk dari petugas, Mew melanjutkan jalannya menuju kamar baru Gulf. Hari ini Gulf sudah bisa pindah ke kamar inap biasa, dan kebetulan sekarang sudah jam besuk tiba, asal kalian tau, menunggu waktu menjenguk tiba saja membuat Mew kesal tidak tertahankan.

Mew masuk ke ruangan yang tidak terlalu luas itu. Disana dia bisa melihat Gulf sedang tertidur diranjangnya. Tidak ada Bright atau Mean yang menjaga.

Mew menaruh makanan yang ia bawa di meja dekat ranjang Gulf. Dia mengangkat kursi di ujung kamar dan membawanya ke samping Gulf. Diapun duduk disana sembari manatap lurus wajah Gulf yang membuatnya terpesona. Ingin rasanya dia membelai, bahkan mencium bibir tebal milik pemuda di hadapannya itu.

Saat tangan Mew menyentuh rambut Gulf, pemuda itu bangun.

"Sedang apa lo?" tanya Gulf kaget kemudian bangun dan menghindari tangan Mew

"Gulf. Hei tenang, aku kesini membawakanmu makanan, ada makanan kesukaanmu disini, kamu pasti suka"

Gulf terus menghindar "Gue gak suka ya ada orang asing datang ke kamar gue diam-diam saat gue lagi tidur!"

"Orang asing?" Mew menatap lekat wajah Gulf yang ketakutan "Apa sekarang aku sudah menjadi orang asing dimatamu Gulf?"

"Gue emang gak kenal siapa lo, jadi lo orang asing buat gue"

Mew membuang nafasnya "Gulf, aku ini kekasihmu, pacarmu, orang yang paling kamu cinta"

Gulf memukul wajah Mew keras "Asal lo tau ya, sekali lagi lo bilang gue kekasih lo, gue habisi lo dengan tangan gue sendiri!!"

Mew tersenyum, meraba ujung bibirnya yang berdarah "Aku sangat senang saat kamu sadar dan tidak terjadi apa-apa, bahkan aku selalu mencari pelaku penggeroyokan itu, tapi aku tidak pernah menyangka kalau kau akan melupakanku saat aku berjuang untuk kamu..." Mew menghentikan ucapannya

Dia berdiri memandang Gulf yang terlihat kesal.

"... jika diingatanmu saja aku sudah tidak ada, apakah dihatimu juga demikian Gulf? Kamu tau, kamu adalah duniaku, harapanku dan cintaku. Sekeras apapun perlakuan mu kepadaku, aku tidak akan menyerah. Tapi kenapa sesakit ini Gulf, kenapa?"

Mew mundur beberapa langkah "Aku akan pergi untuk sementara, bukan aku menyerah mengembalikan ingatan kita, tapi aku perlu waktu untuk sendiri, rasa sakit ini terasa sangat perih Gulf, aku tidak sanggup lagi"

Setelah mengatakan itu Mew pergi meninggalkan Gulf sendirian di kamar. Wajah Gulf berubah lesu, dia merasakan ada sesuatu yang menyakitinya di hati, sesuatu yang membuatnya merasa ada kesalahan disini. Dia memegang dadanya, merasakan jantungnya berdetak begitu cepat. Apa yang salah sekarang.

Matanya menangkap beberapa makanan yang di tinggalkan Mew disana. Dia melihat setumpuk Boba teronggok di mejanya.

"Boba? Dari mana pemuda itu tau kalau aku menyukai boba?"

***

Bright masuk kedalam kamar Gulf. Pemuda itu melihat Gulf sedang duduk di ranjangnya dengan segelas minuman boba ditangannya, matanya pun menangkap beberapa makanan yang teronggok dimeja tidak jauh dari Gulf.

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang