Mew melihat dari jendela besar dengan sebuah tirai tipis yang menutupinya. Didalam sana dia melihat Gulf sedang di periksa oleh satu orang dokter dan dua orang suster. Beberapa kali dia melihat dokter menekan dada Gulf dan memompanya. Separah itu kan pikirnya.
"Gulf, ayolah jangan bikin aku cemas. Kamu pasti bisa melewatinya, kamu kuat kan"
Mew menggigit ujung kukunya perlahan. Beberapa kali dia bisa mendengar suara gemeretak gigi yang beradu dengan kerasnya kuku.
Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, dokter yang memeriksa Gulf pun keluar. Dia melepaskan kaca matanya dan segera menghampiri Mew.
"Temanmu butuh darah secepatnya, kalau tidak nyawanya bisa dalam bahaya"
Mew terdiam seribu bahasa. Setelah kepergian dokter itu, dia kembali mendekatkan wajahnya kejendela, melihat Gulf yang terbaring di sana dengan selang infus di hidung dan mulutnya.
Air mata Mew turun, harusnya malam ini menjadi malam yang indah untuk mereka, tapi kenapa malah seperti ini. Dia sama sekali tidak menyukainya. Dan dia merasa menyesal datang terlambat untuk menolong kekasihnya itu.
Sebuah tepukan di bahu mengejutkan Mew. Dengan segera dia mengusap air matanya.
"Lo pulang dulu aja, ganti baju lo.." ucap Mean melihat baju putih Mew penuh dengan darah milik Gulf "...biar gue yang jaga Gulf disini"
Mew membalas ucapan Mean dengan senyuman. Dengan berat hati dia menuruti perkataan temannya itu.
Langkah pelan menyusuri koridor rumah sakit membuat Mew beberapa kali hampir terjatuh karena kehilangan keseimbambangan. Air matanya sudah berhenti dari tadi, kini menyisakan mata yang sembab dan merah.
Pintu mobil terbuka. Mew duduk dan menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi. Dia melihat bayangan sebuah buket bunga di jok belakang. Dia mengambilnya. Sebuah buket bunga mawar merah lengkap dengan pita dan sebuah surat ucapan. Dia membuka surat ucapan itu.
"Gulf, aku mencintaimu lebih dari 3000. Kau tau, aku sangat senang malam ini bisa bersamamu, berdua. Kuharap kita akan melewati malam seperti ini sesering dan sebanyak yang kita mau"
Air mata kembali turun, Mew menangis sembari meremas kartu ucapan itu. Dia beberapa kali juga membenturkan kepalanya ke jok mobil karena rasa bersalah yang luar biasa.
Kalau saja dia menemani Gulf saat itu, semuanya tidak akan seperti ini, bahkan kartu ucapan yang ia pegang sekarang mungkin akan ada di tangan kekasihnya itu.
***
"Ada apa ini? Mean kenapa dia ada disini?" tanya Mew sembari membawa plastik makanan yang ia bawa saat menuju ke rumah sakit.
"Mew..." Mean menghampiri Mew yang bingung dengan keberadaan Bright "..lo pasti udah tau dia siapa kan. Dia kesini mau bantu donor darah Gulf, kebetulan golongan darahnya sama"
Mew menatap Mean jauh.
"Ayolah Mew, ini demi kebaikan Gulf"
"Bukankah rumah sakit sudah menyiapkan semuanya?"
Bright menghampiri Mew "Rumah sakit sedang kehabisan stok golongan darah A. Dan kebetulan golongan darah gue A, jadi gue mau bantu Gulf dengan ini"
Mew tersenyum sinis. "Biar gue aja"
"Darah lo bukan A Mew, inget itu" seru Mean
"Tapi cuma gue yang bisa nolong Gulf Mean. Gak ada orang lain, gue udah janji buat jagain dia, inget itu!!!"
Mean menatap Mew kasihan. "Yah.. cuma lo yang bisa jagain dia. Tapi sekarang yang Gulf butuhin darah A Mew, lo jangan egois sekarang. Hidup dan mati Gulf ada ditangan Bright. Untuk kali ini gue gak sejalan sama lo, maaf"
Mew meremas rambutnya. Makanan yang ia bawa tumpah di lanti. Kekesalan kembali memuncak. Beberapa kali dia mencoba membenturkan kepalanya di tembok namun Mean dan Bright berhasil mencegahnya.
"Lo jangan gila! Dengan lo kayak gini, Gulf gak akan sembuh, lo malah memperkeruh keadaan!" sungut Mean sembari menatap Mew
Mew merangkul tubuh Mean dan kemudian dia menangis di bahu temannya itu.
"Gue gagal Mean. Gue gagal, harusnya gue bisa jagain dia, bisa lindungin dia, tapi apa? Sekarang gue malah bikin dia kayak gini, cowok macam apa gue ini"
Mean mencoba menenangkan Mew, dia menepuk pundak temannya itu pelan. "Gak ada yang perlu disesalin disini, yang perlu kita lakuin sekarang adalah menyembuhkan Gulf"
"Biar gue urus semuanya dulu deh, supaya dokter juga cepet ambil tindakan selanjutnya" seru Bright kemudian pergi menuju ruang dokter di ujung lorong.
Mean mengangguk.
Selepas kepergian Bright, pembicaraan antara Mew dan Mean kini berpusat pada pemuda yang baru saja meninggalkan mereka itu.
"Dan gue minta sama lo Mew, sikap lo sama Bright gak musti kayak gitu. Ini gak ada hubungannya sama dia. Dia kesini cuma ingin nolong Gulf"
Mew tertunduk.
"Dan untuk urusan siapa yang memukuli Gulf, gue udah tau siapa mereka. Nanti gue akan kasih tau lo..." Mew mengangkat kepalanya "...tapi gak sekarang, suasananya belum tepat"
"Lo harus kasih gue sekarang Mean, siapa mereka dan kenapa mereka memukuli Gulf"
"Jangan sekarang Mew, belum tepat"
"Mean. Lo tau gue kan?"
"Apa boleh buat, tapi gue udah peringatin lo tentang ini yah, jadi kalau terjadi apa-apa gue gak tanggung jawab"
Mew mengangguk pelan.
***
Setelah mengetahui informasi siapa mereka yang memukuli Gulf. Mew datang kesuatu tempat.
Disana dia melihat banyak sekali mobil dan motor terparkir. Suasana yang cukup ramai, bahkan beberapa gadis tampak berdiri tidak jauh dari dirinya berada.
Sebuah tempat yang bisa dibilang tidak asing untuknya. Sebuah bar dengan lampu kerlap kerlip dan suara musik yang kencang.
Mew pun masuk kedalam bar itu. Disana sangat ramai hingga beberapa kali Mew menabrak orang karena terlalu padat.
Namun sejauh mata memandang, orang-orang yang Mew cari tidak nampak dimatanya. Beberapa kali pula dia salah orang karena mengira orang yang ia temui adalah orang yang ia cari.
"Disini terlalu ramai" desisnya
Setelah keluar bar ekor matanya melihat pemuda yang sangat familiar, itu orang yang ia cari.
"Itu bisa jadi kakak atau kenalan dari gadis yang tempo hari menggangu Gulf di kantin kampus. Gue yakin mereka ada hubungannya dengan gadis itu. Dan info yang gue tau, mereka sering nongkrong di salah satu bar yang terkenal disini, jadi lo bisa cari mereka disana"
****
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)
Fanfiction"Menjadi milikmu sepenuhnya bukan termasuk impianku, tapi aku sangat bersyukur untuk semuanya..." - Mew ♡ Start 03 Maret 2020