4 - Kemarahan seorang Gulf

2.6K 214 11
                                    

Gulf berjalan menyusuri halaman kampus dengan senyum yang merekah. Dia merasa sangat senang dengan kejadian malam tadi. Mew membuatnya menjadi orang yang paling bahagia didunia, dia merasakan nikmat yang luar biasa.

"Pagi Gulf"

"Pagi Mean, tumben lu gak bareng sama Plan?"

Mean memonyongkan bibirnya. "Ma Plan pulang, jadi hari ini gue kehilangan separuh hidup gue"

Gulf tersenyum sembari memukul temannya itu "Lebay lo"

"Pagi Gulf"

Bright menghadang langkah mereka berdua. Gulf yang canggung hanya bisa membalas sapaan pemuda itu dengan senyuman. Sementara Mean bingung dengan kehadiran pemuda yang pertama kali ia jumpai ini.

"Lo kenal dia Gulf?"

Gulf mengangguk. "Bright, kenalin ini temen gue Mean. Mean, ini Bright admin halaman cyuti boy"

"Cuties boy Gulf" sambung Bright dengan sedikit senyuman

"Iya maksud gue itu"

Mean menatap Bright dari ujung kaku hingga kepala. Dia menatap pemuda di hadapan mereka dengan seksama.

"Sumpah lo admin halaman facebook itu?"

Bright mengangkat satu alisnya menandakan iya.

Mean segera menyambar tangan Bright dan membolak balikan tubuh pemuda itu. "Mana kamera lo, atau lo pake handphone buat ambil foto yah. Gue mau juga dong kayak Gulf"

"Katanya kemarin lo gak mau masuk halaman itu, takut pacar lo yang lucu itu marah" seru Gulf terkekeh.

"Lo gak bilang sih kalo kenal sama adminnya" ketus Mean

Bright tersenyum "Hari ini gue lagi gak bawa kamera, jadi lain kali yah"

Mean kecewa, segera wajah antusiasnya berubah lesu.

"Tapi gue janji besok gue foto lo deh. Lo tunggu aja foto lo dihalaman gue" sambung Bright mengembalikan semangat Mean yang hilang.

"Oh iya Bright. Ada apa pagi-pagi nyari gue?" tanya Gulf heran

"Ah iya gue sampe lupa. Ginih Gulf, banyak tawaran masuk ke gue lebih tepatnya sih tawaran ke elo. Setelah foto kemarin gue upload, banyak banget agensi model nawarin lo buat jadi model mereka. Yah kebetulan beberapa agensi punya temen gue, jadi gue pikir lo berhak buat masuk ke agensi mereka" jelas Bright

"Hah?"

"Hah heh hah heh. Lo paham gak sih yang dia omongin?" sungut Mean

"Nggak. Lagian muka gue gak cocok jadi model, buktinya foto itu aja gue pas lagi pake masker, jadi orang hanya liat mata gue"

Mean memegang wajah Gulf. Dia melihat mata temannya itu dengan seksama. "Mata lo emang bagus kok" ucapnya

"Apaan sih, gak usah ikut-ikutan Mean" ketus Gulf menepis tangan temannya itu.

"Jadi gimana Gulf, lo bersedia gak?"

"Hmm.. buat sekarang gue belum tertarik Bright. Lagipula gue benci di foto. Lo tau, pas foto gue ada di halaman lo aja gue mau marah. Tapi karena kata lo bayaran nya lumayan, jadi gue ijinin foto itu dipajang"

Bright terdiam. "Okeh deh Gulf, gue juga belum iyain tawaran mereka juga. Tapi kalo lo berubah pikiran, lo bisa hubungi gue yah"

Gulf tersenyum. Setelah itu Gulf dan Mean pamit masuk kelas mereka dan meninggalkan Bright sendirian.

***

Gadis-gadis masih terus mengikuti kemanapun Gulf pergi. Suara teriakan histeris bahkan membuat Gulf dan Mean merasa risih. Beberapa kali Gulf mengusir mereka secara halus namun tidak butuh waktu lama mereka kembali lagi.

"Lama-lama gue risih juga sama mereka" ucap Mean sembari memakan nasi miliknya

Kantin siang itu lumayan ramai. Beberapa kursi terisi oleh pengunjung kantin dan sisanya lagi untuk kerumunan penggemar Gulf. Bahkan beberapa pengunjung yang ada merasa risih dan pergi meninggalkan kantin setelah makanan mereka habis.

"Lo aja risih. Gimana gue. Lo tau, setelah foto itu publish, udah banyak banget coklat sama bunga yang gue terima. Zaman sekarang jadi terkenal tuh gampang ternyata, tapi gue paling gak suka efeknya aja sih. Ganggu banget" jelas Gulf sembari meminum minuman miliknya.

"Ya mau gimana lagi. Lo juga udah setuju tuh foto di pajang kan"

"Tapi gue gak pernah mikir kalo efeknya tuh segede ini"

Saat mereka sedang asik mengobrol satu sama lain, seorang gadis dengan tubuh ramping dengan rambut panjang datang menghampiri mereka.

"Hai P'Gulf"

"Hai? Kenapa, ada yang bisa gue bantu?"

Tanpa aba-aba gadis itu langsung mencium pipi Gulf yang membuat gadis-gadis yang berkerumun melenguh kesal. Suara lenguhan penggemar itu terdengar seperti kerumunan penggemar yang sedang menonton pertandingan tinju.

Gulf bangkit. "Lo kenapa sih hah?!" sentak Gulf kesal

Gadis itu merundukan kepalanya. Dan tanpa Gulf duga gadis di hadapannya segera memeluknya erat.

"Lo kenapa sih?!" Gulf sekuat tenaga melepaskan pelukan gadis itu. Bahkan kali ini gadis itu dengan berani memegang kemaluan milik Gulf.

Mean yang melihat kemudian membantu melepaskan gadis itu. Tapi gadis itu memeluk Gulf dengan eratnya. Mean kewalahan sendiri dibuatnya.

"Hei... lepasin gak!!" teriak Gulf

Teriakan sorak sorai dari penggemar pun salih bersahutan, mulai memanas dan terdengar lebih keras.

Akhirnya sekuat tenaga Gulf berhasil melepaskan pelukan gadis itu.

"Denger yah, gue hargai lo sebagai cewek. Tapi sikap lo ke gue gak bisa gue maafin. Lo udah nyentuh apa yang gak harusnya lo sentuh!" Gulf menarim nafas panjangnya "Kalo cowok, udah habis lo sama gue. Dan inget, ini pertemuan terkahir kita, jangan pernah lo muncul di hadapan gue lagi. Paham!!"

Setelah mengatakan itu Gulf membanting meja hingga gelas minumannya jatuh ke lantai. Pecah. Setelah itu Gulf pergi dengan amarah.

Mean segera menyusul kepergian Gulf yang hilang di antara kerumunan siswa yang melihat mereka. Dia menerobos kerumunan itu sembari membawa tas miliknya dan tas Gulf yang tertinggal.

Gadis aneh itu menatap kepergian Gulf dengan tajam. Air mata turun membasahi pipinya, gemertak gigi dan urat yang menonjol dari leher menegaskan kalau gadis itu marah dan kecewa. Teriakan demi teriakan ia terima dari gadis-gadis yang melihatnya. Bahkan beberapa botol minuman mineral melayang menghantam tubuhnya.

****

TBC

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang