17 - Kepercayaan

368 29 0
                                    

Setelah menangis bersama didalam kamar rawat Mew. Jan dan Gulf memilih untuk membicarakan hal yang tadi mereka bicarakan di kantin rumah sakit. Jam pun sudah menunjukan pukul 13.00 yang berarti jam besuk rumah sakit sudah selesai.

Jan dan Gulf duduk disebuah bangku panjang disalah satu sudut kantin. Mereka berhadapan dengan satu minuman masing-masing dihadapan mereka. Beberapa pengunjung dan staff rumah sakit yang berlalu lalang membuat suasana kantin siang itu terasa ramai.

Gulf melempar pandang dengan gadis yang duduk dihadapannya ini. Air dingin dengan warna merah dihadapan mereka bedua mencair karena sama sekali tidak mereka sentuh.

"Aku mengijinkan P'Gulf untuk datang menemui P'Mew selama di dirawat..." ucap Jan membuka obrolan canggung mereka

"... tapi kalau sampai P'Gulf hanya menyakakiti perasaan P'Mew, aku tidak akan tinggal diam" sambung gadis itu mengambil gelas minuman yang ada di hadapannya.

Mata Gulf berbinar. Seolah dia mendapatkan sebuah jackpot setelah mendengar ucapan Jan.

"Benarkah itu Ja...n?"

"Jan, panggil saja aku seperti itu"

"Aku.. aku sama sekali tidak tau harus berkata apa sekarang. Rasanya aku sedang mendapatkan kesempatan kedua untuk kesalahanku kemarin, terima kasih banyak Jan" ucap Gulf sumringah

"Aku tau kalian saling mencintai. P'Mew menunjukan semua itu padaku. Tapi kumohon P' jangan lagi kamu menyakiti hati dia. Dia terlihat kuat diluar, tapi selama aku mengenal dia, dia adalah laki-laki yang lemah untuk urusan cinta"

Gulf terdiam.

"Kamu akan melihatku membahagiakan dia Jan. Aku janji akan hal ini..." Gulf mengenggam tangan Jan lembut "... kau akan tau kalau ucapan Mew terhadapku itu benar. Aku menyesal kita mengenal satu sama lain di situasi seperti ini. Harusnya aku menunjukan sisi terbaikku padamu"

Jan tersenyum kecil. "Lagipula aku melihat P'Gulf ini benar-benar tulus mencintai P'Mew, dan dia akan bahagia saat bersamamu"

Gulf mendengar itu kemudian mengencangkan genggamannya pada Jan.

"Terima kasih sudah memberikan kepercayaan itu padaku Jan" ucap Gulf pelan sembari tersenyum

***

Gulf menyusuri lorong kampus, dia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Mean. Namun sudah 10 menit dia mencari keberadaan temannya itu, nihil, bahkan pesan dan panggilan telpon pun tidak mendapatkan respon.

"Gulf"

Suara pria membuyarkan kebingungan Gulf. Dia berbalik mencari tau siapa sumber suara tersebut, rupanya di ujung lorong sudah berdiri Bright lengkap dengan kamera yang menggantung di lehernya.

Gulf ingat, setelah ingatannya kembali ini kali pertama dia melihat Bright lagi. Tapi kenapa beberapa hari ini dia tidak menemuinya.

"Gimana keadaan lu?" Tanya Bright sembari menepuk pundak Gulf pelan

"Gu..gue baik, lu sendiri kemana aja baru keliatan" tanya Gulf penasaran

Bright terdiam sembari memutar otaknya mencari kata yang tepat.

"Ada hal yang perlu gue selesain dulu" ucapnya sedikit menurunkan suaranya

Gulf dan Bright terdiam bersama

"Masalah yang kemarin, pas gue cium el.." belum juga Gulf menyelesaikan ucapannya, Bright memotongnya sepihak

"Tunggu, lu jangan terusin itu, okeh gue paham, saat itu kan lu ingetnya kalo gue ini pacar lu..." Bright tersenyum tipis "...justru yang harusnya minta maaf kan tuh gue, gue malah manfaatin keadaan lu kemarin"

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang