5 - Dinding pelindung

2.2K 215 5
                                    

Gulf duduk di tempat tidur, menyilangkan kakinya dengan muka kesal. Tidak berapa lama pintu terbuka, Mew masuk dan segera melepaskan sepatunya.

"Tumben pulang cepat, kenapa?" tanya Mew sesaat setelah menaruh tas miliknya

"Gulf, kenapa?"

Mew mendekati Gulf yang sedari tadi tidak menjawab pertanyaanya. Dia duduk disebelah kekasihnya itu dan memegang pundaknya pelan.

"Ada apa?"

Gulf memalingkan wajahnya kearah Mew. Menatap pemuda di hadapannya lekat. Tanpa Mew duga Gulf segera membenamkan wajahnya di dada Mew, suara tangis pun pecah.

"Hey.. ada apa Gulf? Apa ada orang yang menyakitimu?"

Gulf terus menangis, Mew merasakan air mata Gulf mengalir di dadanya.

"Bilang ke aku ada apa?" ucap Mew sembari mengusap rambut Gulf pelan.

Gulf mengangkat wajahnya. Air mata sudah merusak wajah tampannya.

"Kenapa?" tanya Mew sembari membersihkan air mata yang merusak ketampanan Gulf.

"Efek foto itu Mew, yang aku takutkan terjadi" ucap Gulf sembari terisak.

"Efek foto? Maksud kamu?"

Gulf menyeka air matanya. "Tadi di kantin kampus ada gadis aneh menghampiri aku dan Mean. Dan dia melakukan hal yang paling aku benci"

"Hah?!" Mew kaget bukan main "Apa yang dia lakukan ke kamu, sampai kamu menangis seperti ini? Katakan Gulf"

"Dia... dia mencium dan menyentuh adik kecilku"

Setelah mendengar ucapan Gulf, Mew marah besar. Pemuda itu terdiam seribu bahasa.

"Aku sudah pernah bilang kan, kalau efek foto seperti ini bisa berbahaya" sambung Gulf

"Tapi bukannya kamu minta foto itu di hapus?"

Gulf menggeleng. "Aku menyetujui foto itu, tapi aku tidak pernah menyangka kalau efeknya separah ini"

"Bright? Dia admin halaman itu kan? Biar aku bicara sama dia" Mew bangkit, namun Gulf berhasil menahannya pergi.

"Bukan salah Bright. Aku yang mengiyakan foto itu, dan Bright tidak ada sangkut pautnya dengan gadis itu"

"Kenapa kamu terus membela orang asing itu Gulf, aku hanya khawatir denganmu, apa aku salah?!" sentak Mew melepaskan genggaman tangan Gulf.

Gulf merangkul pinggang Mew. "Aku tau. Tapi ini murni kesalahan gadis itu. Aku hanya tidak ingin kamu membuat masalah baru dengan Bright"

Mew terdiam.

"Yang aku butuhkan sekarang adalah kamu Mew. Dinding pelindung kamu akan melindungiku bukan?"

Mew duduk, dia segera merangkul tubuh Gulf erat.

"Pasti. Aku akan siap melindungi kamu kapanpun dan dimanapun. Aku janji"

Gulf meletakan kepalanya di bahu Mew, senyum tersungging dari bibirnya. Untuk sekarang dia merasa sedikit tenang, akan ada orang yang siap melindunginya 24 jam.

***

Gulf berjalan menyusuri jalanan kecil sembari membawa kantung plastik 7 eleven di tangannya. Wajah sumringah dengan pipi merah menandakan kalau dia sedang bahagia.

Bagaimana tidak, Mew mengajaknya makan malam berdua yang tentunya romantis malam ini. Dan yang di kantung plastiknya ini kalian tau apa. Yup, beberapa "permen karet" aneka rasa yang setiap malam selalu memanjakan Gulf dan membuatnya seperti di syurga.

"Jadi lo yang ganggu adik gue?!"

Beberapa pria berbadan tinggi datang mengahadang langkah Gulf. Pemuda-pemuda itu melihatnya dengan tatapan penuh benci. Seperti harimau yang siap menyerang buruannya kapan saja.

"Siapa kalian? Ada perlu apa?" tanya Gulf khawatir

"Diem lo banci. Beraninya bikin nangis cewek doang. Kalo berani sini bikin nangis gue!!"

Gulf kesal. Dia segera menyerang pemuda itu namun kedua pemuda lainnya segera menangkap dan mengunci tubuh Gulf.

Dengan membabi buta pemuda di hadapannya kini memukuli Gulf dengan kencang. Beberapa kali pukulan itu mengenai titik lemahnya. Tidak berhenti sampai situ, pemuda-pemuda itu pun memukuli wajah Gulf bergantian. Hingga darah segar membasahi wajah tampan Gulf.

"Beraninya lo keroyokan yah"

Suara Mew dari ujung jalan menarik perhatian pemuda-pemuda itu.

"Banci kalian bilang. Terus kalo dia banci, kalian kalian ini apa yang beraninya keroyokan?!"

Pemuda-pemuda itu menjatuhkan tubuh Gulf ketanah. Gulf amburk hingga memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Setelah selesai dengan Gulf, pemuda-pemuda itu kini menyerang Mew dengan cepat. Beberapa serangan mereka arahkan ke titik vital Mew, tapi dengan sigap Mew menepisnya dan bahkan membalas serangan mereka.

Tidak butuh waktu lama untuk Mew mengalahkan pemuda-pemuda itu. Setelah babak belur mereka pun pergi meninggalkan Mew yang terlihat kelelahan mengalahkan mereka.

"Gulf.."

Mew menghampiri Gulf yang sudah tidak sadarkan diri. Dia dengan sigap membawa tubuh kekasihnya itu kerumah sakit. Tanpa pikir panjang Mew menggendong Gulf dan membawanya pergi.

Jarak dari tempatnya ke mobil lumayan jauh, beberapa kali Mew berhenti sekedar menaikan tubuh Gulf yang mulai turun dari punggungnya. Dengan susah payah pemuda itu membawa kekasihnya kedalam mobil.

"Bertahanlah Gulf, kita akan sampai"

****

TBC

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang